Skip to content


REFLEKSI DAN CURAH PENDAPAT

Maman Rachman
29 Desember 2015

Assalamuakaikumwarohmatullahi wabarokatuh
Salam Sejahtera untuk Kita Semua

•    Mendengar kata refleksi, ingatan kita tertuju pada: Mengkritik/menggugat/mengoreksi/merenung/kontemplasi— kehidupan, kinerja instansi, pimpinan, pejabat, orang lain, dan diri
sendiri
•    Penelitian tindakan kelas, siklus: perencanaan, tindakan,   observasi dan refleksi. Refleksi dalam hal in adalah tahapan  yang meliputi kegiatan: analisis, sintesis, penafsiran , menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil refleksi untuk revisi perencanaan yang telah  dilaksanakan, dipergunakan memperbaiki kinerja selanjutnya.
•    Pijat refleksi adalah cara mudah dan murah merawat tubuh dan  sebagai obat alternatif  mengobati penyakit. Pijat refleksi merupakan pemijatan yang menitik beratkan pada titik-titik saraf tubuh. Apabila dilakukan dengan benar, maka pijat ini dapat menyembuhkan hampir semua penyakit. Pijat refleksi juga mampu menghilangkan penyakit emosi seperti stress, depresi & frustasi.

Apa itu releksi?
Refleksi berarti bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan dilakukan. Ini adalah suatu yang harus dilakukan dengan sadar dan terencana. Untuk itu perlu diberi ruang dan peluang. Di sana orang merenungkan apa yang sudah dilakukannya. Gerak mundur ini harus dilakukan agar diperoleh kekuatan baru untuk melangkah ke depan.
Ibarat
1.    Atlet loncat jauh, ia harus terlebih dahulu bergerak mundur untuk mengambil ancang-ancang agar dengan itu ia bisa meloncat jauh ke depan.
2.    Pemanah, anak panah yang ditarik ke belakang dengan tali busurnya dan dengan itu anak panah bisa melesak ke depan  dengan cepat laksana kilat menuju sasaran.
3.    Pemancang tiang fondasi bangunan, agar tiang fondasi masuk ke dalam tanah, maka cara memancangkannya, pemancang  diangkat ke atas dan menempa tiang fondasi masuk kedalam tanah. Kini telah berdiri  bangunan yang tinggi, besar, megah, dan kokoh.

Jadi, gerak refleksi, gerak mundur, ini harus dilakukan sebab hanya dengan itu orang bisa mengetahui dan mendalami secara kritis apa yang selama ini terjadi dan dilakukan. Untuk itu, perlu disediakan waktu di ujung kegiatan. Bagi pimpinan dan yang dipimpin misalnya, bisa dilakukan di akhir semester/tahun. Dalam ruang dan waktu itu pemimpin bisa merenungkan apa yang di lakukan selama ini, begitu juga dengan yang dipimpin. Ini perlu agar masing-masing pihak bisa mengadakan koreksi dan dengan bekal koreksi itu bisa merancang aksi baru yang lebih baik di masa depan. Jadi, ada lingkaran hermeneutik aksi-refleksi-aksi. Lingkaran hermeneutik aksi-refleksi-aksi ini penting dilakukan jangan sampai orang mengulang kesalahan yang sama, sebab even a donkey will not stumble over the same stone. Di sini sejarah dan pengalaman bisa menjadi guru yang baik.

Mengapa refleksi perlu?
Socrates pernah berkata: “Hidup yang tidak direfleksi tidak layak dihidupi.” Ada yang mengganti “refleksi” itu dengan kata “gugat”: “hidup yang tidak digugat tidak layak dihidupi.” Hidup, agar layak dihidupi, harus direfleksi atau digugat terus menerus. Jadi, syarat agar hidup layak dihidupi, maka ia harus direfleksi, digugat terus menerus. Visi ini mengandung tendensi anti kemapanan, selalu dinamis, aktif, terus bergerak, berkembang. Jangan sampai terjerat dalam ngarai kebekuan.
Melalui instrumen refleksi dapat diperoleh informasi positif tentang bagaimana kita meningkatkan kualitas kehidupan; mengetahui sejauh mana visi, misi, tujuan lembaga , tujuan hidup tercapai. Selain itu, melalui kegiatan ini dapat diketahui kepuasan dalam diri, kepuasan pelanggan,  karyawan, serta menemukan / memperoleh wadah yang tepat dalam menjalin komunikasi positif dengan semua pihak

Kapan melakukan refleksi?
Seorang koki akan merefleksi apakah kuenya enak atau tidak, ia akan mencicipi adonan kuenya sebelum kue itu dimasukkan ke dalam oven.
Seorang guru/dosen untuk mengetahui apakah PBM bermutu atau tidak maka ia akan melakukan refleksi yang disebut evaluasi formatif sebelum melakukan evaluasi sumatif pada akhir perkuliahan
Gerakan Pramuka, melakukan refleksi pada Upacara Renungan dan Ulang Janji Peringatan Hari Pramuka, pada malam hari menjelang 14 Agustus. Inti acara ini adalah melakukan perenungan terhadap usaha dan karya yang telah dilakukan oleh setiap pramuka demi Kepramukaan dan Gerakan Pramuka serta mengulang pengucapan janji (Satya Pramuka).
Sebuah institusi, melakukan refleksi pada akhir  semester/tahun!

Siapa yang merefleksi?
Setiap orang, semua orang, setiap lapisan , semua lapisan (atas, tengah, bawah) dalam semua aspek kinerjanya
Tetapi, Ingat
Don’t  throw out the baby together with the bathwater,
Kalau memandikan bayi di dalam baskom dan airnya menjadi keruh, maka yang dibuang adalah airnya bukan bayinya, bukan!

Apa bentuk, isi, dan konsekuensi refleksi?
Refleksi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam interaksi sosial pada sebuah institusi, pada prinsipnya merupakan kegiatan untuk menilai formulasi dan implementasi program.
Refleksi tersebut tersebut dapat dilakukan secara tertulis maupun secara lisan oleh semua pihak dan pemangku kepentingan.
Refleksi tersebut dapat berisi ungkapan curahan hati yang berupa kesan, pesan, harapan serta kritikan yang bersifat membangun atas kinerja semua pihak yang dilakukan sejak formulasi sampai implementasi program dibuat dan dilaksanakan.
Oleh karena itu, apa pun hasil kegiatan refleksi ini seharusnya diterima dengan bijaksana dan berani memperbaiki diri ke depan jika hasilnya kurang baik atau tidak berhasil.
Manusia tempatnya salah, semua pihak sama-sama manusia, juga dapat berbuat salah. Dari sebab itu, maka kegiatan refleksi menjadi sangat penting, apalagi dalam perkembangan jaman saat ini yang penuh dengan tantangan menghadapi pengaruh globalisasi yang membawa pada perubahan sikap dan perilaku manusia dalam memaknai hidup dan kehidupan

Bagaimana metode refleksi?
Metode tepat ialah metode kebidanan (Socrates). Peranan bidan dalam proses kelahiran anak, bukan ia yang melahirkan melainkan hanya membantu ibu melahirkan anaknya. Demikian juga peranan pendidik/pemimpin adalah membantu peserta didik/yang dipimpin untuk mengaktualisasi diri dan memancarkan potensi yang dimiliki peserta didik/yang dipimpin. Sukses program dan proses mendidik/memimpin ditentukan oleh kemampuan pendidik/pemimpin dalam menuntun peserta didik/yang dipimpin melahirkan potensi dasar dan kodrati yang dimilikinya.
Salah satu cara untuk melahirkan potensi  tersebut ialah metode dialog guru-murid, dialog pemimpin-yang dipimpin
Dengan proses dialogis dan teknik kebidanan, diharapkan peserta didik/yang dipimpin dituntun menuju ke proses pengenalan akan diri sendiri. Pengenalan akan diri adalah salah satu tuntutan dan syarat penting agar manusia dapat hidup dan bertindak sebagai makhluk rasional dan moral. Tanpa pengenalan akan diri, sulit dibayangkan orang bisa bertindak dan hidup secara rasional, formal,moral, dan kultural. Orang bisa mencapai keadaan dan kesadaran seperti itu lewat proses refleksi terus menerus atas hidupnya. Pengenalan diri adalah basis kemajuan dalam proses didik. Hal itu hanya diperoleh melalui refleksi dan kontemplasi, lewat permenungan akan hidup dan diri sendiri.

Siapa yang Bertanggungjawab?
Semua orang bertanggungjawab. Top leader, midle leader, dan bawahan sesuai tupoksinya masing-masing.
Dalam sholat, seorang makmum bertanggungjawab  mengingatkan, membetulkan, atau mengganti bila imam lupa, keliru, atau batal dalam mengimami sholatnya.
Tapi yang paling bertanggungjawab adalah imam, pemimpin yang memperoleh amanah sebagai pemimpin bila terjadi kekeliruam atau kesalahan, apalagi kalau sudah kebal kritik.

Kadirin yang saya hormati,
Sampai di sini, boleh jadi akan bertanya-tanya , mana koreksi/kritik refleksinya terhadap Unnes
Maaf saya tidak mengemukakan mana yang telah baik, mana yang kurang, mana yang perlu diperbaiki  dari kinerja kita semua, sebab makna refleksi bagi saya bukan untuk menunjukkan mana yang telah baik atau jelek melainkan mari  melalui refleksi dan kontemplasi, melakukan permenungan sesuai tupoksi kita masing-masing atas kinerja kita di Unnes
Kalau  kritik, koreksi kepada Rektor dan jajarannya, Dekan dan jajarannya, atau kepada siapapun bisa dilakukan setiap saat, tertulis atau lisan, toh banyak kotak saran yang disediakan Unnes,
dan pasti diterima

Penutup
Brian Dyson, Mantan Chief Executive Officer Coca Cola:
Hidup ini seperti pemain akrobat dengan lima bola di udara. Bola-bola itu dinamai: pekerjaan, keluarga, kesehatan, sahabat, dan semangat. Kita harus mejaga bola-bola itu tetap di udara dan jangan sampai ada yang jatuh. Kalaupun situasi mengharuskan melepaskan salah satu di antara lima bola, lepaskanlah “pekerjaan” karena pekerjaan “bola karet”, pada saat menjatuhkannya suatu saat akan melambung lagi.
Empat bola yang lain: keluarga, kesehatan, sahabat, semangat adalah bola kaca, bila kita jatuhkan akan fatal jadinya.
Kenyataan kita terlalu menjaga pekerjaan (bola karet), bahkan  mengorbankan keluarga, kesehatan, sahabat, dan semangat demi menyelamatkan bola karet.
Demi pekerjaan kita abaikan keluarga, demi sukses dalam pekerjaan, kita lupakan kesehatan, demi pekejaan kita menghancurkan persahabatan. Bukan berarti pekerjaan/uang tidak penting, tetapi jangan sampai uang atau pekerjaan menjadi “berhala” dalam hidup kita. Ingat kendatipun kehilangan uang/pekerjaan selalu bisa dicari. Tapi apabila keluarga  terjual, kesehatan hilang, sahabat renggang apakah bisa dibeli, kesehatan normal kembali, semangat tumbuh kembali?
Pesaannya: Jangan lupa menempatkan prioritas dan kualitas dalam hidup dan kehidupan ini

Kehidupan itu bagaikan roda yang berputar. Setiap titik pada roda akan mengalami perubahan posisi, dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah. Pada waktu kehidupan anda di atas, jangan lupa bahwa pada saatnya nanti akan berputar dan berada di bawah.
Hamengku, hamangku, hamengkani (seorang pemimpin harus mampu melindungi, mengayomi, dan memberi teladan)
Gurung bengawan, weteng segara (mereka yang dianugrahi kebesaran jiwa, akan dengan senang hati menerima kritik dan aspirasi, sebaliknya, mereka yang sempit hatinya, meskipun menyandang gelar atau kedudukan, gampang tersinggung bila diberi saran)
Obah ngarep kobet mburi (teladan atau tindakan orang besar, menjadi contoh bagi orang kecil)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al Hasyr [59]:18)

aa

Posted in Uncategorized.


Mahasiswa Berkualitas… Bagaimanakah?

Potret kehidupan mahasiswa saat ini nampaknya berbeda jauh dengan jaman mahasiswa tahun 70-an. mahasiswa saat ini mungkin karena terbiasa dengan kehidupan yang serba instant dan “biasa saja” menyebabkan mereka terkunci dalam satu periode statis kehidupan. misalnya kehidupan mahasiswa yang hanya “Kupu-kupu”, dan tidak jarang juga yang “kunang-kunang”.
Presentasi berikut telah saya sajikan di STKIP Singkawang dalam Studium Generale. di dalamnya mengulas bagaimana agar seorang mahasiswa dapat menjadi Mahasiswa yang ideal dan berkualitas.
Selengkapnya silahkan nikmati sajian ini.

Posted in Karakter.


Revitalisasi Pendidikan IPS….. Perlukah ?????

Baru-baru ini banyak kita jumpai berbagai problema sosial. Problem-problem tersebut terkadang sangat kompleks sehingga tidak cukup diselesaikan dengan satu disiplin ilmu saja.  Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu dasar dalam menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks itu.
Ilmu pengetahuan sosial membekali seseorang untuk terampil memecahkan masalah sosial yang dihadapi sehari-hari baik masalahnya pribadi maupun masalah orang lain atau kelompok lain. Bagaimana caranya…? silahkan Download presentasi saya berikut.

Posted in Pendidikan.


Teori Belajar dan Motivasi

Selanjutnya kami ingin mempersembahkan sebuah buku lagi ke pembaca Web Blog ini. Buku ini merupakan sekelumit tentang Teori Belajar dan Motivasi. Tulisan pada Buku ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian Pertama yaitu aliran-aliran teori belajar dan Bagian Kedua teori-teori motivasi. Sesuai dengan pembagian tersebut, isi bagian pertama mencakup pendahuluan, sajian materi mencakupi Aliran Behavioristik, Aliran Kognitif, Aliran Humanistik, dan Aliran Sibernetik. Penutup berisi rangkuman dan test formatif. Bagian kedua yaitu Pendahuluan, Sajian Materi mencakupi Teori Motivasi, Model ARCS, dan  Sembilan Peristiwa Pembelajaran. Penutup berisi rangkuman dan test formatif.
Penguasaan terhadap kedua bagian tersebut, memungkinkan pembaca melaksanakan tugas pembelajarannya secara lebih baik dan efektif. Sejalan dengan itu, Seseorang yang menguasai teori belajar dalam suasana motivasi belajar para pebelajar yang baik akan melakukan pembelajaran secara efektif dan berkualitas.
Kulminasi dari penguasaan teori-teori belajar dan teori motivasi oleh seorang pengajar/pendidik berdampak pada kualitas pembelajaran ( misal: dosen-mahasiswa) dalam proses belajar dan mengajar, yang sudah barang tentu hal ini akan berujung pada pemahaman yang komprehensif dan holistik terhadap materi yang dikaji dan dipelajari oleh pebelajar.
Akhirnya, semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca.

Selengkapnya silahkan download di sini.

Posted in Uncategorized.


Kesadaran Masyarakat pada Daerah Rawan Banjir

Puji dan syukur dipanjatkan kekhadirat Allah SWT karena dengan kehendak dan kemurahan-Nya telah tercurah rahmat dan karunia, sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Terselesaikannya penelitian ini, bukan semata-mata hasil usaha dan jerih payah  peneliti sendiri, melainkan atas pemberian kesempatan, bantuan, bimbingan, pengarahan dan pemberian saran-saran  dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam kesempatan ini saya menyampaikan  ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. Pimpinan pada Lembaga Penelitian Unnes yang telah menyeleksi dan mengalokasaikan dana untuk penelitian ini. Kepala Dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang, Para Camat terpilih se-Kota Semarang, Bapak/Ibu responden terpilih se-Kota Semarang yang telah  meluangkan waktu mengisi kuesioner dan berwawancara berkaitan dengan data  yang diperlukan penelitian ini. Peserta dan  nara sumber yang terlibat dalam acara Diskusi Kelompok Terfokus. Para Mahasiswa UNNES di bawah koordinasi para pengambil data, Para evaluator yang telah dengan teliti dan penuh kesungguhan mengevaluasi dan mengarahkan proposal, instrumen, dan pelaporan penelitian ini agar lebih bermakna hasilnya. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah dengan langsung atau tidak memberi bantuan moril maupun materiil atas terselesaikannya penelitian ini.
Akhirnya, semoga penelitian ini ada manfaatnya bagi pengembangan Kota Semarang, bagi masyarakat yang peduli dan ikut serta membangun dan membebaskan Kota Semarang dari bencana banjir khususnya, dan bagi dunia pendidikan, serta peserta didik dalam menumbuhkan kesadaran mencintai wilayah dan tanah air Indonesia.

Selengkapnya bisa dibaca melalui link unduh di bawah ini.

1. Cover laporan penelitian
2. Laporan Penelitian
3. Bahan Ajar tentaang banjir bagi Masyarakat.

Posted in Uncategorized.


Komik Pendidikan Karakter

Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya penulis memiliki kemampuan dan kekuatan untuk menyajikan buku Karakter dalam Gambar ke hadapan para pembaca dan pemerhati pendidikan, khususnya pendidikan karakter. Buku ini merupakan salah satu produk hasil penelitian “Padepokan Karakter: Lokus Model Pembangunan Karakter dan Pembangunan Bangsa”.
Berdasar penelitian tersebut, dihasilkan beberapa produk. Produk-produk itu seperti, (1) Model Pembangunan Karakter Berbasis Lokus Padepokan Karakter,  (2) Buku Panduan Pembangunan Karakter  Bangsa, (2) Buku Ajar Pembangunan Karakter Bangsa, yang berisi bahan pengayaan dimensi sikap, dimensi pengetahuan, dimensi perilaku, persepsi dan evaluasi diri, serta memaknai gambar, (3) Cakram Padat (Compact Disc) Pembangunan Karakter Bangsa, (4) Rumah Ilmu, dan (5) Karakter dalam Gambar (Komik). Semua produk tersebut tersedia di Padepokan Karakter Jurusan Politik dan Kewarganegaraan (PKn) Fakulltas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Penulis menyadari bahwa membangun karakter tidaklah mudah, tidak cukup hanya diajarkan, tetapi perlu diperkenalkan, diteladankan, dan dibiasakan. Itu pun hasil dan dampaknya baru dapat dirasakan dan dilihat dalam waktu yang cukup panjang. Namun demikian, tidak berarti bahwa pembangunan karakter tidak perlu dilakukan, melainkan justru harus didukung oleh semua pihak dengan berbagai langkah, metode, dan sarana.
Gambar/komik, khususnya yang berupa buku  banyak digemari dan dibaca orang karena mudah dicerna dan lucu. Orang bisa menikmatinya tanpa harus mengernyitkan dahi dan tegang. Namun demikian, seyogianya bersamaan dengan membaca buku ini, pembaca tetap berpikir dan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya,  mengaitkan kepada fenomena kehidupan nyata saat ini, sebab boleh jadi banyak yang tidak sesuai dengan karakter bangsa yang diharapkan dan dijunjung tinggi. Tersajinya buku ini tidak lepas dari dorongan, bantuan, fasilitas, dan penguatan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Rektor Unnes Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Ka. LP2M Unnes Prof. Dr. Totok Sumaryanto F, M.Pd., Dekan FIS Dr. Subagyo, M.Pd., Ketua Jurusan PKn Drs. Slamet Sumarto, M.Pd., serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya, harapan yang diemban oleh Buku Karakter dalam Gambar ini dapat memberi kemanfaatan, meskipun hanya sebatas karya terbatas dari keluasan ilmu yang sangat luas. Selengkapnya tentang Komik ini sebagai berikut.

0 cover a40 cover awal0 tokoh1233a4566a7899a10111212a131414a15161717a18192020a21222324252626a27282929a30313232a

Posted in Uncategorized.


Profile Padepokan Karakter Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, menampilkan: Latar Belakang, pendirian, lokasi,  Maksud dan tujuan, target dan sasaran, metode pembelajaran, maskot padepokan karakter, dan perangkat padepokan. Untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan klik di sini

Posted in Uncategorized.


Dasar Komunikasi dan keterampilan dasar mengajar

Tulisan pada Modul ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian Pertama yaitu Dasar-dasar Komunikasi dan Bagian Kedua Keterampilan Dasar Mengajar. Sesuai dengan pembagian tersebut, isi bagian pertama mencakupi kajian hakikat komunikasi, komunikasi antar pribadi, dan komunikasi dosen-mahasiswa. Bagian kedua yaitu Keterampilan Dasar Mengajar mencakupi kajian cara menguasai keterampilan dasar mengajar, komponen dan prinsip keterampilan dasar mengajar.
Penguasaan terhadap dasar-dasar komunikasi akan memungkinkan dosen berkomunikasi secara lebih baik dan efektif. Sejalan dengan itu, seorang dosen yang menguasai dasar-dasar komunikasi dengan baik dan berkomunikasi secara efektif akan dengan baik pula berinteraksi dengan para mahasiswa dalam proses pembelajaran. Komunikasi merupakan salah satu kunci keberhasilan kegiatan. Oleh karena itu, jika dosen mampu berkomunikasi secara lebih efektif, dapat dipastikan bahwa ia akan mampu mengelola kegiatan belajar-mengajar, lebih efektif pula. Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa seorang dosen sangat perlu menguasai dasar-dasar komunikasi.
Keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang dosen yang profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang dikelolanya. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan dasar mengajar akan memungkinkan seorang dosen mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara lebih efektif pula. Oleh karena itu, serorang dosen yang ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar/pendidik seyogianya menguasai dengan baik keterampilan dasar mengajar tersebut.
Kulminasi dari penguasaan dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar oleh seorang pengajar/pendidik berdampak pada kualitas pembelajaran dosen-mahasiswa di kelas, yang sudah barang tentu hal ini akan berujung pada pemahaman yang komprehensif dan holistik terhadap materi perkuliahan yang dikaji dan dipelajari oleh para mahasiswa.

Selengkapnya baca di sini

Posted in Uncategorized.


..:: Lima Pendekatan Penelitian ::..

Penelitian adalah cara ilmiah untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi manusia. Penemuan kebenaran atas jawaban terhadap persoalan-persoalan yang muncul yang diperoleh melalui penelitian tersebut dapat dipertanggungjawab, sebab cara itu cara penemuan yang terkendali dan dapat diverifikasi kebenarannya. Berbeda halnya dengan penemuan kebenaran yang ditemukan dengan cara non-ilmiah, kendatipun cara  non-ilmiah dapat menemukan kebenaran, penemuan itu akan sulit dipertanggungjawabkan dan diverifikasi.
Pertanyaannya adalah cara pendekatan penelitian apakah, yang bagaimanakah, dan yang manakah yang digunakan agar penemuan tersebut ditemukan secara akurat? Jawabannnya adalah sangat tergantung pada banyak hal. Dasar penentuannya, dapat tergantung pada fokus penelitian, pada masalah penelitian, pada pertanyaan penelitian, pada tujuan penelitian, dan pada ragam data yang akan dijaring. Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, tentunya peneliti dapat menetapkan pendekatan yang akan digunakan.
Buku “Lima Pendekatan Penelitian” yang ada dihadapan pembaca adalah revisi dan pengembangan dari Buku “Metode Penelitian Pendidikan Moral dalam Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Campuran, Tindakan, dan Pengembangan” yang diterbitkan oleh  Percetakan UNNES Press Tahun 2011 dengan ISBN 978 602 8467 77 3. Lima pendekatan penelitian yang dimaksud dalam buku ini adalah penelitian kuantitatif, kualitatif, metode campuran, penelitian tindakan, serta penelitian dan pengembangan. Penyatuan pendekatan-pendekatan penelitian tersebut dalam satu buku, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan  memudahkan para pembaca mencari pendekatan-pendekatan penelitian yang diinginkan. Lebih lanjut, pembaca juga akan dapat dengan cepat membandingkan, menelusuri secara utuh setiap pendekatan penelitian, sehingga cepat pula menentukan pendekatan penelitian mana yang akan digunakan dalam penelitian yang dirancang. Kendatipun, sajian pendekatan-pendekatan penelitian satu dengan lainnya dipisahkan, kupasan teoretisnya dapat berguna bagi pemahaman pendekatan lainnya. Misal, ketika dalam pendekatan penelitian kuantitatif membicarakan bagaimana mengangkat masalah, ketentuannya dapat saja digunakan untuk pendekatan penelitian kualitatif, metode campuran, tindakan kelas  atau penelitian dan pengembangan. Demikian juga halnya ketika mengupas teknik dan alat pengambil data pada penelitian kuantitatif, dapat juga menambah pemahaman untuk menentukan teknik dan alat pengambil data pada pendekatan penelitian lainnya.
Sajian bab 1 buku ini, didahului dengan memberikan gambaran umum penelitian. Harapan yang terkandung dalam gambaran umum ini, antara lain agar para pembaca lebih memahami hakikat pentingnya penelitian. Penelitian dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan timbal balik. Banyak penelitian yang dilakukan akan  banyak ilmu pengetahuan yang ditemukan. Banyak ilmu pengetahuan yang ditemukan  akan banyak penelitian yang dilakukan. Harapan lain dari sajian gambaran umum tersebut yaitu agar peneliti tetap berpegang teguh pada etik dan politik penelitian sehingga penelitian berdaya guna dan berhasil guna.
Sajian bab 2 yaitu sajian tentang pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif menghendaki kerincian, kejelasan baik dalam literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti, dalam prosedur dan langkah-langkahnya, maupun dalam merumuskan hipotesis sebelum terjun ke lapangan. Oleh karena itu, diharapkan pemahaman terhadap pendekatan penelitian kuantitatif menjadi bekal berharga memahami pendekatan-pendekatan penelitian berikutnya.
Sajian bab 3 yaitu sajian pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dimaksudkan mengembangkan konsep-konsep yang sensitif, menggambarkan kenyataan berganda, teori lapangan, mengembangkan pemahaman makna, menemukan teori. Penelitian kualitatif cocok bila digunakan untuk meneliti bila permasalahan dalam situasi sosial masih samar-samar, kompleks, dinamis, dan dimaksudkan bila peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara lebih mendalam, serta menemukan hipotesis atau teori.
Pemahaman peneliti terhadap dua pendekatan penelitian, kuantitatif dan kualitatif, akan lebih memudahkan peneliti memilih pendekatan yang akan digunakan sesuai dengan  masalah yang diangkat. Dengan demikian, kesalahan pengambilan pendekatan penelitian dapat dihindari.
Sajian bab4  adalah penelitian metode campuran (mixed methods). Perdebatan memang terjadi terhadap penerapan metode campuran ini. Namun pandangan kelompok pragmatis, memandang persoalan penggabungan/pencampuran ini didasarkan pada sudut pandang kegunaan praktis. Pandangan kelompok  dialektis, cenderung untuk mencari manfaat sinergis dari paradigma positivisme dan postpositivisme. Selain itu, tujuan pendekatan metode campuran itu antara lain untuk lebih meningkatkan kredibilitas temuan penelitian karena peneliti mempunyai pertanyaan-pertanyaan penelitian yang berbeda yang hanya dapat diselesaikan oleh metode berbeda atau campuran. Peneliti yang mengangkat banyak pertanyaan yang hendak dituntaskan dengan satu kali penelitian, maka penelitian metode campuran yang seyogianya digunakan. Dengan demikian, temuan yang belum terungkap oleh satu pendekatan penelitian akan dijelaskan oleh temuan yang menggunakan pendekatan penelitian lain.
Sajian bab 5 adalah sajian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah pendekatan/jenis dari banyak pendekatan/jenis penelitian yang disarankan untuk mengurangi kesenjangan hubungan antara peneliti dan praktisi/pendidik, serta untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam arti yang sangat luas. PTK bermaksud menempatkan, memposisikan,  dan menjadikan pendidik (guru dan dosen) sekaligus sebagai peneliti. Dengan demikian, permasalahan pembelajaran yang dihadapi di kelas akan segera dapat ditanggulangi. Pada gilirannya, seorang guru/dosen dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Sajian bab 6 adalah penelitian dan pengembangan (R&D). R&D digunakan apabila peneliti bermaksud menghasilkan produk tertentu dan sekaligus bermaksud untuk menguji keefektifan produk hasil penelitian dan pengembangan tersebut. R&D pada dunia industri merupakan ujung tombak dari sebuah industri dalam menghasilkan produk-produk baru andalan industri tersebut. Pada dunia pendidikan pun R&D ini seyogianya dilakukan, sehingga peneliti-peneliti R&D dapat menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan. Produk-produk tersebut dapat berupa kebijakan, sistem, metode kerja, kurikulum, buku ajar, media, model pembelajaran, dan sebagainya.
Penulis berusaha merangkum bahan dalam buku ini dari berbagai literatur sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka. Sudah barang tentu, pembaca juga perlu membaca buku-buku rujukan dalam daftar pustaka tersebut dan mengembangkan dengan rujukan-rujukan lain agar pemahaman terhadap pendekaran-pendekatan penelitian tersebut lebih luas dan memadai.
Penulis menyadari, buku ini masih jauh dari baik, oleh karena itu saran dan masukan demi perbaikan buku ini sangat dinantikan. Penulis juga mengharapkan, semoga buku ini dapat memberikan manfaat sekecil apapun kepada semua pembaca. Terimakasih yang setinggi-tingginya disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan, baik dorongan yang berupa moral maupun material atas terbitnya buku ini.

Selengkapnya baca perbagian pada link di bawah ini

Bab 1 ( Umum )
Bab 2 ( Kuantitatif )
Bab 3 ( Kualitataif )
Bab 4 ( Metode Campuran )
Bab 5 ( PTK )
Bab 6 ( Research and Development )
Biodata Penulis
Cover
Pustaka

 

 

 

 

 

 

Posted in Uncategorized.


Buku Padepokan Karakter

Buku ini merupakan nafas utama dari Padepokan Karakter Fakultas Ilmu Sosial Unnes. Di dalam buku Padepokan karakter ini terkandung bagaiamana cara membangun karakter manusia secara utuh. Pada bagian pertama buku Panduan Pembangunan Karakter dijelaskan Pengertian, Sifat, Fungsi, dan Ruang Lingkup Padepokan Karakter. Di sana juga disertai dengan Perangkat Pembangunan Karakter, Tahapan Pembangunan Karakter, Metode/Pendekatan Karakter, dan tata cara memonitoring dan mengevaluasi Karakter.

Silahkan Baca lebih lanjut di Sini dan covernya di Sini

Posted in Uncategorized.




Skip to toolbar