Materi Sosiologi Kelas XII Bab I : Perubahan Sosial Dan Penyebabnya

Desember 14th, 2015 by putri novitasari Leave a reply »

1. Pengertian Perubahan Sosial
Salah satu konsep penting dalam Sosiologi adalah perubahan sosial, karena kehidupan masyarakat tidaklah statis, melainkan dinamis. Dinamika kehidupan sosial masyarakat merupakan hal penting dalam Sosiologi, sesuai dengan definisi dari Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, bahwa Sosiologi atau ilmu kemasyarakatan mempelajari tentang struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur maupun proses-proses sosial. Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Kingsley Davis, bahwa perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi masyarakat.
Definisi tersebut dapat dibandingkan dengan yang dikemukakan oleh Selo Soemardjan, bahwa perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Masih banyak definisi dari para ahli lain, dan masing-masing berbeda dalam memberikan tekanan. Seperti misalnya McIver dan Charles Horton Page, bahwa perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang dapat diamati, atau diukur, seperti mobilitias sosial, komposisi penduduk, ataupun perubahan sistem pemerintahan. Sementara itu, More mengartikan perubahan sosial sebagai suatu perubahan penting dalam struktur sosial, termasuk di dalamnya pola-pola perilaku dan sistem interaksi sosial, perubahan norma, nilai, dan fenomena kultural.
Herbert Blumer melihat perubahan sosial sebagai usaha kolektif untuk menegakkan terciptanya tata kehidupan yang baru.
Apapun definisinya, yang harus difahami adalah bahwa setiap masyarakat selalu mengalami perubahan-perubahan, perubahan-perubahan tersebut merupakan hal yang wajar dalam masyarakat, walaupun kadang menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat. Ada masyarakat yang berubah cepat ada masyarakat yang berubah lambat.
2. Macam-macam Perubahan Sosial
A. Perubahan Sosial berdasarkan pola
a. Perubahan berpola siklus.
Perubahan-perubahan berpola siklus diterangkan antara lain oleh Arnold Toynbe, Oswald Spengler, dan Vilfredo Pareto, bahwa masyarakat berkembang laksana suatu roda, kadangkala naik ke atas, kadang kala turun ke bawah. Tahap-tahap perkembangan masyarakat menyerupai lingkaran, sehingga satu tahapan dapat dilalui berulang-ulang.
Dalam bukunya The Decline of The West Spengler menyatakan bahwa kebudayaan tumbuh, berkembang dan pudar laksana perjalanan gelombang yang muncul mendadak, berkembang, kemudian lenyap
b. Perubahan linier
Perubahan berpola linier dianut antara lain oleh Comte, Spencer, Durkheim, Weber, dan Parsons, bahwa kemajuan progresif masyarakat mengikuti suatu jalan yang linier, dari suatu kondisi ke kondisi lain, misalnya dari tradisional menjadi modern, dari agraris ke industrial, atau dari masyarakat bersituasi atau beriklim desa menjadi masyarakat bersituasi atau beriklim kota.
Menurut Parson, masyarakat secara transisional berkembang melalui tiga tingkatan utama, yaitu (1) primitif, (2) inter-mediate, dan (3) modern.
Alvin Tofler menjelaskan bahwa masyarakat tumbuh dan berkembang dari gelombang pertama (masyarakat agraris), gelombang kedua (masyarakat industri), dan gelombang ketiga (masyarakat informasi).
Contoh lain dari perubahan linier adalah yang dikemukakan oleh Rostow, bahwa masyarakat berkembang dari masyarakat tradisional, menjadi masyarakat prakondisi lepas landas (precondition for take off), lepas landas (take off), maturity, dan akhirnya highmass consumption (konsumsi masa tinggi).
B. Perubahan Sosial Berdasarkan kecepatan atau laju perubahan sosial yang terjadi,
1. Evolusi
Evolusi adalah perubahan yang memerlukan waktu lama dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Perubahan-perubahan kecil tersebut terjadi karena usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluankeperluan, keadaan atau kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
Setidaknya ada tiga teori tentang evolusi, yaitu :
(1) Teori evolusi unilineal
Para pendukung teori ini, seperti Auguste Comte, Herbert Spencer, Vilfredo Pareto, dan Pitirim A. Sorokin) berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya mengalami perkembangan yang mengikuti tahapan-tahapan tertentu, mulai dari bentuk yang sederhana, kemudian yang kompleks, dan sampai pada bentuk yang sempurna.
(2) Teori evolusi universal
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak melalui tahapan-tahapan tertentu, melainkan melalui garis evolusi tertentu, misalnya seperti yang dinyatakan oleh Herbert Spencer bahwa masyarakat berkembang dari homogen menjadi heterogen.
(3) Teori evolusi multilieal
Para pendukung teori ini, antara lain Leslie White, berpendapat bahwa teori universal ataupun unilieal terlalu menyederhanakan fakta, karena tidak begitu memperhatikan pengaruh dari perubahan yang terjadi pada bidang kehidupan tertentu terhadap bidang kehidupan lain. Menurut sudut pandang teori ini, perubahan dari pertanian berpindahpindah, kemudian mulai menetap, maka tumbuhlah sawah, kebun, tetapi masih tradisonal. Perkembangan selanjutnya terjadi pembagian spesifik berupa kebun yang khusus ditanami tanaman tertentu, sehingga percabangannya semakin banyak. Perubahan-perubahan tersebut juga berdampak pada sistem keluarga, dari keluarga nomaden menjadi menetap, dan seterusnya. Simpulannya, teori ini berpandangan bahwa perkembangan masyarakat tidak sederhana, melainkan kompleks, karena perubahan pada bidang kehidupan tertentu akan berpengaruh kepada bidang kehidupan lain, di samping itu laju perubahan di antara bidang-bidang kehidupan tersebut tidaklah sama.
2. Revolusi
Revolusi merupakan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang berlangusng cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat.
Ukuran kecepatan perubahan dalam revolusi sebenarnya bersifat relatif, karena revolusi dapat memakan waktu yang lama. Misalnya revolusi industri di Inggris, perubahan dari tahap produksi tanpa mesin menuju ke produksi menggunakan mesin memakan waktu hampir 1 abad. Namun, perubahan-perubahan tersebut dinyatakan cepat karena mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan, hubungan antara buruh dengan majikan, bahkan sistem politik dan pemerintahan.
Suatu revolusi juga dapat didahului oleh pemberontakan (revolt atau rebellion).

C. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Misalnya perubahan mode pakaian. Berbeda dengan industrialisasi yang berlangsung di masyarakat agraris. Perubahan ini jelas akan berdampak besar terhadap masyarakat. Berbagai lembaga kemasyarakatan akan berubah karenanya, misalnya hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi sosial masyarakat, dan sebagainya.

D. Perubahan Yang Dikehendaki dan Perubahan Yang Tidak Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki (intended Change) atau perubahan yang direncanakan (Planned Change) merupakan perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan (agent of change). Agent of Change merencakan perubahan dengan cara-cara mempengaruhi masyarakat secara teratur dan direncanakan terlebih dahulu. Rencana-rencana ini disebut rekayasa sosial atau social enginering, atau dapat juga disebut sebagai perencanaan sosial (social planning).
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau yang tidak direncanakan (unplanned change), adalah perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat, dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.

E. Perubahan Progresif dan Regresif
Perubahan progresif adalah perubahan-perubahan yang membawa masyarakat ke arah perbaikan atau kemajuan, misalnya dengan perubahan tersebut masyarakat menjadi lebih sejahtera, sedangkan perubahan regresif adalah perubahan yang merugikan atau mengakibatkan kemunduran masyarakat.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL
1. Faktor-faktor eksternal
a. Perubahan lingkungan alam, misalnya terjadinya bencana alam.
b. Perang dengan negara lain; perubahan sosial akan terjadi baik bagi masyarakat yang negaranya menang maupun kalah perang. Misalnya Jepang, karena kalah perang, berubah orientasi dari negara agresif militer menjadi negara industri.
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Jalannya pengaruh kebudayaan masyarakat lain, adalah sebagai berikut.
a. Difusi, yaitu penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari kelompok/golongan ke kelompok atau golongan lain dalam suatu masyarakat difusi intra masyarakat, atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lain difusi antar-masyarakat.
b. Kontak Kebudayaan atau akulturasi, yaitu proses sosial yang terjadi ketika dua kelompok atau lebih dengan kebudayaan saling berbeda bertemu dan berinteraksi secara intensif kemudian di antara mereka terjadi saling menyerap/meminjam unsur kebudayaan.
c. Asimilasi (pembauran atau perkawinan budaya), terjadi ketika dua atau lebih kelompok dengan kebudayaan berbeda, saling berinteraksi secara intensif sehingga terjadi pembauran atau peleburan di antara dua kelompok atau lebih tersebut membentuk kelompok baru.
2. Faktor-faktor internal
a. Perubahan aspek demografi (bertambah dan berkurangnya penduduk)
b. Konflik antar-kelompok dalam masyarakat
c. Terjadinya gerakan sosial dan/atau pemberontakan (revolusi)
d. Penemuan-penemuan baru, meliputi discovery, invention, dan inovation. Discovery merupakan Penemuan ide/alat/hal baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Invention merupakan Penyempurnaan penemuan-penemuan pada discovery oleh individu atau serangkaian individu. Inovation merupakan diterapkannya ide/alat/hal baru, melengkapi atau menggantikan ide/alat/hal yang lama.
Faktor-faktor yang mendorong aktivitas penemuan baru dalam masyarakat, antara lain: (1) Kesadaran akan kekurangan unsur dalam kebudayaannya, (2) terdapat ahliahli yang mampu menjawab kekurangan unsur, dan (3) dorongan berupa reward atau penghargaan terhadap aktivitas penemuan baru.

Sebagai faktor penyebab perubahan sosial, penemuan baru dapat menyebabkan perubahan-perubahan dengan beberapa pola, yaitu menjalar, menyebar, atau memusat, beberapa penemuan baru menyebabkan satu jenis perubahan.

Advertisement

Tinggalkan Balasan