Sinopsis

Cerita pada film “George of The Jungle” bermula dari adanya kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh penumpangnya, kecuali seorang bayi. Bayi tersebut tersesat di hutan kemudian hidup bersama kera besar yang baik. George –demikian panggilan si bayi— tumbuh hingga dewasa bersama kera besar dan kawanan binatang lainnya di hutan. Tingkah laku George pun tidak seperti manusia selayaknya, namun lebih seperti tingkah laku kera besar, dia tinggal di atas pohon, suka memakan buah-buahan dari hutan, suka memukul-mukul dadanya, berteriak, dan bergelantungan dari pohon ke pohon lain. Mereka hidup damai di hutan.

Pada suatu hari datanglah kawanan manusia, yaitu Ursula Stanhope beserta rombongannya yang sedang melakukan safari ke wilayah Afrika. Di perjalanan, mereka bertemu dengan seekor singa. Rombongan itu pun lari terbirit-birit. Singa tersebut kemudian menyerang Ursula Stanhope yang merupakan satu-satunya perempuan di rombongan tersebut. Beruntunglah George mengetahui kejadian tersebut dan menolongnya sehingga Ursula Stanhope selamat. Ursula Stanhope yang terpisah dengan rombongan kemudian tinggal bersama George dan kawanan binatang lainnya. Perempuan tersebut menjumpai perilaku aneh pada diri George dan terkadang menirukan hal aneh yang dilakukannya.

Rombongan Ursula Stanhope mencari-cari dirinya. Kemudian mereka pun mengetahui keberadaan Ursula Stanhope yang tinggal bersama George yang mereka anggap aneh dan kawanan bintangnya. Mereka menyerang George dan kawanannya untuk mengambil Ursula Stanhope. Pada kejadian itu George tertembak dan terluka. Ursula Stanhope merasa bersalah dan merawatnya sekaligus membawa George ke rumahnya untuk mengenalkan peradaban manusia pada umumnya. Di tempat tinggal Ursula Stanhope yaitu di Amerika, George tetap dengan kebiasannya seperti di hutan. Orang-orang di sana menganggapnya aneh.

Ursula Stanhope ternyata mencintai George, walaupun sebenarnya dia sudah bertunangan dengan seseorang. Ketika dia memperkenalkan George pada orang tuanya, orang tuanyapun tidak menyetujui hubungannya dengan George. Kedua orang tuanya malah mengintimidasi George agar tidak berhubungan dengan Ursula Stanhope. Sementara George berada di Amerika, ternyata terdapat manusia yang mengganggu kawanannya di hutan. Manusia tersebut menculik kera besar yang merupakan sahabatnya. Setelah diberi kabar mengenai kejadian tersebut oleh sahabat burung, George langsung pergi menuju hutan tempat tinggal sebelumnya dan meninggalkan Ursula Stanhope di Amerika. Setelah melakukan pencarian, akhirnya George menemukan penculik yang sedang membawa kera besar menuju ke luar hutan. Setelah berkelahi, George berhasil merebut kera besar dari penculik. Setelah mengetahui George tidak ada di rumahnya, Ursula Stanhope pergi ke hutan untuk bertemu dengan George lagi. Akhirnya George dan Ursula Stanhope menikah. Mereka hidup bahagia di hutan dan mempunyai anak.

Analisis Film

Dari film “George of The Jungle” dapat ditarik pelajaran bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap karakter seseorang. Seperti digambarkan pada film tersebut, yaitu George yang sejak bayi hidup bersama kera dan kawanan binatang lainnya, perilakunya menjadi seperti kera yang suka memukul dada, berteriak seperti suara kera, dan begelantungan dari pohon ke pohon lain. Padahal George merupakan manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia tidak dengan sendirinya menjadi manusia pada umumnya. Terdapat penanaman nilai dan pendidikan yang mengarahkan manusia untuk berperilaku demikian dan demikian seperti yang dilakukan manusia pada umumnya agar dapat menjadi manusia “normal” dalam pandangan masyarakat. Sedangkan yang terjadi pada George adalah sejak bayi hidup dan tumbuh hingga dewasa bersama kera di hutan dan tidak pernah melihat manusia.

Menurut Rifa’i dan Anni (2012), terdapat 9 masa perkembangan untuk membentuk karakteristik seseorang, yaitu:

  • Masa Pranatal

Periode ini dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada kelahiran, berlangsung sekitar 270 – 280 hari atau sembilan bulan. Ciri dari periode ini adalah pembawaan lahir (dasar perkembangan selanjutnya), pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, kondisi dalam lingkungan pralahir, dan sikap orang-orang yang berarti.

  • Masa Neonatal

Ciri dari periode ini adalah periode yang tersingkat, masa terjadinya penyesuaian yang radikal (dari lingkungan dalam ke lingkungan luar rahim), masa terhentinya perkembangan, pendahuluan dari perkembangan selanjutnya, dan periode yang berbahaya (sulit menyesuaikan diri secara radikal).

  • Masa Bayi

Periode ini memiliki ciri, antara lain, dasar yang sesungguhnya (terbentuk pola perilaku, sikap, ekspresi), pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat, berkurangnya ketergantungan, meningkatnya individualitas, permulaan sosialisasi (ingin menjadi bagian dari kelompok), permulaan berkembangnya penggolongan peran seks, dan permulaan kreativitas.

  • Awal Masa Kanak-kanak

Periode ini memiliki ciri, antara lain, usia sulit (perawatan fisik bayi), usia bermain, usia prasekolah, usia kelompok, usia menjelajah (ingin mengetahui keadaan lingkungan), usia bertanya, usia meniru, dan usia kreatif.

  • Akhir Masa Kanak-kanak

Ciri dari periode ini adalah usia yang menyulitkan (tidak lagi menuruti perintah), usia tidak rapi, usia bertengkar, usia sekolah dasar, periode kritis dalam dorongan berprestasi, usia berkelompok, dan usia penyesuaian diri.

  • Masa Puber

Ciri dari periode ini antara lain, periode tumpang tindih (antara masa kanak-kanak dan dewasa), periode yang singkat (2-4 tahun), dibagi dalam tiga tahap (prapuber, puber, pascapuber), pertumbuhan dan perubahan yang pesat, dan fase negatif (bersikap anti kehidupan).

  • Masa Remaja

Periode ini memiliki ciri, antara lain, periode peralihan, periode perubahan (perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan perubahan fisik), usia bermasalah, mencari identitas, menimbulkan ketakutan (orang dewasa menjadi takut bertanggung jawab), masa yang tidak realistik (memandang hal sebagaimana yang ia inginkan), dan ambang masa dewasa (mulai berperilaku seperti orang dewasa).

  • Masa Awal Dewasa

Ciri dari periode ini adalah masa pengaturan ( menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa), usia produktif, masa bermasalah, ketegangan emosional (kekhawatiran dalam menghadapi masalah pekerjaan, perkawinan, atau peran sebagai orang tua), keterasingan sosial (hubungan dengan teman pada kelompok di luar rumah menjadi renggang), masa komitmen, masa ketergantungan (masih ada rasa tergantung pada orang tua atau lembaga), perubahan nilai, penyesuaian diri dengan cara hidup baru, dan masa kreatif.

  • Masa Dewasa Paroh Baya

Ciri dari periode ini antara lain, periode yang sangat ditakuti (banyak stereotip yang tidak menyenangkan), masa transisi, masa stres, usia yang berbahaya, usia canggung, masa evaluasi, masa sepi, dan masa jenuh.

Perkembangan George bersama manusia hanya pada tiga tahap perkembangan, yaitu masa pranatal, masa neonatal, dan masa bayi. Tahap tersebut merupakan tahap awal perkembangan manusia dimana manusia mulai mempelajari lingkungan yang baru, dari yang sebelumnya di dalam rahim kini telah berada di dunia yang nyata. Pada tahap tersebut, bayi merekam apa yang dialami dan hanya bisa mencoba menirukannya, belum bisa membangun sendiri apa yang akan dilakukannya. George pada tahap tersebut terpisah dengan manusia dan masa perkembangannya berlanjut bersama kera, yaitu masa bayi, awal masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, masa puber, masa remaja, dan masa dewasa awal. Pada masa perkembangan tersebut manusia telah memperoleh banyak pengalaman dan mulai dapat mengkonstruksikan perilakunya sendiri. Pada masa remaja, merupakan masa manusia untuk mencari jatidiri. Manusia mencoba melakukan berbagai macam hal. Selanjutnya, yaitu pada masa dewasa awal, manusia akan membentuk karakter dirinya yang khusus dimiliki dirinya sendiri dan berbeda dengan orang lain. Berhubung masa perkembangan George pada tahap tersebut dijalani bersama kera, maka karakter yang terbentuk pada diri George menjadi seperti kera. Sebagaimana menurut Rifa’i dan Anni (2012), yang menjelaskan bahwa perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pada peristiwa yang dialami George adalah keluarganya telah tiada dan tinggal bersama kera, sekolah tidak dijumpai di hutan, serta masyarakat di hutan adalah kawanan binatang, maka wajar jika perilakunya menganut kera.

Terdapat hal yang berubah pada diri George ketika Ursula Stanhope mengajaknya untuk mengenal peradaban manusia dan mengajarinya untuk berperilaku sebagaimana manusia pada umumnya. Pada awalnya ketika berada di kehidupan orang Amerika, George masih berperilaku sama dengan apa yang dilakukannya di hutan. Setelah Ursula Stanhope memberikan pengertian kepada George mengenai bagaimana perilaku yang seharusnya dilakukan, George menyadari bahwa perilaku sebagian besar orang berbeda dengan perilakunya sehari-hari. Kemudian dengan arahan dari Ursula Stanhope, George mulai mencermati perilaku yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya dan menirukannya. George mengalami perkembangan lagi seperti perkembangan yang terjadi pada saat di hutan, yaitu dari melihat kemudian menirukan. Namun, jangka waktu yang digunakan George untuk memahami perilaku barunya sesuai dengan masyarakat Amerika lebih sedikit. Hal tersebut dikarenakan usia George yang sudah memasuki masa dewasa awal menjadikan dia lebih cepat dalam mengolah informasi yang didapatkan. George pun mulai memakai baju, menonton televisi, dan berperilaku lain layaknya manusia pada umumnya. Kini George memiliki pengalaman lebih banyak dan dia bisa menentukan perilakunya. Ketika George kembali ke hutan, ia kembali mengenakan pakaian hutannya, dan ketika acara pernikannya dengan Ursula Stanhope, pakaian yang ia gunakanpun juga sesuai.