Munculnya manusia di dunia tidak dapat terlepas dari kebudayaan yang diciptakan dan dimilikinya, sejak pertama kali manusia muncul di dunia maka sejak saat itulah kebudayaan muncul pula. Seiring dengan berjalannya waktu, manusia dan kebudayaan terus tumbuh dan berkembang secara beriringan di dalam dimensi ruang dan waktu yang sama pula. Perubahan kebudayaan dan perkembangan akal manusia itulah yang juga melahirkan berbagai pemikiran dari para ahli mengenai asal-usul dan perkembangan manusia dan kebudayaan itu sendiri. Diantaranya adalah pemikiran atau teori mengenai tahapan-tahapan proses perubahan manusia dan kebudayaan dari bentuk atau konsep yang sederhana hingga ke bentuk yang kompleks atau yang lebih dikenal sebagai teori evolusi. Dalam teori tersebut dijelaskan mengenai tahapan-tahapan perubahan dan perkembangan manusia dan kebudayaannya, dimulai dari ketika manusia muncul di muka bumi hingga sekarang. Banyak asumsi mengenai masyarakat dan kebudayaan manusia, diantaranya adalah pandangan ahli-ahli eropa yang menganggap bahwa orang-orang eropa yang berkulit putih merupakan mahluk manusia dengan fisik dan kebudayaan yang paling baik, maju, dan kuat. Oleh karena itu mereka berpandangan bahwa mereka mempunyai kebudayaan yang paling tinggi dan sempurna diantara manusia-manusia di dunia.
Hingga pada masanya, datang suatu masa dimana orang-orang eropa lebih banyak melakukan kajian di berbagai bidang kehidupan manusia, dan keanekaragamannya di berbagai belahan bumi, masa ini disebut sebagai masa aufklaarung. Para ahli pada masa itu memandang masyarakat dan kebudayaan sebagai suatu kesatuan yang saling terkait, sehingga ketika masyarakat mengalami perubahan maka kebudayaan pun akan ikut berubah. Selama perjalanan waktu, manusia dengan akalnya semakin memiliki kemampuan menyempurnakan kebudayaan yang dimilikinya, setiap kali manusia berupaya untuk merubah atau menyempurnakan kehidupannya maka akan menyebabkan perubahan kebudayaannya, perubahan kebudayaan ini menyebabkan pertumbuhan namun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya penurunan atau kemunduran kebudayaan akibat terjadinya perubahan tersebut. Manusia merupakan syarat utama pendukung kebudayaan sehingga akan terpikirkan ketika manusia mati maka kebudayaan manusia akan hilang. Namun tidak demikian, manusia mempunyai cara untuk melestarikan kebudayaan yaitu dengan mewariskan kepada keturunannya ataupun dengan manusia lain yang bukan keturunannya.
Pada hakekatnya, belum lengkap ketika kita berbicara mengenai manusia dan kebudayaan tetapi belum mengetahui secara mendasar bagaimana konsep kebudayaan itu sendiri. Banyak asumsi dari para ahli mengenai definisi kebudayaan, diantaranya yaitu C. Wissler, Kluckhohn, E.B Taylor dan lain-lain. Para ahli tersebut mempunyai pandangan yang berbeda-beda mengenai definisi kebudayaan, namun pada dasarnya semua definisi dari para ahli tersebut mempunyai satu benang merah yang apabila ditarik akan menghasilkan sebuah kesimpulan yang sama yaitu bahwa pada intinya kebudayaan merupakan suatu sistem yang dihasilkan dari tindakan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan kehidupannya dalam bermasyarakat. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam mengakibatkan kebudayaan yang dihasilkan beraneka ragam pula sehingga kebudayaan merupakan sebuah kesatuan dengan fungsi yang unsur-unsurnya saling terkait yang apabila salah satu unsur tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik maka akan mengganggu unsur yang lain. Manusia menganggap kebudayaan sangat penting sehingga manusia cenderung lebih mengandalkan kebudayaan yang dimilikinya daripada alam atau biologis.
Kebudayaan lahir dari pola perilaku dan tindakan manusia, sedangkan agar mampu mengembangkan pola perilakunya manusia memerlukan sebuah sarana yang tak lain adalah sarana biologis atau lingkungan, yang apabila manusia tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya maka ia tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Sehingga penyesuaian manusia terhadap lingkungannya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kebudayaan manusia itu sendiri. Ekologi merupakan kajian ilmu yang mempelajari tentang lingkungan beserta kaitannya dengan organisme yang ada di dalamnya. Organisme yang ada di dalam lingkungan itu tak lain salah satunya adalah manusia itu sendiri yang bertahan hidup dengan kebudayaannya serta memanfaatkan lingkungan untuk melangsungkan hidupnya. Hubungan kebudayaan dengan alam sekitarnya dapat dijelaskan melalui ekosistem yang saling berhubungan dan disini manusia tidak memainkan peranan karena kebudayaan dalam ekologi budaya disini sangat bergantung pada alam sekitar.
Ekologi yang mempelajari hubungan fungsional antara organisme dengan lingkungannya mempunyai sudut pandang dalam kajian mengenai pengaruh antara manusia dengan seluruh isi alam di dalamnya sedangkan determinisme lingkungan sendiri merupakan keterkaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Jadi, pada intinya manusia, kebudayaan dan lingkungan tidak dapat berdiri sendiri-sendiri karena ketiganya merupakan sebuah kesatuan yang saling terkait antara yang satu dengan lainnya dimana manusia melakukan berbagai tindakan untuk melangsungkan hidupnya dan menghasilkan kebudayaan, dan tindakan yang dilakukan oleh manusia tersebut juga dipengaruhi oleh lingkungan, begitupun sebaliknya, sehingga tidak hanya manusia dan kebudayaan saja yang saling terkait tetapi lingkungan alam juga sangat berpengaruh untuk kelangsungan ketiganya
Sumber: Gunawan S.Sos M.Hum. 2015. Bahan Bacaan Mata Kuliah Antropologi Ekologi. Semarang : Jurusan Sosiologi & Antropologi Unnes
tulisannya lebih baik di rata kanan kiri 🙂
Oh iya kak, tapi aku lebih suka kaya gitu kak.. ya deh demi kenyamanan bersama saya ganti saja
terimakasih sarannya kak
ga perlu dibeeri mata kuliah dibagian judul, sebaiknya
oke kak, terimakasih atas sarannya
membangun
Alhamdulillah matur suwun bos