Yuk tengok apa makna pendidikan bagi masyarakat nelayan?, apakah mereka menganggap pendidikan sebagai suatu hal yang penting?….
Konsep Pendidikan dalam Masyarakat Nelayan
Dukuh Siklayu Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dukuh Siklayu Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing adalah desa nelayan yang terdapat di wilayah Kabupaten Batang. Di desa terebut mayoritas mata pencahariannya adalah petani, baik itu petani nelayan, petani tambak, maupun petani sawah. Sejak dari dulu sampai sekarang, pekerjaan nelayan adalah perkerjaan yang diturunkan secara turun- temurun dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
Dalam masyarakat nelayan ditemukan adanya kelas sosial yaitu kelas pemilik kapal dan juga alat tangkap yang disebut dengan Juragan serta kelas pekerja yang disebut dengan “belah”. Orang-orang yang menduduki kelas juragan merupakan Ong yang mempunyai kesejahteraan yang baik. Sedangkan orang menduduki kelas pekerja atau buruh adalah masyarakat yang harus bergelut dengan kemiskinan.
Perspektif pendidikan bagi masyarakat petani dari tinjauan antropologi adalah hal yang tidak penting, yang urgen bagi mereka adalah bagaimana mencari ikan untuk mendapat penghidupan yang layak. Oleh sebab itu saat anak mereka menginjak usia remaja mereka tidak melanjutkan untuk bersekolah namun ikut membantu orang tua mereka untuk mencari ikan.
Namun sekarang tingkat partisipasi pendidikan dalam masyarakat sudah semakin meningkat. Hal itu tidak lepas dari kesadaran mereka akan kehidupan yang dinamis sehingga menuntut mereka untuk menempuh pendidikan formal yang lebih tinggi.
Begitu pula dengan pendidikan, berbagai lembaga pendidikan sudah hadir di dukuh Siklayu desa Sidorejo. Pendidikan yang ada di sana adalah PAUD dan SD. Sementara untuk pendidikan TK berada di dukuh Sidorejo. Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP dan SMA biasanya masyarakat setempat harus pergi ke lain desa yang jaraknya cukup jauh. Namun sekarang partisipasi masyarakat setempat terhadap pendidikan semakin meningkat.
Pendidikan bagi masyarakat berfungsi untuk memperoleh penghidupan yang layak, sehingga tidak terus-menerus tergantung pada alam terutama saat musim paceklik. Fungsi pendidikan yang lain adalah untuk mengembangkan sistem pertanian tambak, agar memperoleh hasil yang lebih baik.
Keterbukaan masyarakat nelayan dukuh Siklayu desa Sidorejo Kabupaten Batang akan dikaji dalam makalah ini.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
- Bagaimana kondisi masyarakat petani nelayan di dukuh Siklayu Desa Sidorejo?
- Bagaimana konsep pendidikan menurut masyarakat nelayan dukuh Siklayu desa Sidorejo?
- Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
- Untuk mengetahui kondisi kekinian masyarakat nelayan di dukuh Siklayu Desa Sidorejo.
- Untuk mengetahui konsep pendidikan dari sudut pandang masyarakat nelayan dukuh Siklayu Desa Sidorejo.
- Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
- Memberikan wacana mengenai keadaan kekinian masyarakat nelayan dukuh Siklayu desa Sidorejo Kabupaten Batang.
- Memberikan wacana mengenai keadaan pendidikan masyarakat nelayan dukuh Siklayu desa Sidorejo kabupaten Batang.
- Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penulisan makalah ini adalah dengan metode observasi partisipasi dan wawancara. Metode observasi partisipasi ketika peneliti mendatangi masyarakat secara langsung dan mengamati peristiwa yang terjadi di masyarakat Dukuh Siklayu Desa Sidorejo Kabupaten Batang. Sedangkan metode interview digunakan saat peneliti menanyakan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian kepada narasumber. Peneliti mengambil narasumber dari masyarakat desa setempat.
Selain metode di atas penulis juga menggunakan metode kajian pustaka dengan menggunakan sumber-sumber pustaka seperti buku dan website untuk mengkaji hal ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
- Pengertian Pedesaan Nelayan
Pedesaan nelayan adalah sekumpulan manusia nelayan dan kelompoknya yang hidup bersama di pedesaan yang letaknya di pesisir pantai.
- Sifat-sifat Komunitas Nelayan
Komunitas nelayan mempunya beberapa sifat
- Mempunyai wilayah yang berbentuk satu desa atau beberapa desa pantai.
- Warganya memiliki rasa cinta pada desanya.
- Saling mengenal dan bergaul satu dengan yang lainnya.
- Tidak terdapat variasi yang menonjol antara kelompok yang ada di dalam komunitas.
- Warga nelayan dapat menghayati sebagian besar segi-segi kehidupan di dalam desaBentuk Komunitas Berdasarkan Mata Pencaharian
- Komunitas nelayan ( fishing Community ) adalah komunitas masyarakat yang bermata pencaharian mencari ikan di laut.
- Komunitas petani ikan ( fish farmer Community ) adalah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pembudidaya ikan atau dapat diakatan sebagai petani tambak.
- Komunitas pengolah ikan ( Fish Processor Community ) adalah masyarakat yang bermata pemncaharian sbeagia pengolah ikan. Seperi diasap, dikalengkan, dan sebagainya.
- Komunitas pedagang ikan ( Diah Trade Community ) adalah mereka yang bermata pencaharian sebagai pedagang ikan, atau orang yang memasarkan ikan di pasar-pasar baik tradisional maupun modern.
Perubahan Sosial
Sifat masyarakat diantaranya adalah dinamis selalu berubah-ubah sehingga setiap masyarakat harus menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang ada.
Perubahan tersebut dapat terjadi baik karena faktor internal maupun eksternal. Faktor internal diantaranya adalah pendidikan yang diperoleh masyarakat.
Dahulu masyarakat nelayan menganggap bahwa pendidikan itu tidak berguna bagi kehidupannya. Namun sekarang justru tingkat partisipasi masyarakat nelayan terhadap pendidikan. Karena alam yang terkadang tidak memberikan hasil maksimal untuk memenuhi kehidupannya.
BAB III
PEMBAHASAN
- Keadaan Demografi Dukuh Siklayu Desa Sidorejo Kabupaten Batang
Dukuh Siklayu Desa Sidorejo merupakan desa yang administrasinya masuk dalam wilayah Kabupaten Batang. Di desa Sidorejo sendiri terdapat beberapa dukuh salah satu dukuh itu adalah Dukuh Siklayu yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.
Di desa Sidorejo mempunyai 600 kepala keluarga dan sekitar 350 rumah. Mayoritas penduduk dukuh Siklayu menganut agama Islam dan sekitar 33 orang menganut Agama Kristen. Di dukuh Siklayu juga berdiri sebuah Masjid serta Mushola yang menjadi pusat keagamaan masyarakat yang beragama Islam. Selain masjid di Desa setempat juga berdiri sebuah gereja yang bernama Gereja Kristen Jawa ( GKJ ) sebagai pusat kegiatan penduduk setempat yang beragama Kristen. Masyarakat yang beragama Kristen adalah penduduk asli daerah setempat ( masyarakat pendatang).
Walaupun dengan Agama yang berbeda dan bertempat dalam satu dukuh antara masyarakat Islam dan kristen tidak terjadi konflik. Tidak ada dominasi antara masyarakat yang mayoritas dan minoritas. Semua berpartisipasi aktif terutama dalam kegiatan perekonomian.
Mata pencaharian dari masyarakat nelayan di dukuh Siklayu sebagian besar adalah petani nelayan dan petani tambak. Mereka kebudayaan masyarakat nelayan disana sangat terpengaruh oleh keadaan alam mereka yang berupa pesisir pantai.
Kali anyar merupakan sungai yang digunakan untuk bersandar perahu-perahu nelayan. Kali Anyar bemuara ke Laut dengan Pantai yang bernama pantai Buntu. Perahu yang bersandar di Kali Anyar ini sekitar 93 buah perahu.
Para nelayan memulai mencari ikan sekitar pukul 03.00 dan kembali ke bersandar sekitar pukul 12.00 WIB. Lalu mereka melakukan klasifikasi dengan memisahkan hasil laut mereka, antara ikan, udang dan cumi-cumi. Setelah kalsifikasi itu selesai mereka menjual hasil laut tadi ke TPI. Tak jarang ada juga hasil laut yang mereka jual sendiri seperti udang dan cumi-cumi.
Metode menjual ikan tersebut dengan cara di lelang oleh tengkulak yang berasal dari daerah sekitar pula lalu tengkulak mulai menjual di pasar. Setelah ikan tersebut dijual uang hasil penjualan dibagi dengan metode pembagian 2 bagian untuk juragan ( pemilik kapal ) serta “belah” atau orang yang membantu dalam mencari ikan ( buruh nelayan ) masing-masing 1 bagian setelah dikurangi dengan uang bensin dan sebagainya.
Tidak setiap hari nelayan pergi melaut, karena dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung. Nelayan memperoleh hasil yang maksimal antara bulan 1-4 yaitu ketika musim penghujan. Sedangkan saat musim kemarau mereka mengalami masa paceklik sehingga mereka harus berhutang sana sini untuk mempertahankan hidup.
Penghasilan yang diperoleh saat musim penghujan bisa mencapai 1 – 2 juta namun saat musim kemarau atau paceklik terkadang hanya habis untuk membeli bahan bakar perahu.
Kendala dari petani nelayan ini adalah pendangkalan muara sehingga kapal tidak dapat melewati sungai untuk menuju muara
Selain menjadi nelayan di dukuh Siklayu juga terdapat petani ikan atau petani tambak. Ikan mereka pelihara adalah lele dan nila. Mereka yang mempunyai tambak adalah mereka yang mempunyai bidang tanah yang cukup luas.
Dalam masyarakat nelayan desa Siklayu juga terdapat tradisi Nyadran sebagai ucapan rasa syukur dan do’a agar senantiasa diberi keselamatan ketika sedang melaut. Tradisi Nyadran diadakan ketika bulan Syura’. Rangakaian kegiatannya ada lomba balap dayung, memberi sesaji di laut, wayang kulit, serta kesenian dangdut.
Dana untuk Nyadran merupakan swadaya dari masyarakat sekitar terutama dari juragan yang mempunyai kapal dan tambak. Acara tersebut organisir oleh nelayan yang termasuk dalam kelompok rukun nelayan. Terdapat komunitas kelompok nelayan yaitu Keluarga Kelompok Nelayan Tunggul Bahari yang mengadakan pertemuan sekiat 2-3 bulan sekali.
Namun sekarang mata pencaharian masyarakat nelayan semakin dinamis. Hal tersebut tidak lepas dari pengaruh pendidikan. Karena pendidikan membuat masyarakat lebih terbuka akan hal-hal baru yang belum ada di lingkungan mereka. Spesialisasi kerja yang timbul seperti pedagang dan juga banyak remaja-remaja yang merantau ke luar negeri maupun ke luar kota.
Variasi pekerjaan mulai terjadi karena akses untuk ke desa Sidorejo semakin mudah. Dan juga ketika mulai dibukanya Pantai Buntu yang yang digunakan sebagai tempat wisata. Dengan ramainya tempat wisata tadi desa sidorejo memulai percepatan pembangunan daerahnya.
- Pendidikan formal maupun Non Formal dukuh Siklayu
Keadaan demografi diatas membuat masyarakat nelayan sadar akan pentingnya pendidikan terutama pendidikan formal. Alam yang menjadi pusat mata pencaharian terkadang tidak memberikan hasil yang maksimal sehingga masyarakat harus mencari cara lain untuk mempertahankan kehidupannya.
Dukuh Siklayu ini mempunyai beberapa tempat pendidikan baik itu formal maupun non formal. Pendidikan formal yang ada disana adalah PAUD serta SD. Sedangkan pendidikan non formal adalah Madrasah diniyah.
- PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini didirikan oleh perkumpulan PKK yang ada di desa Sidorejo. Pos PAUD Melati ini didirikan dengan tujuannya untuk mengenalkan anak-anak yang masuk dalam usia 3-5 tahun dalam dunia pendidikan.
Partisipasi masyarakat dengan adanya PAUD ini cukup tinggi. Penduduk yang mempunyai anak balita sudah mereka masukan ke dalam PAUD. Walaupun keadaan PAUD melati ini masih sederhana karena menempati rumah dari salah seorang guru.
- SD N Sidorejo 02
Untuk menempuh pendidikan dasar anak-anak dukuh Siklayu bersekolah di SD Negeri Sidorejo 02. Sekolah ini merupakan sekolah yang didirikan oleh pemerintah.
Pendidikan sekarang pada masyarakat nelayan dukuh Siklayu tidak hanya mengajarkan cara mencari ikan. Melainkan mengajarkan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Selain ilmu pengetahuan di sini anak-anak juga diajarkan mengenai penanaman sikap yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Sikap terbuka dari masyarakat membuat variasi pekerjaan semakin banyak. Oleh kerena itu pendidikan menurut masyarakat menjadi salah satu cara agar status sosial mereka naik. Lalu untuk memenuhi syarat ketika mereka merantau keluar dari desa.
- Pendidikan Tingkat SMP dan SMA
Setelah menempuh pendidikan dasar masyarakat dukuh Siklayu menempuh pendidikan menengah pertama ( SMP ) dilain desa. Mereka harus ke desa lain untuk menempuh pendidikan baik menengah pertama. Ketika sampai pada pendidikan menengah atas jarak yang harus ditempuh lebih jauh lagi. Bahkan banyak dari mereka yang bersekolah SMK yang bertempat di sekitar Kab. Kendal, karena letaknya yang berbatasan.
Jarak yang ditempuh untuk ke sekolah cukup jauh, sehingga kebanyakan dari mereka menggunakan sepeda motor. Banyak juga yang menitipkan anaknya di pondok pesantren.
Bagi orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya mereka mengajaknya untuk membantu mencari ikan di laut. Kebanyakan mereka menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMP. Namun saat ini sudah banyak yang menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMA.
Sehingga tingkat partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan cukup tinggi. Mereka sudah menyadari akan pentingnya pendidikan bagi kehidupannya.
- Madrasah Diniyah Bahrul Huda
Selain pendidikan formal tadi, dukuh Siklayu juga mempunyai lembaga pendidikan non formal yaitu Madrasah Diniyah Bahrul Huda. Metode pendidikan dalam Madrasah ini juga menggunakan sistem klasikal.
Ilmu yang diajarkan dalam madrasah diniyah ini adalah mengenai agama Islam, baik itu masalah fiqih, tauhid, dan lainnya. Kegiatan belajar mengajar dalam madrasah ini berlangsung pada sore hari. Sekitar jam 15.30-17.00.
Tujuan dari adanya madrasah diniyah ini adalah untuk membekali anak-anak dukuh Siklayu agar mereka lebih mengetahui tentang agama yang mereka anut, yaitu agama Islam. Selain itu juga untuk membekali anak-anak dalam bertingkah laku yang sesuai dengan nilai serta norma masyarakat setempat dan agama Islam.
Masyarakat sangat berpartisipasi dengan adanya Madrasah Diniyah Bahrul Huda ini. Karena pentingnya pendidikan agama untuk membekali anak-anak mereka untuk dalam bertingkah laku sehari-hari.
Kondisi Kekinian Masyarakat dukuh Siklayu desa Sidorejo Kab Batang
Kehidupan memang selalu dinamis begitu juga kebudayaan masyarakat yang selalu berkembang. Perkembangan itu dipengaruhi berbagai faktor baik itu faktor intern maupun faktor ekstern. Faktor intern atau dari dalam masyarakat sendiri diantaranya adalah pendidikan.
Tingkat partisipasi masyarakat yang semakin tinggi terhadap dunia pendidikan semakin membuka wacana mereka mengenai kehidupan. Tingkat kesejahteraan juga semakin meningkat karena masyarakat dapat menggunakan teknologi yang lebih canggih untuk mencari ikan. Selain itu juga masyarakat dapat mengelola tambak secara lebih efektif untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dari tinjauan antropologis bahwa masyarakat nelayan adalah masyarakat yang menganggap pendidikan itu tidak mempunyai pengaruh dalam kehidupannya. Anggapan itu kini ditepis oleh masyarakat nelayan, walaupun tingkat partisipasi dalam pendidikan masih lebih banyak masyarakat industri. Namun tingkat partisipasi masyarakat nelayan dalam dunia pendidikan juga semakin meningkat.
Masyarakat sudah merasakan manfaat dari pendidikan. Pendidikan mengenalkan mereka pada teknologi yang semakin canggih. Pendidikan telah membuka wawasan mereka terhadap dunia luar dan sebagainya.
Kini mata pencaharian masyarakat nelayan dukuh Siklayu desa Sidorejo semakin bervariasi. Tak jarang para pemuda yang telah menempuh pendidikan sampai tingkat SMA merantau baik itu keluar kota bahkan sampai ke luar negeri. Mereka bekerja sebagai tenaga kerja di pabrik maupun sebagai pekerja rumah tangga.
Sehingga pemuda laki-laki maupun perempuan sulit dijumpai di dukuh Siklayu karena kebanyakan dari mereka pergi merantau. Mereka yang bertahan disana adalah mereka yang tingkat kesejahteraannya rendah dan bekerja sebagai buruh, naik itu buruh nelayan maupun buruh tani.
Pembangunan desa juga semakin maju, ada pula program-program dari pemerintah maupun dari lembaga lain yang mengadakan pelatihan di dukuh Siklayu.
Pembangunan dalam hal fisik misalkan pembangunan pinggiran sungai ditujukan agar ketika air pasang tidak sampai pada pemukiman warga.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan alamnya. Karena masyarakat pedesaan nelayan sangat memanfaatkan alam sekiranya untuk memenuhi kebudayaan.
Kesadaran masyarakakat dukuh Siklayu terhadap pendidikan semakin meningkat. Dibuktikan dengan munculnya lembaga pendidika baik formal maupun non formal. Lembaga pendididikan formal yaitu PAUD Melati serta SD N 02 Sidorejo. Sedangkan pendidikan non formal yaitu adanya madrasah diniyah Bahrul Ulum.
Untuk tingkat pendidikan menengah pertama maupun menengah atas masyarakat dukuh Siklayu harus bersekolah diluar daerah. Biasanya mereka menempuhnya dengan memakai sepeda motor. Walaupun jarak yang cukup jauh namun semangat mereka sangat tinggi untuk meneruskan pendidikan. Terlihat dengan semakin banyaknya penduduk yang melanjutkan hingga SMA. Walaupun untuk tingkat pendidikan tinggi masih kurang. Mereka yang sudah lulus SMA bekerja merantau ke kota maupun keluar negeri. Tujuannya untuk memperoleh penghidupan yang lebih layak. Tidak Hana bergantung pada alam.
Partisipasi mereka dalam dunia pendidikan semakin tinggi karena alam terkadang tidak memberikan hasil sesuai yang mereka harapkan.
- Saran
Saran yang diberikan penulis dalam makalah ini adalah
- Memberikan pengertian pada masyarakat dan pentingnya pendidikan yang tidak hanya untuk orientasi kerja semata melainkan penyesuaian diri terhadap kehidupan yang semakin dinamis.
- Pemerintah memperbanyak pelatihan-pelatihan bagi masyarakat nelayan seperti cara untuk membudidayakan ikan serta penggunaan alat tangkap yang modern tanpa merusak ekosistem laut.
- Pemerintah lebih memperhatikan fasilitas pendidikan untuk menunjang proses pendidikan di Siklayu.
Daftar Pustaka
Materi Sosiologi Terapan tentang Pedesaan Nelayan oleh Dr. Thriwathy Arsal yang disampaikan pada tanggal 30 September 2014.
Lauer, Robert H.2001.Perspektif Tentang Perubahan Sosial.Jakarta:Rineka Cipta.
Poerwanto, Hari.2008.Kebudayaan dan Lingkungan dalam perspektif antropologis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Sajogyo (ed.).2007.Sosiologi Pedesaan (Kumpulan Bacaan).Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Recent Comments