Calendar

April 2024
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Sekolah Alam Sebagai Wadah Pembentukan Karakter

Rekonstruksionalisme sebagaimana aliran-aliran sebelumnya juga berasal dari kosakata bahasa Inggris construction—yang artinya pembangunan, bangunan, dan tafsiran – yang mendapat imbuhan re– dan –isme. Re- berarti kembali. –isme adalah faham. Jadi rekonstruksionalisme adalah sebuah faham yang bertujuan untuk membangun kembali sesuatu yang menjadi topik bahasannya. Sedangkan dalam konteks pendidikan, aliran ini bertjuan hendak membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia, dengan merombak kembali tata susunan pendidikan lama dengan tata susunan pendidikan yang sama sekali baru.

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Dan sekolah alam adalah salah satu cara menanamkan nilai-nilai yang baik kepada anak sehingga nantinya dapat menciptakan generasi muda yang berkarakter.

Aliran Rekonstruksionalisme Dalam Filsafat Pendidikan. Filsafat adalah sebuah faham pemikiran yang berasal Persia dan Yunani. Filsafat mulai dijadikan sebagai metode berfikir umat Islam sejak terjadinya interaksi antara kaum Muslimin dengan orang-orang Yunani dan Persia. Semenjak itulah taraf berfikir sebagian kaum Muslimin yang menggunakan taraf berfikir dengan berpijak pada Al-Quran dan Hadits mulai menjadikan akal sebagai sumber utama dalam berfikir. Akibat yang terjadi muncullah pemikiran-pemikiran yang dapat membuat ragu akidah umat Islam pada saat itu. Muncullah aliran-aliran seperti Mu’tazilah, Jabbariyyah, Maturidiyah, dan sebagainya.

Di era sekarang filsafat telah menjadi disiplin ilmu di beberapan perguruan tinggi Islam di Indonesia. Buku-buku yang membahas filsafat dengan berbagai cabangnya telah beredar di lingkungan kampus dengan jumlah yang besar. Salah satu cabang filsafat adalah Filsafat Pendidikan Islam yang membahas pemikiran filosof-filosof dari kalangan umat Islam tentang pendidikan. Selain itu juga dipelajari pemikiran filosof-filosof Barat tentang pendidikan. Sehingga oleh sebagian orang mencoba mencari faktor yang menyebabkan kemajuan barat, sehingga diambil nilai positifnya.

Rekonstruksionalisme sebagaimana aliran-aliran sebelumnya juga berasal dari kosakata bahasa Inggris construction—yang artinya pembangunan, bangunan, dan tafsiran – yang mendapat imbuhan re– dan –isme. Re- berarti kembali. –isme adalah faham. Jadi rekonstruksionalisme adalah sebuah faham yang bertujuan untuk membangun kembali sesuatu yang menjadi topik bahasannya. Sedangkan dalam konteks pendidikan, aliran ini bertjuan hendak membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia, dengan merombak kembali tata susunan pendidikan lama dengan tata susunan pendidikan yang sama sekali baru.

Aliran ini memiliki kesamaan dengan perenialisme dalam hal yang melatarbelakangi munculnya tori tentang pendidikan. Berbagai kerusakan yang terjadi dalam sendi kehidupan mengharuskan adanya perubahan total terhadap pendidikan. Perubahan yang dimaksud dengan merujuk pada pengertian rekonstruksionalisme di atas adalah perubahan hingga ke akar-akarnya. Perubahan yang dikehendaki adalah berubah sama sekali baru.

Sekolah Alam. Pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa, jika pendidikan tidak berjalan dengan maksimal, maka pembangunan tidak akan terlaksana secara optimal. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan media pembangunan yang memiliki posisi paling strategis dalam sebuah negara. Pendidikan juga merupakan sarana transformasi ilmu pengetahuan, yang meliputi sosialisasi ilmu pengetahuan, pengembangan ilmu pengetahuan, sosialisasi norma dan nilai dalam masyarakat, baik budaya, agama, maupun idiologi. Indonesia merupakan negara dunia ketiga yang sedang melakukan pembangunan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945, namun dalam perjalanannya timbul berbagai penyimpangan dan masalah-masalah didalam proses perealisasiannya. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan masih sangat rendah, hal ini dibuktikan dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kapita yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia semakin menurun.

Sekolah alam tidak menggunakan bangunan gedung yang mewah melainkan menyesuaikan dengan lingkungan di daerah tersebut, karena pembelajaran tidak harus di dalam ruangan kelas tetapi proses pembelajaran dapat dilakukan dimanapun yang terpenting adalah terdapat interaksi siswa dengan sumber belajar yang dalam materi yang sedang didalaminya.

Sekolah berbasis alam mengindikasikan satu hal: kegiatan belajar dilakukan dengan memaksimalkan eksplorasi terhadap alam lingkungan sekitar. Itulah mengapa sebagian besar aktivitas dilakukan di luar ruang. Siswa sesekali diajak langsung belajar di hutan, gunung, dan laut. Siswa tidak hanya dibekali teori, pelajaran dari buku atau belajar di dalam ruang kelas, tetapi mereka diajak langsung mengambil alam sebagai media belajar. Ketika belajar tentang biota laut, misalnya, siswa tidak hanya diajak melihat foto teripang yang ada di buku, tapi mereka melakukan outing ke Pulau Pari untuk bisa langsung melihat dan memegang teripang.

Santoso (2010:12), sekolah alternatif berbasis alam tentu mempunyai banyak perbedaan dengan sekolah formal. Namun bukan berarti tanpa kurikulum kompetensi. Sekolah alternatif berbasis alam tetaplah bernilai positif sebagai upaya menumbuhkan kemandirian sejak dini, membuka kesadaran kreatif seluas mungkin, serta memberikan pembelajaran tentang kerja sama.

Sekolah Alam Sebagai Wadah Pendidikan Karakter. Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah, bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen dan watak, sementara itu, yang disebut dengan berkarakter ialah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak sedangkan pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina, kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Dalam perkembangannya , istilah pendidikan atau paedagogie, berarti bimbingan atau pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang  atau kelompok lain agar menjadi dewasa  untuk mencapai tingkat hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti mental.

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona (1991)adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seserorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.

Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nila-nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam perilaku dan sikap yang baik, sedangkan menurut Lickona T adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.(Lickona.2009)

Pendidikan karakter, tanpa ataupun telah kita sadari mutlak diperlukan di segala bidang aspek kehidupan. Mulai di keluarga, lingkungan social, sekolah bahkan hingga perguruan tinggi. Tidak terkecuali di dalam sekolah bisnis. Pendidikan karakter tidak hanya diperlukan bagi anak usia dini hingga remaja, tapi juga sangat diperlukan bagi usia dewasa. Terutama untuk kelangsungan hidup ini. Karakter yang juga identik dengan kemampuan soft skill merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Banyak sekali penelitian yang mengatakan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh hard skill saja, tapi juga ditentukan oleh soft skill. Dan ini memegang peranan yang sangat besar.

Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukkan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral kepada anak adalah usaha yang strategis

Dengan demikian, pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya.

Banyaknya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa baik tingkat sekolah dasar maupun di perguruan tinggi membuat pendidikan karakter menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.Pendidikan karakter merupakan sebuah proses yang panjang yang harus dilakukan sejak anak usia dini terutama pada saat anak duduk di tingkat Playgroup atau TK.

Dan salah satu tempat pendidikan karakter yang baik adalah sekolah alam. Sekolah alam menjadi salah satu tempat untuk menamkan nilai-nilai karakter yang baik, seperti bagaimana kita harus mengargai sesama dan lingkungan. Agar kelak dapat menjadi generasi yang baik dalam memajukan bangsa ini.

Kelebihan – kelebihan sekolah alam :

  1. Konsep pembelajaran dengan cara sambil bermain menjadikan pemahaman mengenai sekolah bukanlah beban, melainkan hal yang menyenangkan.
  2. Metodologi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah pada Pencapaian logika berpikir, inovasi, yang baik dalam bentuk action learning.
  3. Pengadaan buku – buku yang menunjang metodologi pembelajaran dengan rujukan dari berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
  4. Tidak hanya murid yang belajar, tetapi guru juga dituntut untuk selalu belajar.
  5. Hasil karya murid yang dipamerkan tiap satu semester ( enam bulan) sekali.

 

Leave a Reply

You can use these HTML tags

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

  

  

  

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: