Teori-teori Struktural-Levi-Strauss

Riwayat Hidup Levi-Strauss

         Levi-Strauss lahir di Brussel dalam keluarga pelukis Yahudi , ia belajar ilmu hukum dan filsafat di Universitas Paris. Ia mempunyai hobi membaca buku mengenai geologi,ilmu psiko-analisa, dan tulisan Karl Marx.Setelah sarjana , pada tahun 1932 ia menjadi guru sekolah menengah (lycee),tahun 1934 ia diminta menjadi gurubesar sosiologi di Universitas Sao Paolo di Brasil sambil meneliti Penduduk Amerika Latin yang hidup bercocok tanam di ladang hutan rimba tropik.Tahun 1936 ia menghasilkan karya etnografi pertamanya yaitu Contribution a I’Etude de I’Organization Sociale des Indiens Bororo.Pada tahun 1938 ia melakukan penelitian antropologi masyarakat suku-bangsa Nambikuara dan Tupi-Kawahib.

Ketika Perang Dunia II pecah Levi-Strauss masuk dinas tentara dan keluar pada tahun 1940 lalu pergi ke Amerika Serikat .Di New York Ia bergaul dengan cendekiawan-cendekiawan Amerika dan Eropa seperti R.H Lowie dan E. Matraux (ahli antropologi) , R. Jakobson (ahli linguistik) dan J.P Sartre (ahli filsafat Perancis). Pergaulannya dengan Jakobson menghasilkan bebrapa gagasan analisa kebudayaan dalam hubungannya dengan alam,dan menyebabkan berkembangnya konsep analisa antropologi menurut model ilmu linguistik yang diuraikan dalam karangan I’Analyse Structurale en Linguistique et en Anthropologie – majalah World (1945).

Sesudah Perang Dunia II Levi-Strauss diangkat oleh pemerintah Perancis menjadi atase kebudayaan di Washington dan ia menulis buku yang terbit setelah ia kembali ke Perancis , yaitu La Vie Familiale et Sociale des Indiens Nambikwara (1948) dan Les Structures Elementaires de la Parente yang membuatnya terkenal.Tahun 1950 ia menjadi direktur urusan ilmiah di Ecole Pratique des Hautes Etudes di Universitas Paris.Tahun 1952 ia menulis buku Race et Histoire.

Diantara tahun 1953-1960 ia menjadi sekretaris jenderal International Council of the Social Science yaitu suatu dewan internasional dari UNESCO yang bertujuan mengembangkan ilmu-ilmu sosial.Ia juga sempat menulis The Structural Study of Myth (1955),Tristes Tropiques, dan Anthropologie Structurale (1958).Tahun 1959 ia juga diangkat menjadi gurubesar antropologi sosial di College de France,dan terbitlah karya-karya penting seperti Le Totemisme Aujourd’hui (1962) , La Pensee Sauvage,ketiga jilid Mythologyque (1964-1968). Tahun 1968 ia mendapat medali emas dari Centre Nationale de la Recherche Scientifique ,dan tahun 1976 ia menerima hadiah Bintang Viking untuk ilmu antropologi.

Metode Segitiga Kuliner

            Metode “segitiga kuliner” (triangle culinaire) diterapkan terhadap unsur makanan. Ia juga memakai analisa makanan didalam beberapa karangannya seperti jilid 1 dari buku Mythologique yang berjudul Le Cru ei le Cuit yang berarti Hal Yang Mentah dan Hal Yang Masak.

Manusia secara universal memproses makanannya dan setiap makanan mempunyai arti simbolik. Makanan manusia terdiri dari tiga jenis :

  • Makanan melalui proses pemasakan
  • Makanan melalui proses fermentasi
  • Makanan yang mentah

Makanan manusia ada yang digolongkan kedalam dua extrem, yaitu :

  • Golongan kebudayaan (sumber makanan berupa tumbuh-tumbuhan yang ditanam atau binatang yang dipelihara/diburu)
  • Golongan alam ( tidak terkena campur tangan manusia)

Menurut Levi-Strauss, akal manusia selalu mencoba mencari antara dua extrem dalam satu kontinum,dengan menghubungkan dua extrem itu.

Analisa Sistem Kekerabatan

               Levi-Strauss merupakan ahli filsafat yang berpikir tentang masalah azas-azas cara berpikir simbolik dari manusia sebagai makhluk kolektif yang berinteraksi dalam masyarakat. Ia menganggap ilmu antropologi merupakan ilmu yang dapat memberikan data etnografis mengenai masyarkat primitif,sehingga ia menganggap masyarakat bersahaja sebagai masyarakat elementer yang biasanya didominasi oleh sistem kekerabatan dan interaksi warga berdasarkan sistem simbolik yang menentukan sikap mereka terhadap minimal tiga kelas kerabat,yaitu : kerabat karena hubungan darah,kerabat karena hubungan kawin,dan karena hubungan keturunan.

Keluarga inti memepunyai tiga rangka hubungan , yaitu :

  • Hubungan darah
  • Hubungan sebab perkawinan
  • Hubungan keturunan

Menurut Levi-Strauss , hubungan darah dan hubungan perkawinan selalu bertentangan. Seorang individu biasanya akan bersikap positif kepada saudara sekandung,dan negatif kepada saudara ipar. Tetapi asumsi tersebut tidak dibenarkan oleh para ahli antropologi.

Menurut Levi-Strauss,dalamkenyataan kehidupan kekerabatan, hubungan positif adalah hubungan yang didasari sikap bersahabat, mesra, dan cinta-mencintai. Sedangkan hubungan negatif adalah hubungan yang didasari sikap sungkan, resmi, dan menghormat.

Kalau kita teliti data etnografi Levi-Strauss lebih mendalam,maka tampak betapa subyektifnya ia menilai suatu hubungan kekerabatan itu sebagai positif atau negatif,dan tampak pula bahwa tidak jarang ia membawa ukuran kebudayaannya ( Perancis ) untuk membuat penilaian.

Menurut Levi-Strauss, simbolik mengatur perkawinan kelompok kekerabatan. Konsepsinya adalah bahwa pranata perkawinan pada dasarnya merupakan tukar-menukar antara kelompok sehingga memunculkan pertentangan inceste (pertentangan nikah antara saudara sekandung ).

Struktur untuk membedakan dua golongan sistem kekerabatan,yaitu :

1). Structures elementaires

2). Structures complexes.

Konsep Levi-Strauss Mengenai Azas Klasifikasi Elementer

              Menurut Levi-Strauss,bahwa suatu “pranata” atau hal yang disebut “totemisme” oleh para ahli antropologi dalam kenyataan tidak ada, dan hanya merupakan ilusi mereka saja.

Manusia merasa bahwa dirinya ber-ototeman dengan alam semesta sekelilingnya. Dalam hubungan itu manusia mengklasifikasikan lingkungan alam serta sosial-budayanya kedalam kategori-kategori yang elementer yang menimbulkan empat rangkaian ,yaitu :

  • Kategori kelompok
  • Kategori person
  • Unsur khusus kelompok
  • Unsur khusus-person

Levi-Strauss mengatakan bahwa dalam menganalisis gejala-gejala sosial,cara yang paling elementer adalah dengan membagi alam semesta kedalam dua golongan berdasarkan ciri-ciri yang saling kontras,bertentangan ,atau merupakan kebaikannya atau disebut dengan binary opposition (oposial pasangan ).

Dalam analisanya mengenai sistem kekerabatan Levi-Strauss lebih memperhatikan fungsi dari sistem-sistem tukar-menukar wanita untuk menerangkan struktur-strukaturnya. Ia tidak mau menghubungkanfungsi sistem kekerabatan dengan kebutuhan naluri atau kebutuhan psikologi dari manusia,sehingga ia mengaitkan sistem-sistem kekerabatan itu masing-masing dengan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan itu pula.

Analisanya mengenai mitologi azas-azas dan proses-proses berpikir bersahaja dan azas-azas simbolisme yang diabstraksi itu,bersifat benar-benar abstrak dan universal, dan tidak terikat kepada komplex mitologi dari masyarakat atau kebudayaan yang bersangkutan.

Pengaruh Strukturalisme Levi-Strauss

Strukturalisme Levi-Strauss di Negeri Belanda

          Diantara para ahli antropologi Belanda ada konsep-konsep klasifikasi dualisme serta oposisi pasangan sebelum di negara itu muncul karya-karya Levi-Strauss,dan karena itu lepas dari Levi-Strauss juga ,timbul suatu metode analisa data etnografi,khususnya data mitologi (panji) dan data diantara berbagai suku bangsa di Indonesia,yang mengandung banyak persamaan dengan strukturalisme Levi-Strauss.

Levi-Strauss menganalisa kebudayaan dengan menggunakan metode yang diambilnya dari ilmu linguistik,terutama dalam menganalisa sistem kekerabatan dan sistem istilah kekerabatan. Ia mulai mengadakan kontak dengan para ahli antropologi Belanda dalam karangannya yang judulnya berarti “ Apakah Orientasi Dualistik itu Ada?” ,sehingga menyebabkan banyak ahli antropologi Belanda di negeri Belanda maupun di Indonesia dan juga J. Van Baal gurubesar antropologi dari Universitas Utrecht tertarik akan konsep-konsepnya.

Konsep-konsep Levi-Strauss diterapkan dalam menganalisa data mengenai sistem kekerabatan ,organisasi sosial, dan upacara keagamaan penduduk Pulau Sawu,dan menghasilkan dissertasi berjudul Dunia Orang Sewu.

Pengaruh Levi-Strauss di Inggris

Di jurusan-jurusan antropologi di universitas-universitas di Inggris sejak kedua dasawarsa terakhir ini buku-buku Levi-Strauss merupakan bacaan wajib untuk dapat lulus ujian bagi semua mahasiswa antropologi.

  1. Needham,gurubesar antropologi sosial di Universitas Oxford tertarik akan masalah kekerabatan.Data etnografinya tidak diperolehnya dengan penelitian ,melainkan dari etnografi ahli antropologi yang sangat baik dari India T. Chandra Das.Ia juga berusaha meredaksi proyek terjemahan rekayasa dari buku Levi-Strauss “ Les Structures Elementaires de la Parente”.

R.H Barnes, seorang sarjana antropologi sosial Inggeris juga menggunakan konsep-konsep Levi-Strauss. Ia pernah melakukan penelitian di Indonesia yaitu di daerah Kedang di bagian timurlaut Pulau Lembata (Lomben) di Nusa Tenggara Timur dan menerbitkan buku yang berjudul “Kedang”. Lalu ia mempunyai kesimpulan sendiri yang berbeda mengenai kehidupan sosial budaya,walaupun Ia menggunakan konsep serta metode analisa Levi-Strauss dan Needham dalam studinya mengenai kehidupan sosial-budaya orang Kedang di Nusa Tenggara Timur.

Pengaruh Levi-Strauss di Amerika Serikat

          Setelah hampir semua karyanya diterjemahkan kedalam bahasa Inggeris Levi-Strauss mempunyai pengaruh yang sangat tinggi terhadap ahli antropologi di Amerika Serikat.

          Sebagai contoh, C. Kluckhohn ,seorang tokoh antropologi Amerika angkatan tua yang paling dulu tertarik akan konsep-konsep Levi-Strauss,terutama mengenai pertentangan dan klasifikasi dalam analisa mitologi. Ia juga membuat referensi langsung terhadap karangan-karangan Levi-Strauss. Selain itu C. Kluckhohn mengembangkan konsep kebudayaan terpendam (convert culture) yang mengingatkan kita kepada struktur elementer Levi-Strauss.

          Contoh lain,J.M. Fox seorang sarjana antropologi Amerika juga melakukan penelitian lapangan di Indonesia . Berbeda dengan Bernes, Fox lebih banyak dan lebih seksama meneliti dan menganalisa sejarah ,bahasa, upacara dan mitologi orang Rote, Ia juga mengembangkan beberapa gagasan khusus mengenai bahasa simbolik. J.M Fox ini juga merupakan tokoh yang benar-benar menunjukkan jalan untuk lebih lanjut menerapkan metodologi analisa mitologi yang telah dirintis oleh Levi-Strauss.

5 comments

Lompat ke formulir komentar

  1. Ooo.. begitu. 😀

  2. sudah bagus kakak, lanjutkan

  3. makasih infonya

  4. kalau bisa diberi daftar pustaka ya kak, untuk menambah referensi 🙂

  5. terimakasih atas saran dan masukan anda 🙂

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: