RELIGI DAN ETIKA JAWA: Penerapan Nilai Budaya Jawa Dalam Kehidupan “Meniti Hidup Baru Dari Pengetahuan Yang Baru”

Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial. sebagai makhluk individu, manusia mempunyai keterikatan dengan yang menciptakannya, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia merupakan makhluk yang selalau membutuhkan orang lain dalam proses kehidupannya. Untuk mampu bersatu dengan orang lain, diperlukan adanya interaksi yang baik, interaksi yang mampu menghangatkan suasana, interaksi yang mampu menimbulkan kemistri antara orang yang melakukan interaksi tersebut. baca selanjutnya

ANTROPOLOGI INDONESIA “Heterogenitas Masyarakat”

Masyarakat dan keanekaragamannya (heterogenitas) merupakan suatu bentuk permasalahan yang memang selalu ada dalam klehidupan masyarakat. Suatu masyarakat itu terbentuk karena adanya perbedaan, sementara perbedaan sendiri menjadikan kehidupan dalam bermasyarakat menjadi lebih hidup, lebih menarik dan layak untuk diperbincangkan.

Ada dua macam heterogenitas yang paling sering muncul di masyarakat: selengkapnya

STUDIUM GENERAL “Inovasi Media Pembelajaran Elektronik, School Book”

          Dalam rangka mengurangi kerusakan lingkungan, yang salah satunya disebabkan oleh banyaknya penggunaan kertas, maka berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dunia dari berbagai lini, termasuk juga masyarakat kolektif yang mempunyai sedikit rasa kepedulian terhadap keasrian dan keselamatan bumi ini. Salah satu solusi yang muncul yaitu dengan penggunaan media pembelajaran elektronik dalam pembelajaran, guna mengurangi penggunaan kertas yang semakin ke sini semakin meningkat.

selengkapnya

KAJIAN ETNOGRAFI “Kajian Religi Berdasarkan Perspektif Teori-Teori Sosial”

Dalam artikel kali ini, akan ditampilkan mengenai bagaimana kajian mengenai konsep religi, yang termuat dalam mata kuliah Kajian Etnografi.

Berbicara mengenai religi, tentunya telah banyak tokoh-tokoh terkemuka yang menyampaikan pendapat serta pemikirannya mengenai hal tersebut. Secara umum, para tokoh tersebut mendefinisikan religi sebagai suatu sistem kepercayaan mengenai hal-hal magic yang berkaitan dengan agama, dimana dalam sistem religi, terdapat beberapa bahasan mengenai bagaimana seseorang itu menjalankan kewajibannya terhadap Tuhannya berdasarkan agama yang telah dianutnya. Religi membahas mengenai seberapa jauh tingkat pengetahuan seseorang, serta membahas mengenai seberapa dalam penghayatan seseorang terkait dengan hal agama yang diyakini serta dianut olehnya. Religi merupakan dorongan naluri seseorang untuk meyakini serta melaksanakan agama yang telah diyakini dan dianutnya, dalam hal ini, religi diwujudkan sebagai bentuk taat kepada agama yang dianutnya, meliputi keyakinan kepada tuhan, peribadatan, norma-norma yang mengatur manusia dengan Tuhan.

Baca Selengkapnya

ANTROPOLOGI INDONESIA “Heterogenitas Masyarakat”

Hai sahabat cakrawalars

Selamat datang di halaman kami. Kali ini kami akan menyuguhkan materi yang sangat menarik untuk anda, kalian-kalian para pencari pengetahuan. Kali ini akan kami suguhkan materi tentang Antropologi Indonesia, tepatnya yakni materi tentang Heterogenitas Masyarakat.

Berikut materinya…

Masyarakat dan keanekaragamannya (heterogenitas) merupakan suatu bentuk permasalahan yang memang selalu ada dalam klehidupan masyarakat. Suatu masyarakat itu terbentuk karena adanya perbedaan, sementara perbedaan sendiri menjadikan kehidupan dalam bermasyarakat menjadi lebih hidup, lebih menarik dan layak untuk diperbincangkan. Continue reading ANTROPOLOGI INDONESIA “Heterogenitas Masyarakat”

PENULISAN KARYA ILMIAH POPULER “Pembubaran Ormas Radikal Sebagai Kado Terindah Di Hari Yang Bersejarah”

“Pekikan semangat Pancasilais di tanggal 1 Juni yang sering kita kenal dengan hari lahir Pancasila, kini sudah tidak senyaring dulu lagi. Hal ini terjadi semenjak munculnya musuh-musuh dalam selimut, yang dengan liciknya merong-rong kesatuan semangat Pancasilais Bangsa Indonesia”. Yah, itulah ungkapan yang kiranya sesuai dengan kondisi yang terjadi di bangsa kita akhir-akhir ini.

Seperti yang telah terpatri dalam benak kita masing-masing, bahwa 1 Juni 1945 merupakan hari lahirnya Pancasila. 1 Juni 1945 merupakan hari dimana presiden pertama kita, bapak Ir. Soekarno mengungkapkan istilah “Pancasila” untuk yang pertama kali dalam pidatonya. Dengan disampaikannya pidato tersebut, maka setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya “Pancasila”.

Adapun proses perumusan hingga pengesahan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, dilakukan dalam sidang yang diberi nama sidang BPUPKI. Proses ini bukanlah suatu hal sepele yang bisa dilakukan begitu saja oleh sembarang orang. Ini merupakan suatu hal yang sangat fundamental, dimana para tokoh negara saat itu melakukan ijtihad secara keras, untuk memilih poin-poin apa saja yang akan digunakan sebagai dasar Negara Indonesia, yang bisa merangkul semua kalangan, yang bisa diakui dan dilaksanakan oleh semua rakyat Indonesia yang sangat multikultur ini. Bung Karno sebagai pemikir dan pencetus dasar Negara Indonesia, memandang Pancasila dengan Perspektif Rasional. Jenderal Sudirman memandang Pancasila sebagai sesuatu yang mistis. Terminologi kesaktiannya hanya mampu dihayati dan difahami dengan kesadaran mistis yang tinggi. Pada saat itu, terdapat beberapa rumusan dasar Negara Indonesia yang diungkapkan oleh beberapa tokoh terdahulu, hingga muncul kesepakatan bersama bahwa dasar Negara Indonesia adalah “Pancasila”, yang berisikan lima dasar yang harus dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari.

selengkapnya

RELIGI DAN ETIKA JAWA “Meniti Hidup Baru dari Pengetahuan yang Baru”

Hai sahabat cakrawalars

Selamat datang di halaman kami. Kali ini kami akan menyuguhkan materi yang sangat menarik untuk anda, kalian-kalian para pencari pengetahuan. Masih tentang Religi dan Etika Jawa,kali ini akan kami sampaikan materi tentang Meniti Hidup Baru dari Pengetahuan yang Baru.

Berikut materinya…

Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial. sebagai makhluk individu, manusia mempunyai keterikatan dengan yang menciptakannya, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia merupakan makhluk yang selalau membutuhkan orang lain dalam proses kehidupannya. Untuk mampu bersatu dengan orang lain, diperlukan adanya interaksi yang baik, interaksi yang mampu menghangatkan suasana, interaksi yang mampu menimbulkan kemistri antara orang yang melakukan interaksi tersebut. Continue reading RELIGI DAN ETIKA JAWA “Meniti Hidup Baru dari Pengetahuan yang Baru”