Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1 : Pembentukan Kelompok Sosial

Desember 20th, 2015 by putri novitasari Leave a reply »

Dalam menelaah masyarakat kita akan banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial, baik yang kecil seperti kelompok keluarga maupun kelompok-kelompok besar seperti masyrakat desa, masyarakat kota, bangsa dan lain-lain. Suatu kelompok sosial cenderung tidak menjadi kelompok yang statis melainkan selalu berkembang serta mengalami perubahan, baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Kelompok sosial juga dapat menambahkan alat-alat perlengkapan untuk dapat melaksanakan fungsi-fungsinya yang baru di dalam rangka perubahan-perubahan yang dialaminya, atau bahkan sebaliknya dapat mempersempit ruang lingkupnya. Jadi dapat katakan bahwa kelompok sosial adalah kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling memperngaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
Didalam masyarakat indonesia yang multikultur, kelompok sosial dapat diklarifikasikan berdasarkan berbagai kriteria ukuran. George Simmel mengambil ukuran besar kecilnya jumlah anggota kelompok, bagaimana individu mempengaruhi kelompoknya serta interaksi sosial dalam kelompok tersebut.
J.A.A Van Doorn, membagi kelompok sosial atas dua kelompok yaitu:
1. Kelompok informal, merupakan suatu kelompok yang tidak mempunyai struktur atau organisasi tertentu. Dalam kelompok ini biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang. Misalnya seperti kelompok diskusi dan kelompok belajar.
2. Kelompok formal, merupakan kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan para anggotanya untuk mengatur hubungan diantara mereka, seperti memilih ketua kelompok dan menetapkan adanya iuran anggota. Dalam kelompok formal ini biasanya ada pada perkumpulan pelajar, mahasiswa, pemerintah dan partai politik.
Kelompok sosial yang ada di masyarakat biasanya juga akan melahirkan interseksi (persilangan) dan konsolidasi keanggotaan masyarakat. Interseksi dan konsolidasi dapat terjadi antara ras dengan agama, klan dengan suku bangsa, suku bangsa dengan agama dan seterusnya.
Bentuk-Bentuk Kelompok Sosial
Masyarakat indonesia yang multikultur memungkinkan terbentuknya kelompok-kelompok sosial. Berdasarkan ciri-ciri dan kategorinya, ada beberapa bentuk kelompok sosial yaitu:
In-group dan out-group
Sikap-sikap in-group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. Adapun sikap-sikap out-group terkadang ditandai dengan antagonisme atau antipati. Misalnya steve adalah orang Amerika Serikat berkulit putih sehingga in-groupnya adalah masyarakat berkulit putih sedangkan out-groupnya adalah masyarakat Afro-Amerika (orang negro).
• Primary group dan secondary group
Dalam hal ini digunakan klasifikasi berdasarkan perbedaan antara kelompok kecil dimana hubungan anggotanya rapat sekali, dan kelompok yang lebih besar. Menurut Charles Horton Cooley, primary group merupakan kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri saling mengenal anggotanya, kerjasama erat yang bersifat pribadi dan salah satu hasilnya adalah peleburan dari individu-individu dalam satu kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok. Sedangkan secondary group adalah kelompok besar yang terdiri atas banyak orang yang hubungannya tidak saling mengenal dan sifatnya tidak langgeng.
• Paguyuban dan patembayan
Konsep ini dikembangkan oleh Ferdinand Tonnies yang kurang lebih sama dengan konsep primary group dan secondary group. Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungannya adalah rasa cinta, misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan. Sedangkan patembayan adalah ikatan untuk jangka waktu yang pendek bersifat formal dan mekanis. Misalnya ikatan antar pedagang serta organisasi buruh dalam suatu pabrik. Dari kedua bentuk tersebut dapat dilihat bahwa dalam masyarakat paguyuban, hubungan kelompok primer lebih dominan sedangkan dalam masyarakat patembayan yang dianggap penting adalah hubungan kelompok sekunder.
• Membership group dan reference group
Membership group adalah suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.

Sumber:
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Murdiyatmoko, Janu. 2008. Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung: Grafindo Media Pratama
Http://blog.unnes.ac.id/rimaayur/
https://blog.unnes.ac.id/diahlaeli10/

Advertisement

Tinggalkan Balasan