Tag Archives: cinta

Nasihat untuk yang jatuh Cinta

Oleh: Ustadz Jamil Azzaini

Anak saya yang pertama, Nadhira Arini Nur Imamah (Dhira), sedang jatuh cinta. Saya tahu karena ungkapan hatinya ia tuliskan di blog pribadinya. Selain itu, saya juga BBM-an dengannya sehingga saya sudah tahu juga siapa lelaki yang dicintainya. Wajah lelaki itu perpaduan antara wajah saya dan anak lelaki kedua saya, ganteng. Hehehe…

Setelah mengetahui hal itu akhirnya saya menasihati Dhira. Sengaja saya tuliskan nasihatnya disini dengan harapan bisa menginspirasi banyak orang.

Anakku, saat kau jatuh cinta, kau tetap tak boleh pacaran. Biarkan kau tetap terbungkus rapi dan kulit lembutmu hanya boleh disentuh oleh suamimu. Ketahuilah bila kau jatuh cinta dengan seseorang, belum tentu itu jodohmu. Maka tetap mintalah kepada yang Maha Tahu untuk diberi jodoh terbaik bagimu.

Ketahuilah, wanita yang hebat itu yang menyayangi anak-anaknya dan itu dibuktikan dengan mencarikan ayah yg tepat buat anaknya. Ayahmu ini berharap, kau termasuk di dalamnya. Anakku, apa yg kau harapkan belum tentu kau dapatkan. Ingatlah rencana Allah adalah rencana terbaik dibandingkan rencana terbaik seluruh penduduk bumi sekalipun.

Agar kau diberi “pangeran” terbaik tugasmu hanya memantaskan diri dan minta kepada Allah. Semakin kau sering mengadu dan dekat kepada Allah maka Dia akan mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Jangan ragu, Dialah yang Maha Tahu jodoh terbaikmu. Bila sebelum Subuh kau selalu menangis kepada-Nya, tak mungkin Dia tega memberi “pangeran” yang tak bermutu kepadamu.

Walau kau jatuh cinta, jangan serahkan hatimu kepada lelaki itu, karena boleh jadi menurut Allah dia bukan “pangeranmu”. Tetaplah serahkan hatimu kepada Allah dan setelah Allah kirim “pangeran” kepadamu, baru serahkan hatimu kepada “pangeran” itu. Air matamu di hadapan Allah dan kesabaranmulah yang membuat Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu.

Bukti bahwa kau wanita hebat, kau tetap lebih sering mengingat Allah dibandingkan lelaki yang kau jatuh cintai. Bila Allah yang dihatimu, Dia akan kirimkan “pangeran” original kepadamu. Namun bila kau menjauh, Allah akan kirim pangeran KW-3 bahkan mungkin KW-10 kepadamu. Dan itu akan menyiksa hidupmu dan berkuranglah rasa banggaku kepadamu.

Anakku, lelaki yang cocok buat anak-anakmu adalah yang berani datang menemui ayahmu untuk melamarmu dan bukan yang pandai memainkan perasaanmu. Percuma bila ada lelaki yang kau cintai tetapi dia tak punya nyali bertemu dengan ayahmu.

Saat ini ayahmu hanya bisa berdoa agar Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Dan semoga yang dikirim oleh Allah adalah lelaki yang telah membuat kau jatuh cinta.

Terakhir, Ingatlah selalu kebiasaan di keluarga kita: Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus. Semoga kau menjadi kekasih Allah sehingga kau dikirimi kekasih terbaik menurut Allah dan juga menurutmu. Anakku, bapak percaya padamu dan sepenuh hati mencintaimu…

Salam SuksesMulia!

Anak TK Bicara Pacar? Kenalkan Makna Cinta pada Anak Sejak Dini

kenalkan arti cinta sesungguhnya pada anak-anak kita
kenalkan arti cinta sesungguhnya pada anak-anak kita

BAHASAN tentang cinta seolah tiada tepinya. Berbagai macam sudut pandang hadir ke permukaan untuk mendefinisikan secara pasti tentang arti cinta yang sesungguhnya.

Namun, pada umumnya cinta banyak dikupas pada aspek hubungan spesial antara pria dan wanita dewasa. Selebihnya, kurang mendapat perhatian memadai. Padahal, dalam kehidupan, bukan hanya remaja, anak kecil pun sudah akrab dengan kata cinta.

Anak-anak kita hari ini, disadari atau tidak telah terkontaminasi dengan pengertian dan praktik cinta yang salah, khususnya pada aspek hubungan lawan jenis. Bisa dibayangkan, anak belum TK saja sudah biasa mengatakan kata pacar.

Lebih dari sekedar kata, anak-anak balita ini juga memberi perhatian khusus kepada teman yang diakuinya sebagai pacar. Seorang ibu pernah bertutur, suatu saat anak putrinya terlihat cukup sibuk mempersiapkan sesuatu yang akan dibawa ke sekolah. Setelah diteliti, ternyata ada buah dan susu mineral yang lebih dari satu.

Keesokan harinya, sang ibu bertanya kepada anaknya. “Nak, kenapa kemarin bawa buah dan susu agak banyak?” Sang anak menjawab polos, “Itu kan untuk pacar aku di sekolah ma. Dia itu anaknya baik, suka ngasih susu juga ke aku. Teman-teman bilang dia itu pacarku,” jelasnya.

Berikan Pemahaman

Mungkin ada beragam pendapat terhadap kasus tersebut. Tetapi yang namanya anak, meskipun secara umur, akalnya belum mampu bekerja secara dewasa, tetapi memori dan perasaannya sudah mulai aktif. Kita tidak bisa bayangkan, jika suatu saat dia dewasa dan menikah, kemudian menganggap masa sekolah dengan pacarnya itu dianggap sebagai masa paling indah.

Jelas ini suat kekeliruan. Belum lagi, kalau kemudian ada kemungkinan yang mengarah hubungan masa kecil itu bersemi kala dewasa. Sementara satu di antaranya telah berumah tangga. Jelas ini bahaya. Mungkin, ini terlalu jauh, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa memori kebanyakan orang bersama pacar adalah memori yang sulit dilupakan.

Untuk itu, tugas orangtua di era modern ini tidak cukup pada soal anak berangkat sekolah atau tidak. Tetapi lebih jauh harus memantau pergaulan anak-anaknya, meskipun masih usia TK atau balita. Karena, pada masa tersebut, memori sudah aktif dan perasaan juga sudah bekerja.

Kasus lain cukup menggelikan, tetapi ini berdampak serius terhadap pemahaman anak. Suatu saat di senja hari, anak-anak bermain bersama teman sebayanya. Seorang bu melihat tanpa sengaja, putrinya berpelukan dan berciuman dengan anak tetangga yang laki-laki.

Usai makan malam, sang ibu bertanya. “Kenapa tadi mainnya kok pakai ciuman dan pelukan segala?” Anaknya dengan santai menjawab, “Itu kasih sayang ma. Aku sayang sama teman-temanku.”

Tentu ini satu peristiwa yang boleh jadi kasuistik. Tetapi, kalau dinalar secara sederhana saja, pemahaman dan praktik cinta yang salah ini memang merebak dimana-mana, terutama di televisi. Berbagai tayangan film, sinetron, termasuk iklan produk, bahkan kini juga masuk dalam dunia komedi, secara perlahan namun pasti semua itu merasuki otak anak.

Maka di sini, para orangtua mesti waspada. Pepatah mengatakan, kebakaran besar terjadi berawal dari percikan api yang kecil, namun tidak disadari dan dibiarkan. Lantas bagaimana kita memahamkan masalah cinta dan kasih kepada anak-anak.

Islam telah memberikan panduan jelas tentang hal ini. Pertama, orangtua mesti mengenalkan kepada anak-anaknya perihal jenis kelamin. Anak harus tau bahwa dirinya perempuan atau laki-laki. Setelah itu, masuk satu penjelasan bahwa seorang perempuan dilarang berciuman atau berpelukan dengan teman laki-laki.

Kedua, anak diarahkan untuk memahami apa itu cinta dan kasih sayang. Berciuman dan berpelukan itu memang tanda cinta dan kasih sayang. Tetapi itu hanya berlaku dalam keluarga, anak kepada ayah, atau ayah kepada ibu. Ciuman dan pelukan itu tidak berarti cinta dan kasih bagi anak-anak yang beda jenis kelamin.

Pengertian ini mungkin dianggap terlalu berlebihan atau lebay dalam bahasa gaulnya, tetapi ini harus masuk dalam sistim kesadaran anak-anak kita sendiri, sebagai kandidat Muslim penerus generasi umat.

Ketiga, selain membiasakan berjilbab bagi anak perempuan, setiap hari orangtua mesti memberikan atau menguji pemahaman anak perempuannya perihal jilbab. “Kenapa pakai jilbab,” misalnya suatu saat kepada anak yang sudah biasa berjilbab. Hal ini untuk mengetahui apakah anak sudah memahami atau sekedar terbiasa berjilbab saja.

Tanamkan Rasa Cinta Kepada Allah

Tugas terberat para orangtua adalah menanamkan rasa cinta kepada Continue reading Anak TK Bicara Pacar? Kenalkan Makna Cinta pada Anak Sejak Dini