SEMARANG – Di balik penulis produktif, ada motivasi besar yang mendorong untuk terus berkarya. Seperti penulis muda Azhar Nurun Ala saat diwawancarai pada Sabtu (12/9) di Dekanat Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang usai mengisi sebuah acara LDK fakultas tersebut. Ia mengatakan, ada 3 penulis yang menjadi motivasinya, yaitu Dewi Dee Lestari, Fahd Pahdepie, dan Anis Matta.
“Saya melihat Dee ialah orang yang benar-benar terlahir menjadi seorang penulis. Pilihan diksinya selalu menarik. Fahd Pahdepie, tulisannya saya rasakan sangat emosional. Sedang, tulisan-tulisan Anis Matta bisa menggambarkan bahwa beliau adalah sosok yang cerdas,” terang Azhar kepada Muslimdaily.net.
Tidak semua orang bisa menjadi ulama atau menjadi orang kaya, tetapi semua orang pasti punya pengalaman. Untuk itulah ia berusaha istikomah menulis, seperti kata-kata orang bijak yang mengungkapkan bahwa “Setiap penulis menghasilkan karya, berarti umurnya akan semakin panjang”.
Awalnya, Azhar mulai aktif dengan menulis di blog tiap minggu. Selalu ia percaya, tidak ada yang tidak bisa dicapai. Untuk itulah ia menjaga mata menyala, selalu optimis. Walau pada awalnya kurang yakin apakah akan bekerja dengan menulis saja, tapi nyatanya ia telah membuktikan. Itu tidak lain karena ia bekerja sesuai dengan passion-nya pada sastra.
“Good product, promo itself,” tandas Wakil BEM UI 2013 ini.
Penulis buku Tuhan Maha Romantis ini mengajak para penulis pemula untuk fokus pada karya. Jangan pernah takut untuk mempublish karya. Memang benar, dengan melempar ke publik berarti harus siap dihakimi. Nyatanya ia bisa melihat seberapa besar penerimaan masyarakat dengan idealismenya.
“Menjadi penulis jangan sampai hanya fokus ada pasar, itu akan membuat tulisan tidak mempunyai ruh,” tutur penulis 22 tahun ini.
Azhar Nurun Ala merupakan salah seorang penulis muda kelahiran Lampung Tengah, 16 Maret 1993. Cinta adalah Perlawanan dan Tuhan Maha Romantis adalah diantara buku karyanya. (Titin Fitriyani)
Sumber : www.muslimdaily.net