bioPROFIL BIOTA FOUNDATION
1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya LSM Biota Foundation
Biota foundation awalnya didirikan oleh seorang aktivis lingkungan bernama Bapak Abdul Aziz. Abrasi yang terjadi di Desa Mangunharjo adalah satu penyebab didirikannya Biota Foundation. Panjang pantai di Desa Mangunharjo ialah 3,7 kilometer. sedangkan tambak yang ada ialah 256 hektar. Dengan adanya abrasi pantai tersebut, tambak-tambak yang ada di Desa Mangunharjo menjadi korban. Pada tahun 2005, tambak yang aktif kurang lebih adalah 70 hektar.
Pada tahun 1998 tambak di Desa Mangunharjo sangat cukup untuk menghidupi warga pemilik tambak. Dulu ketika orang menanam benih misalnya bandeng hanya 3 bulan sudah bisa menikmati hasilnya. Bahkan setiap pemilik tambak dapat pergi haji.
Pemanasan global dan perubahan iklim mengubah nasib para petani tambak. Mereka yang awalnya sangat merasa nyaman dengan memiliki tambak, mau tidak mau harus merelakan tambak mereka dimakan laut. Para petani tambak tersebut kemudian mencari pekerajaan lain menjadi buruh pabrik, buruh bangunan, dan lain-lain. Bahkan tidak jarang Pak Haji pun menjadi buruh bangunan. Hal tersebut menurut Pak Aziz adalah menjadi masalah kemiskinan baru.
Dari tahun 2000an, Pak Aziz berupaya untuk melakukan penanaman mangrove. Mengingat ekosistem mangrove di Desa Mangunharjo mengalami kepunahan yang mengancam perekonomian masyarakat petani tambak dan para nelayan. Upaya yang dilakukan Pak Aziz awalnya ialah melakukan sosialisasi dari RT ke RT. Sosialisasi pertama dimaksudkan untuk menghilangkan rumor yang beredar bahwa mangrove menyebabkan racun, Rumor tersebut berasal dari china yang menyatakan bahwa mangrove mengandung racun, namun setelah di teliti ternyata pohon mangrove tidak mengandung racun, akan tetapi pohon mangrove memiliki beberapa manfaat salah satunya adalah mengembalikan unsur hara pada tanah, selain itu zat-zat yang terkandung dalam mangrove juga dimanfaatkan oleh hewan-hewan laut, sehingga dari zat-zat tersebut dapat dimanfaatkan untuk membantu pembudidayaan penggemukan hewan laut seperti ikan, udang, dan kepiting.
Namun tidak semua warga menerima upaya yang dilakukan Pak Aziz. Kebanyakan masyarakat justru pesimis hal tersebut akan berhasil. Melalui kerja kerasnya akhirnya Pak Abdul Aziz berhasil meyakinkan masyarakat Mangunharjo akan pentingnya menjaga lingkungan pesisir, sehingga pada tahun 2003 Pak Abdul Aziz mulai memberdayakan masyarakat dengan melakukan pembangunan sabuk pantai. Sabuk pantai merupakan tanggul yang di bangun di daerah tepi pantai, dengan tujuan untuk menyelamatkan tambak yang tenggelam akibat abrasi, sehingga tambak tersebut dapat berfungsi seperti sedia kala. Selain itu pembangunan sabuk pantai juga berfungsi untuk meminimalisir abrasi pantai. Setelah tambak berfungsi kembali kemudian dibelakang tambak ditanami pohon mangrove.
Pembangunan sabuk pantai merupakan pembangunan yang berorientasi kemasyarakat sehingga masyarakat dilibatkan sepenuhnya dalam pembangunan tersebut, keterlibatan masyarakat dapat dilihat mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Sejak saat itulah kemudian berdiri lembaga pemberdayaan masyarakat yang sekarang dikenal dengan Biota Foundation.

2. Apa itu Biota Foundation?
Nama Biota Foundation adalah singkatan dari Bina Ekosistem Lestari. Lembaga yang diprakarsai oleh Bapak Abdul Aziz ini didirikan pada tanggal 5 Februari 2007. Biota Foundation terletak di Jalan Laut Mangunharjo RT 03/01 Kecamatan Mangunharjo, Kota Semarang. Biota Foundation merupakan salah satu lembaga yang peduli terhadap lingkungan pesisir dan pengembangan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemajuan dalam memanfaatkan sumber daya pesisir. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendirian Biota Foundation dilakukan karena munculnya permasalahan rusaknya lingkungan pesisir akibat dari dampak abrasi pantai yang terjadi sejak tahun Tahun 1986 di wilayah Tugu Bagian Barat Kota Semarang, serta punahnya ekosistem mangrove yang mengancam perekonomian masyarakat petani tambak dan para nelayan.
Biota Foundation merupakan lembaga non profit yang berlokasi di Kota Semarang yang selama ini telah melakukan kegiatan Konservasi, Pendidikan, Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat secara langsung mengenai pengelolaan dan pemanfaatan ekosistem mangrove untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan pesisir dengan gerakan menanam.
Lembaga ini memlilik program pengembangan budidaya mangrove untuk mendukung upaya pelestarian dan perlindungan daerah pesisir dan rehabilitasi ekosistem mangrove untuk menjamin kelestarian pesisir, mewujudkan perikanan berkelanjutan, perlindungan pesisir, wisata bahari dan kegiatan ekonomi lainnya. Sebagai media pengembangan budidaya mangrove yang telah mendapatkan atau memperoleh respon positif dari berbagai pihak sebagai tempat belajar, pelatihan riset atau penelitian dan kunjungan lapangan oleh berbagai pihak.
Biota Foundation memiliki visi yaitu melestarikan lingkungan pesisir berkelanjutan. Sedangkan misi dari Biota Foundation adalah mendampingi dan mengajak masyarakat dalam melestarikan lingkungan pesisir, meningkatkan kemajuan dalam memanfaatkan sumber daya pesisir.

PROGRAM PEMBERDAYAAN BIOTA FOUNDATION
Biota Foundation memiliki beberapa program diantaranya adalah program rehabilitasi, program pengembangan budidaya perikanan, program pengolahan dan pemanfaatan sumber daya pesisir. Dalam laporan ini, hanya akan dibahas satu program pemberdayaan masyarakat yaitu mengenai Program Rehabilitasi.

Program Rehabilitasi
Rehabilitasi mangrove disini dimaksudkan sebagai upaya untuk memanfaatkan fungsi mangrove seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Program rehabilitasi mengrove Biota Foundation tidak hanya dilakukan di Desa Mangunharjo saja, akan tetapi juga di wilayah lainnya seperti Kendal, Batang, dan sebagainya.
Adapun program rehabilitasi tersebut meliputi :
a. Merenacanakan lokasi untuk kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove.
Sebelum melakukan kegiatan rehabilitasi mangrove terlebih dahulu merencanakan lokasi yang memang dirasa perlu untuk ditanami mangrove. Seperti dalam rangka memperingati hari bumi, Biota Foundation merencanakan program penanamn mangrove di Pantai Ngebum, Desa Mororejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
b. Menyusun skala prioritas kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove
Menyusun skala prioritas disini maksudnya ialah menentukanlokasi tepat diadakannya rehabilitasi serta pihak-pihak yang terkait.

c. Pembibitan dan penanaman mangrove
Pembibitan dan penanaman mangrove dilakukan agarekosistemmangrove tidak punah dan akan semakin tertolongnya kerusakan pesisir akibat abrasi
d. Mengadakan kegiatan penanaman mangrove berbagai speseis secara berkala
Biota foundation secara berkala akan melakukan penanaman mangrove dengan berbagai spesies dan system penanaman yang berbeda.
e. Bekerjasama dengan stakeholder di bidang rehabilitasi ekosistem mangrove
Kerjasama yang dilakukan oleh Biota Foundation diantaranya adalah bekerjasama dengan PT. Djarum, CSR Kayu Lapis, Indonesia International Welcome, dan lain-lain. Seperti dalam kegiatan Peringatan Hari Bumi di Pantai Ngebum, yang mendapat bibit mangrove sebanyak 1000 pohon dari PT. Djarum serta Tong Sampah untuk kegiatan bersih pantai dari CSR Kayu Lapis. Selain itu Biota Foundation juga bekerja sama dengan komunitas pecinta lingkungan lainnya seperti kelompok CAMAR (Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun) di Kelurahan Tambak Rejo, Tanjung Mas.

METODE
Metode yang digunakan dalam program pemberdayaan masyarakat terutama rehabilitasi pohon mangrove oleh Biota Foundation ini diantaranya adalah:
1. Observasi
Sebelum melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat terlebih dahulu Biota Foundation melakukan kegiatan observasi. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi yang ada di masyarakat, dan apa yang di butuhkan oleh masyarakat. Dalam kegiatan observasi ini, Biota Foundation mengumpulkan data apa yang dikeluhkan oleh masyarakat.
2. Diskusi
Setelah diperoleh data observasi di lapangan kemudian pihak Biota mengadakan diskusi mengenai apa yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut. Dalam diskusi tersebut Biota Foundation merumuskan masalah untuk mencari solusi dari apa yang masyarakat keluhkan. Setelah itu Biota Foundation menawarkan solusi kepada masyarakat. Selain menawarkan solusi Biota Foundation bekerjasama dengan masyarakat agar program pemberdayaan tersebut tepat sasaran. Setelah terjadi kesepakatan antara pihak Biota Foundation dan masyarakat yang akan diberdayakan maka dilakukanlah penarikan kesimpulan. Dari penarikan kesimpulan tersebut akan diketahui apakah masyarakat perlu dibentuk kelompok atau tidak. Setelah pembentukan kelompok Biota Foundation menyalurkan kelompok tersebut untuk bekerjasama dengan dinas yang terkait. Dari kelompok tersebut kemudian merancang program-program pemberdayaan.
3. Survey Lapangan
Survey lapangan disini maksudnya kelompok binaan dari Biota Foundation melihat kembali ke kalpangan apakah program pemberdayaan yang mereka rancang sesuai ataukah tidak dengan kondisi di lapangan.
4. Rapat Koordinasi Program Kerja
Setelah dilakukan survey lapangan oleh kelompok binaan Biota Foundation, kemudian dilakukan rapat koordianasi antara kelompok binaan dengan Biota Foundation. Dari hal tersebut akan ditemukan program kerja apa saja yang kiranya dapat meningkatkan Sumber daya yang ada.

PELUANG DAN HAMBATAN
Dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah memahami konsep. Ketika kita tidak memahami konsep pemberdayaan yang akan kita lakukan maka hal tersebut menjadi kendala terbesar untuk mencapai keberhasilan program pemberdayaan. Jika kita tidak memegang konsep maka keberlangsungan program tersebut tidak akan searah dengan tujuan yang diharapkan.
Peluang dengan adanya program pemberdayaan masyarakat oleh Biota Foundation adalah dapat mengembangkan visi dan misi dari Biota Foundation itu sendiri. Dengan pembentukan kelompok-kelompok binaan maka masyarakat yang memperhatikan kelestarian lingkungan semakin bertambah. Hal tersebut akan memberikan keuntungan yang besar bagi kehidupan masyarakat.

MANFAAT DARI PROGRAM PEMBERDAYAAN
Manfaat dari adanya program rehabilitasi mangrove antara lain sebagai berikut:
1. Menjaga kelestarian pesisir
2. Meminimalisir terjadinya abrasi
3. Memfungsikan kembali tambak yang sudah tidak produktif
4. Meningkatkan penghasilan masyarakat ( misalnya pembuatan kue, klepon, dan pudding dari buah mangrove)
5. Mengembalikan unsur hara tanah
6. Wisata Bahari, dan lain-lain.

Jika program rehabilitasi dikaitkan dengan tiga tahapan pemberdayaan, maka program tersebut telah memenuhi ketiga tahapan pemberdayaan. Tahap penyadaran dilakukan pada tanggal 18 April malam yaitu dengan adanya renungan malam tentang kedaan bumi dan lingkungan kita. Tahap pengkapasitasan dilakukan dengan adanya pemberian conto dan pelatian sebelum menanam mangrove. Tahap pendayaan yaitu usaha ekonomi masyarakat yang mayoritas di pertambakan menjadi lebih produktif setelah ditanami pohon mangrove.

SIMPULAN
Biota Foundation adalah lembaga yang bergerak dibidang pelestarian lingkungan pesisir dan pengembangan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemajuan dan memanfaatkan sumber daya pesisir. Biota Foundation memiliki bebrapa program kerja yaitu program rehabilitasi, program pengembangan budidaya perikanan, program pengolahan dan pemanfaatan sumber daya pesisir.
Program rehabilitasi Mangrove bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diberdayakan. Program ini bekerjasama dengan beberapa perusahaan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam program ini yaitu observasi, diskusi, survey lapangan, dan rapat koordinasi program kerja. yang nantinya dapat menghasilkan kelompok binaan.
Hambatan terbesar yang dihadapi ketika melakukan program pemberdayaan masyarakat ialah tidak memahami konsep. Adapun peluang dari adanya program pemberdayaan ialah mampu mengembangkan Visi dan Misi yang dimiliki oleh Biota Foundation. Secara garis besar manfaat dari adanya program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Biota Foundation adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat

SARAN
Untuk Biota Foundation
Dalam melaksanakan kegiatan, misalnya ketika rangkaian kegiatan peringatan hari Bumi yang berisi bersih pantai dan penanaman mangrove (18-19 april 2015) waktu tidak sesuai dengan yang telah dijadwalkan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kegiatan alangkah baiknya jika disesuaikan dengan alokasi waktu yang telah direncanakan.

Untuk Peserta
Peserta dalam acara ini tidak hanya dari mahasiswa akan tetapi juga masyarakat umum, misalnya komunitas sahabat pati dan lainnya. Dalam kegiatan sebaiknya kita lebih bisa menjaga attitude agar tidak mengecewakan dan memiliki nama jelek di masyarakat.

Untuk Pemerintah dan Stakeholder
Kegiatan-kegiatan yang telah dibuat oleh Biota Foundation merupakan kegiatan yang dapat dikatakan sedikit. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan stakeholder sangat dibutuhkan misalnya dalam pemenuhan fasilitas penunjang kegiatan.