Pendidikan Konservasi Butuh Keteladanan #1

Keteladanan Dalam Pendidikan

Dalam mata kuliah pendidikan konservasi, kebanyakan Bapak/ Ibu dosen menggunakan metode diskusi kelompok, karena dengan metode ini banyak manfaat yang bisa diperoleh, selain melatih kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi, menganalisis suatu masalah, dan mengemukakan pendapat, serta materi yang begitu banyak bisa diselesaikan tepat waktu, karena Bapak/ Ibu dosen tidak perlu menjelaskan setiap bab secara detail. Dengan metode ini pula, para mahasiswa ( khususnya yang berani ) bisa menanyakan segala sesuatu yang muncul di pikirannya, meskipun terkadang pertanyaannya melenceng dari apa yang disampaikan.

Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan, ialah “ Kan pemerintah sudah membuat aturan tentang menjaga dan melestarikan lingkungan, bahkan dengan sanksi pelanggarannya, tetapi kenyataannya masih banyak penyimpangan di sana sini, bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk membuat masyarakat peduli dengan lingkungan ? ”. Ini mungkin pertanyaan yang sepele, tetapi sebenarnya, jawabannya membutuhkan kajian lebih lanjut. Nah menurut saya, yang bisa kita lakukan, mari kita lihat sejarah DI/TII di Indonesia, mereka pernah menguasai Indonesia dengan salah satu metode yang sangat efektif, yakni mendirikan pondok pesantren di Jawa Barat yang di dalamnya menerapkan ideology yang mereka harapkan dengan sebaik mungkin. Alhasil, daerah tersebut, lingkungan pondok tersebut makmur sesuai yang mereka, dan kebanyakan orang harapkan. Dengan itu mereka memengaruhi orang lain bahwa jika ideology mereka diterapkan, maka Negara kita bisa makmur seperti ini, sehingga banyak yang tertarik dan mengikutinya.

foto5881ajib749

foto5823a760-1

Hal positif yang bisa kita ambil, bahwa untuk mewujudkan lingkungan, bahkan negara yang makmur, yang konservatif, bisa kita lakukan dengan membuat daerah/ kampung/ lingkungan kecil yang di dalamnya menerapkan setiap pilar konservasi dengan sebaik-baiknya, bisa kita bayangkan lingkungan surge yang kita idam-idamkan sudah bisa kita wujudkan, meskipun dalam skala kecil. Baru setelah itu kita ajak orang lain berkunjung, dan memengaruhi mereka bahwa keindahan seperti ini bisa kita wujudkan bila kita mau menerapkan setiap pilar konservasi tersebut. Sehingga lambat laun Negara yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur bisa kita wujudkan dari lingkungan kecil tadi.  

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

images from : https://www.salamedukasi.com/2015/01/keteladanan-guru-dalam-meningkatkan.html

   https://lukisandandan.wordpress.com/