Halo, akhir bulan!
Berjumpa lagi dengan para anak kos yang nggak punya uang. Haha 😀
Akhir bulan adalah momok yang paling menakutkan sekaligus menyenangkan bagi anak kos.
Mengapa demikian?
Karena akhir bulan ini adalah sebuah momen dimana biasanya uang saku kita (atau saya?) para anak kos mulai menipis setipis-tipisnya.
Kita harus serba irit dan benar-benar bisa me-manage keuangan kita :’D
Menjadi anak kos mungkin bukanlah pilihan, tetapi sebuah tuntutan dari keadaan yang mau tidak mau harus dilakukan. Iya, nggak?
Kalau bisa sih lebih enak bareng sama keluarga terus, ada yang ngurusin setiap saat, tidak perlu galau kalau akhir bulan :’D tapi sayangnya tidak mungkin. Mau tidak mau kita harus belajar mandiri, hidup sendiri, karena berada di tanah rantau juga salah satu pilihan dan kemauan kita. Ya, kan?
Tetapi dibalik segala kesengsaraan di akhir bulan, kita menemukan suatu hal yang paling ditunggu-tunggu, karena setelahnya pasti kita akan menemui awal bulan lagi 😀 hore!
Ibarat peribahasa nih, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian :’D
Tentunya di awal bulan isi dompet kita akan di-charge lagi oleh orang tua kita. Kita tidak perlu risau kalau mau makan atau mau beli sesuatu. Itulah yang biasanya membuat anak kos semangat untuk cepat-cepat melewati akhir bulan 😀 haha.
Ya begitulah memang.
Suka duka kita menjadi anak kos.
Mau tidak mau juga harus kita jalani, tetapi sebenarnya kita bisa meminimalisir terjadinya hal seperti itu sih. Yaitu dengan mengatur pengeluaran kita dengan baik. Harus bisa jaga mata, jaga hati, (jaga perut?) agar tidak sengsara di akhir bulan nanti, intinya selama 1 bulan itu kondisi kita tetap stabil haha 😀
Ya sudahlah, demikian postingan saya mengenai suka duka kita menjadi anak kos yang memang benar-benar dialami oleh sebagian dari kita (termasuk saya :’D).
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.