Mahabesar Allah yang telah begitu detail merancang jaring-jaring pengaman dalam proses hamil dan bersalin. Salah satu jaring pengaman tersebut adalah kombinasi yang rumit dan seimbang dari hormon-hormon yang dibutuhkan untuk membantu kelancaran fungsi-fungsi dalam proses hamil dan melahirkan. Perubahan tingkat hormon yang saling mempengaruhi selama proses melahirkan merupakan salah satu aspek kehamilan yang paling mengagumkan dan sulit dimengerti, begitu kata Ina May Gaskin -seorang bidan terkenal asal Amerika- dalam bukunya yang berjudul Segala Hal tentang Melahirkan yang Harus Anda Ketahui.
Dalam buku ini dijelaskan cukup detail tentang hormon-hormon apa saja yang bekerja dalam proses melahirkan. Prostaglandin, oksitosin, adrenalin, dan endorfin merupakan beberapa kombinasi kimia penting dalam mengatur kontraksi rahim, merangsang respon ibu dan bayi (secara emosi dan tindakan) yang sangat penting agar bayi yang baru lahir tersebut dapat beradaptasi di dunianya yang baru.
Hormon prostaglandin alami membantu melunakkan dan menipiskan leher rahim agar siap untuk menjalani proses melahirkan. Selain dihasilkan oleh tubuh ibu, hormon prostaglandin ini juga terkandung dalam sperma ayah. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa hubungan seksual yang menyenangkan pada pekan terakhir masa kehamilan dapat membantu tubuh seorang ibu menjalani proses melahirkan. Beberapa pendapat juga menyatakan bahwa prostaglandin juga terkandung dalam minyak zaitun.
Berikutnya adalah hormon oksitosin. Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi pada rahim. Kemudian, setelah bayi keluar dari vagina, naiknya tingkat oksitosin pada ibu dan bayi merangsang insting dari keduanya yang seringkali disebut sebagai jatuh cinta. Mereka saling bertatap mata dengan rasa terima kasih dan kagum. Rangsangan pada puting payudara juga menyebabkan mengalirnya oksitosin ke dalam pembuluh darah yang ada pada vagina dan cairan ini merangsang terjadinya kontraksi pada otot rahim. Dalam buah kurma juga mengandung oksitosin alami. Hisapan bayi pada payudara ibu beberapa saat setelah melahirkan membantu mengeluarkan plasenta dan membantu proses penutupan rahim, sehingga dapat mencegah pendarahan dari tempat lepasnya plasenta.
Kombinasi berikutnya adalah adrenalin. Jika oksitosin adalah akselerator kelahiran, maka adrenalin adalah “rem”nya. Tingkat adrenalin yang tinggi mempercepat detak jantung dan membuat kita jadi lebih kuat dan lebih cepat sehingga kita bisa melawan atau melarikan diri. Terkadang adrenalin bisa menghentikan proses persalinan namun terkadang pula malah menimbulkan apa yang disebut dengan fetal ejection reflex (refleks mengeluarkan janin dari rahim), adrenalin yang naik secara tiba-tiba memberikan kekuatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses persalinan.
Kategori hormon ketiga yang mempengaruhi proses persalinan adalah endorfin. Endorfin adalah opium alami. Ketika kita melakukan usaha fisikal, tingkat endorfin akan naik, khususnya ketika kita merasa hangat, dicintai, mendapat dukungan, dan tidak merasakan ketakutan. Endorfin merupakan anugrah Allah, ia berperan untuk mengurangi rasa sakit dan memberi rasa kepuasan yang disertai dengan selesainya pekerjaan.
Di sinilah pendamping persalinan dan tenaga medis, memiliki peran untuk memberi kenyamanan spiritual dan psikologis kepada sang ibu yang sedang menempuh persalinannya. Kondisi spiritual yang yakin, perasaan yang nyaman, keadaan yang aman dan privat tentu membuat ibu lebih rileks dalam proses persalinannya. Sebaliknya, kondisi spiritual yang rapuh, keadaan yang takut, cemas, dan tidak nyaman -karena ramai dan tidak privat- dapat memicu hormon-hormon yang dapat menghambat atau menghalangi proses melahirkan. Wallahua’lam.
Oleh: Evanov Rahayuev (Trainee doula AMANI [Assisting Mother for Active, Natural, and Instinctive Birthing] 2015)
(esqiel/muslimahzone.com)