Skip to content


REFLEKSI DAN CURAH PENDAPAT

Maman Rachman
29 Desember 2015

Assalamuakaikumwarohmatullahi wabarokatuh
Salam Sejahtera untuk Kita Semua

•    Mendengar kata refleksi, ingatan kita tertuju pada: Mengkritik/menggugat/mengoreksi/merenung/kontemplasi— kehidupan, kinerja instansi, pimpinan, pejabat, orang lain, dan diri
sendiri
•    Penelitian tindakan kelas, siklus: perencanaan, tindakan,   observasi dan refleksi. Refleksi dalam hal in adalah tahapan  yang meliputi kegiatan: analisis, sintesis, penafsiran , menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil refleksi untuk revisi perencanaan yang telah  dilaksanakan, dipergunakan memperbaiki kinerja selanjutnya.
•    Pijat refleksi adalah cara mudah dan murah merawat tubuh dan  sebagai obat alternatif  mengobati penyakit. Pijat refleksi merupakan pemijatan yang menitik beratkan pada titik-titik saraf tubuh. Apabila dilakukan dengan benar, maka pijat ini dapat menyembuhkan hampir semua penyakit. Pijat refleksi juga mampu menghilangkan penyakit emosi seperti stress, depresi & frustasi.

Apa itu releksi?
Refleksi berarti bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan dilakukan. Ini adalah suatu yang harus dilakukan dengan sadar dan terencana. Untuk itu perlu diberi ruang dan peluang. Di sana orang merenungkan apa yang sudah dilakukannya. Gerak mundur ini harus dilakukan agar diperoleh kekuatan baru untuk melangkah ke depan.
Ibarat
1.    Atlet loncat jauh, ia harus terlebih dahulu bergerak mundur untuk mengambil ancang-ancang agar dengan itu ia bisa meloncat jauh ke depan.
2.    Pemanah, anak panah yang ditarik ke belakang dengan tali busurnya dan dengan itu anak panah bisa melesak ke depan  dengan cepat laksana kilat menuju sasaran.
3.    Pemancang tiang fondasi bangunan, agar tiang fondasi masuk ke dalam tanah, maka cara memancangkannya, pemancang  diangkat ke atas dan menempa tiang fondasi masuk kedalam tanah. Kini telah berdiri  bangunan yang tinggi, besar, megah, dan kokoh.

Jadi, gerak refleksi, gerak mundur, ini harus dilakukan sebab hanya dengan itu orang bisa mengetahui dan mendalami secara kritis apa yang selama ini terjadi dan dilakukan. Untuk itu, perlu disediakan waktu di ujung kegiatan. Bagi pimpinan dan yang dipimpin misalnya, bisa dilakukan di akhir semester/tahun. Dalam ruang dan waktu itu pemimpin bisa merenungkan apa yang di lakukan selama ini, begitu juga dengan yang dipimpin. Ini perlu agar masing-masing pihak bisa mengadakan koreksi dan dengan bekal koreksi itu bisa merancang aksi baru yang lebih baik di masa depan. Jadi, ada lingkaran hermeneutik aksi-refleksi-aksi. Lingkaran hermeneutik aksi-refleksi-aksi ini penting dilakukan jangan sampai orang mengulang kesalahan yang sama, sebab even a donkey will not stumble over the same stone. Di sini sejarah dan pengalaman bisa menjadi guru yang baik.

Mengapa refleksi perlu?
Socrates pernah berkata: “Hidup yang tidak direfleksi tidak layak dihidupi.” Ada yang mengganti “refleksi” itu dengan kata “gugat”: “hidup yang tidak digugat tidak layak dihidupi.” Hidup, agar layak dihidupi, harus direfleksi atau digugat terus menerus. Jadi, syarat agar hidup layak dihidupi, maka ia harus direfleksi, digugat terus menerus. Visi ini mengandung tendensi anti kemapanan, selalu dinamis, aktif, terus bergerak, berkembang. Jangan sampai terjerat dalam ngarai kebekuan.
Melalui instrumen refleksi dapat diperoleh informasi positif tentang bagaimana kita meningkatkan kualitas kehidupan; mengetahui sejauh mana visi, misi, tujuan lembaga , tujuan hidup tercapai. Selain itu, melalui kegiatan ini dapat diketahui kepuasan dalam diri, kepuasan pelanggan,  karyawan, serta menemukan / memperoleh wadah yang tepat dalam menjalin komunikasi positif dengan semua pihak

Kapan melakukan refleksi?
Seorang koki akan merefleksi apakah kuenya enak atau tidak, ia akan mencicipi adonan kuenya sebelum kue itu dimasukkan ke dalam oven.
Seorang guru/dosen untuk mengetahui apakah PBM bermutu atau tidak maka ia akan melakukan refleksi yang disebut evaluasi formatif sebelum melakukan evaluasi sumatif pada akhir perkuliahan
Gerakan Pramuka, melakukan refleksi pada Upacara Renungan dan Ulang Janji Peringatan Hari Pramuka, pada malam hari menjelang 14 Agustus. Inti acara ini adalah melakukan perenungan terhadap usaha dan karya yang telah dilakukan oleh setiap pramuka demi Kepramukaan dan Gerakan Pramuka serta mengulang pengucapan janji (Satya Pramuka).
Sebuah institusi, melakukan refleksi pada akhir  semester/tahun!

Siapa yang merefleksi?
Setiap orang, semua orang, setiap lapisan , semua lapisan (atas, tengah, bawah) dalam semua aspek kinerjanya
Tetapi, Ingat
Don’t  throw out the baby together with the bathwater,
Kalau memandikan bayi di dalam baskom dan airnya menjadi keruh, maka yang dibuang adalah airnya bukan bayinya, bukan!

Apa bentuk, isi, dan konsekuensi refleksi?
Refleksi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam interaksi sosial pada sebuah institusi, pada prinsipnya merupakan kegiatan untuk menilai formulasi dan implementasi program.
Refleksi tersebut tersebut dapat dilakukan secara tertulis maupun secara lisan oleh semua pihak dan pemangku kepentingan.
Refleksi tersebut dapat berisi ungkapan curahan hati yang berupa kesan, pesan, harapan serta kritikan yang bersifat membangun atas kinerja semua pihak yang dilakukan sejak formulasi sampai implementasi program dibuat dan dilaksanakan.
Oleh karena itu, apa pun hasil kegiatan refleksi ini seharusnya diterima dengan bijaksana dan berani memperbaiki diri ke depan jika hasilnya kurang baik atau tidak berhasil.
Manusia tempatnya salah, semua pihak sama-sama manusia, juga dapat berbuat salah. Dari sebab itu, maka kegiatan refleksi menjadi sangat penting, apalagi dalam perkembangan jaman saat ini yang penuh dengan tantangan menghadapi pengaruh globalisasi yang membawa pada perubahan sikap dan perilaku manusia dalam memaknai hidup dan kehidupan

Bagaimana metode refleksi?
Metode tepat ialah metode kebidanan (Socrates). Peranan bidan dalam proses kelahiran anak, bukan ia yang melahirkan melainkan hanya membantu ibu melahirkan anaknya. Demikian juga peranan pendidik/pemimpin adalah membantu peserta didik/yang dipimpin untuk mengaktualisasi diri dan memancarkan potensi yang dimiliki peserta didik/yang dipimpin. Sukses program dan proses mendidik/memimpin ditentukan oleh kemampuan pendidik/pemimpin dalam menuntun peserta didik/yang dipimpin melahirkan potensi dasar dan kodrati yang dimilikinya.
Salah satu cara untuk melahirkan potensi  tersebut ialah metode dialog guru-murid, dialog pemimpin-yang dipimpin
Dengan proses dialogis dan teknik kebidanan, diharapkan peserta didik/yang dipimpin dituntun menuju ke proses pengenalan akan diri sendiri. Pengenalan akan diri adalah salah satu tuntutan dan syarat penting agar manusia dapat hidup dan bertindak sebagai makhluk rasional dan moral. Tanpa pengenalan akan diri, sulit dibayangkan orang bisa bertindak dan hidup secara rasional, formal,moral, dan kultural. Orang bisa mencapai keadaan dan kesadaran seperti itu lewat proses refleksi terus menerus atas hidupnya. Pengenalan diri adalah basis kemajuan dalam proses didik. Hal itu hanya diperoleh melalui refleksi dan kontemplasi, lewat permenungan akan hidup dan diri sendiri.

Siapa yang Bertanggungjawab?
Semua orang bertanggungjawab. Top leader, midle leader, dan bawahan sesuai tupoksinya masing-masing.
Dalam sholat, seorang makmum bertanggungjawab  mengingatkan, membetulkan, atau mengganti bila imam lupa, keliru, atau batal dalam mengimami sholatnya.
Tapi yang paling bertanggungjawab adalah imam, pemimpin yang memperoleh amanah sebagai pemimpin bila terjadi kekeliruam atau kesalahan, apalagi kalau sudah kebal kritik.

Kadirin yang saya hormati,
Sampai di sini, boleh jadi akan bertanya-tanya , mana koreksi/kritik refleksinya terhadap Unnes
Maaf saya tidak mengemukakan mana yang telah baik, mana yang kurang, mana yang perlu diperbaiki  dari kinerja kita semua, sebab makna refleksi bagi saya bukan untuk menunjukkan mana yang telah baik atau jelek melainkan mari  melalui refleksi dan kontemplasi, melakukan permenungan sesuai tupoksi kita masing-masing atas kinerja kita di Unnes
Kalau  kritik, koreksi kepada Rektor dan jajarannya, Dekan dan jajarannya, atau kepada siapapun bisa dilakukan setiap saat, tertulis atau lisan, toh banyak kotak saran yang disediakan Unnes,
dan pasti diterima

Penutup
Brian Dyson, Mantan Chief Executive Officer Coca Cola:
Hidup ini seperti pemain akrobat dengan lima bola di udara. Bola-bola itu dinamai: pekerjaan, keluarga, kesehatan, sahabat, dan semangat. Kita harus mejaga bola-bola itu tetap di udara dan jangan sampai ada yang jatuh. Kalaupun situasi mengharuskan melepaskan salah satu di antara lima bola, lepaskanlah “pekerjaan” karena pekerjaan “bola karet”, pada saat menjatuhkannya suatu saat akan melambung lagi.
Empat bola yang lain: keluarga, kesehatan, sahabat, semangat adalah bola kaca, bila kita jatuhkan akan fatal jadinya.
Kenyataan kita terlalu menjaga pekerjaan (bola karet), bahkan  mengorbankan keluarga, kesehatan, sahabat, dan semangat demi menyelamatkan bola karet.
Demi pekerjaan kita abaikan keluarga, demi sukses dalam pekerjaan, kita lupakan kesehatan, demi pekejaan kita menghancurkan persahabatan. Bukan berarti pekerjaan/uang tidak penting, tetapi jangan sampai uang atau pekerjaan menjadi “berhala” dalam hidup kita. Ingat kendatipun kehilangan uang/pekerjaan selalu bisa dicari. Tapi apabila keluarga  terjual, kesehatan hilang, sahabat renggang apakah bisa dibeli, kesehatan normal kembali, semangat tumbuh kembali?
Pesaannya: Jangan lupa menempatkan prioritas dan kualitas dalam hidup dan kehidupan ini

Kehidupan itu bagaikan roda yang berputar. Setiap titik pada roda akan mengalami perubahan posisi, dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah. Pada waktu kehidupan anda di atas, jangan lupa bahwa pada saatnya nanti akan berputar dan berada di bawah.
Hamengku, hamangku, hamengkani (seorang pemimpin harus mampu melindungi, mengayomi, dan memberi teladan)
Gurung bengawan, weteng segara (mereka yang dianugrahi kebesaran jiwa, akan dengan senang hati menerima kritik dan aspirasi, sebaliknya, mereka yang sempit hatinya, meskipun menyandang gelar atau kedudukan, gampang tersinggung bila diberi saran)
Obah ngarep kobet mburi (teladan atau tindakan orang besar, menjadi contoh bagi orang kecil)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al Hasyr [59]:18)

aa

Posted in Uncategorized.


0 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.



Skip to toolbar