MATERI PEMBELAJARAN ANTROPOLOGI KELAS X BAB 1: KONSEP DASAR, PERAN FUNGSI, DAN KETERAMPILAN ANTROPOLOGI  DALAM MENGKAJI  KESAMAAN DAN KEBERAGAMAN BUDAYA, AGAMA, RELIGI/KEPERCAYAAN, TRADISI, DAN BAHASA

  1. KONSEP DASAR

A. Pengertian Antropologi

      Anthropology berarti “ilmu tentang manusia”, dan adalah suatu istilah yang sangat tua. Dahulu istilah itu digunakan dalam arti yang lain, yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia” (malahan pernah juga dalam arti “ilmu anatomi”).

      Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.

     

B. Cabang Ilmu Antropologi

cabang ant

      C. Konsep Antropolog

          1. Kebudayaan (culture)

     Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan. Pada tiap disiplin ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan menurut versi yang berbeda-beda. Kebudayaan adalah konsep yang paling esensial dalam antropologi budaya dan semua konsep-konsep yang lain dalam antropologi budaya pasti berkaitan dengan kebudayaan. Oleh karena itu konsep kebudayaan perlu mendapat perhatian khusus.

          2. Unsur Kebudayaan

    Satuan terkecil dalam suatu kebudayaan disebut unsur kebudayaan atau ”trait”. Unsurunsur kebudayaan mungkin terdiri dari pola tingkah laku atau artefak. Tiap kebudayaan mungkin terdiri dari gabungan antara unsur-unsur yang dipinjam dari masyarakat lain dan yang ditemukan sendiri oleh masyarakat yang bersangkutan.

        3. Kompleks Kebudayaan

      Seperangkat unsur kebudayaan yang mempunyai keterkaitan fungsional satu dengan lainnya disebut kompleks kebudayaan. Sistem perkawinan pada masyarakat Indonesia adalah sebuah contoh kompleks kebudayaan.

        4. Enkultrasi

       Adalah proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam kebudayaan masyarakatnya sendiri.

         5. Daerah Kebudayaan (culture area)

      Adalah suatu wilayah geografis yang penduduknya berbagi (sharing) unsur-unsur dan kompleks-kompleks kebudayaan tertentu yang sama.

         6. Difusi Kebudayaan

    Adalah proses tersebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu daerah kebudayaan ke daerah kebudayaan lain.

       7. Akulturasi

   Adalah pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi selama dua kebudayaan yang berbeda saling kontak secara terus –menerus dalam waktu yang panjang.

       8. Etnosentrisme

   Adalah sikap suatu kelompok masyarakat yang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul dari pada semua kebudayaan yang lain.

       9. Tradisi

      Pada tiap masyarakat selalu terdapat sejumlah tingkah laku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat yang bersangkutan dalam kurun waktu yang panjang disebut dengan tradisi.

      10. Relativitas Kebudayaan

     Tiap kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang unik, yang tidak terdapat pada kebudayaan lainnya, maka apa yang dipandang sebagai tingkah laku normal dalam kebudayaan mungkin dipandang abnormal dalam kebudayaan yang lain.

      11. Ras dan Kelompok Etnik

        Ras dan etnik adalah dua konsep yang berbeda, tetapi sering dikacaukan penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam unsur biologis atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur fisikal yang khas yang disebabkan oleh keturunan (genitik) sedangkan etnik adalah sekumpulan individu yang merasa sebagai satu kelompok karena kesamaan identitas, nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola tingkah laku yang sama, dan unsur-unsur budaya lainny yang secara nyata berbeda dibandingkan kelompok-kelompok lainnya.

      D. Pendekatan Antropologi

       Studi kebudayaan adalah sentral dalam antropologi. Bidang kajian utama antropologi adalah kebudayaan dan dipelajari melalui pendekatan. Berikut 3 macam pendekat utama yang biasa dipergunakan oleh para ilmuwan antropologi.

        1. Pendekatan holistic

       Kebudayaan dipandang secara utuh (holistik). Pendekatan ini digunakan oleh para pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu masyarakat. Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di dalamnya mungkin dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan tersebut. Para pakar antropologi mengumpulkan semua aspek, termasuk sejarah, geografi, ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk memperoleh generalisasi (simpulan) tentang suatu kompleks kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu masyarakat, para pakar antropologi merasa bahwa mereka harus memahami dengan baik semua lembaga (institusi) lain dalam masyarakat yang bersangkutan.

         2. Pendekatan komparatif

        Kebudayaan masyarakat pra-aksara. Pendekatan komparatif juga merupakan pendekatan yang unik dalam antropologi untuk mempelajari kebudayaan masyarakat yang belum mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ilmuwan antropologi paling sering mempelajari masyarakat pra-aksara karena 2 alasan utama. Pertama, mereka yakin bahwa setiap generalisasi dan teori harus diuji pada populasi-populasi di sebanyak mungkin daerah kebudayaan sebelum dapat diverifikasi. Kedua, mereka lebih mudah mempelajari keseluruhan kebudayaan masyarakat-masyarakat kecil yang relatif homogen dari pada masyarakat-masyarakat modern yang kompleks. Masyarakat pra-aksara yang hidup di daerah-daerah terpencil merupakan laboratorium bagi para ilmuwan antropologi.

        3. Pendekatan historic

      Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. Pendekatan dan unsur-unsur historik mempunyai arti yang sangat penting dalam antropologi, lebih penting dari pada ilmu lain dalam kelompok ilmu tingkah laku manusia. Para ilmuwan antropologi tertarik pertama-tama pada asal-usul historik dari unsur-unsur kebudayaan, dan setelah itu tertarik pada unsur-unsur kebudayaan yang unik dan khusus.

     E. Fungsi dan Tujuan Antropologi

  Antropologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep dan pendekatan Antropologi. Tujuan mempelajari sosiologi pendidikan ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mempelajari sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.
  2. Untuk mempelajari sejarah terjadinya berbagai bahasa manusia diseluruh dunia dan penyebarannya.
  3. Untuk mempelajari masalah terjadinya persebaran dan perkembangan berbagai kehidupan diseluruh dunia.
  4. Untuk mempelajari masalah dasar kebudayaan dalam kehidupan manusia dari suku bangsa yang tersebar dimuka bumi sampai sekarang.

     F. Teori Dalam AntropologI

         1. Teori Evolusi Deterministrik

        Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam antropologi, ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis henry Morgan (1818-1889). Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan) universal yang mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia. Menurut teori ini setiap kebudayaan mengalami evolusi melalui jalur dan fase-fase yang sudah pasti.

        2. Teori Partikularisme

  Pada awal abad ke-20 berakhirlah kejayaan teori evolusionisme dan berkembanglah pemikiran yang menentang teori tersebut. Pemikiran baru tersebut dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942) yang kemudian disebut teori partikularisme historik. Boas tidak setuju dengan teori evolusi dalam hal asumsi tentang adanya hukum universal yang menguasai kebudayaan manusia. Ia menunjukkan betapa sangat kompleksnya variasi kebudayaan, dan percaya bahwa terlalu prematur merumuskan teori yang universal.

       3. Teori Fungsionalisme

   Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang selama Perang Dunia II mengisolir diri bersama penduduk asli pulau Trobrian untuk mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi berperanserta (participant observation). Ia mengajukan teori fungsionalisme, yang berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan merupakan bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat di mana unsur-unsur tersebut terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsional atas kebudayaan menekankan bahwa setiap pola tingkah-laku, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat, memerankan fungsi dasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan.

     G. Metodologi Dalam Antropologi

    Banyak metode yang dipergunakan oleh ilmuwan antropologi untuk mengembangkan aturan konsep, generalisasi, dan teori, tetapi baru beberapa yang telah mempunyai aturan konsep, baku, sedangkan yang lainnya lebih bersifat tradisi-tradisi khusus.

1. Kelangkaan metode yang baku

     Antropologi adalah ilmu yang relatif masih muda, sehingga belum berhasil mengembangkan metode-metode penelitian yang jelas dan sistematik. Dalam tulisan-tulisan etnografis dapat dilihat terlalu sedikitnya perhatian para penulis pada metode penelitian.

2. Participant observation

  Jika seorang ilmuwan antropologi sedang melakukan penelitian tentang suatu kebudayaan, maka ia hidup bersama orang-orang pemilik kebudayaan tersebut, mempelajari bahasa mereka, ikut aktif ambil bagian dalam kegiatan sehari-hari masyarakat (komunitas) tersebut.

3. Indepth interview (wawancara mendalam)

 Wawancara mendalam (indepth interview) biasanya dipergunakan bersama-sama (kombinasi) dengan observasi mendalam berperanserta. Wawancara dilakukan secara informal dan non-sistematik. Jika ilmuwan sosiologi memilih secara acak (random) subyek yang diwawancarai, maka ilmuwan antropologi mewawancarai orang-orang yang telah kenal baik dan mempercayainya, atau oran-orang yang ia pandang dapat memberikan informasi yang akurat dan rinci tentang berbagai aspek kebudayaan yang diteliti.

4. Upaya memperkecil kesalahan

    Informasi yang ia peroleh dari berbagai subyek seringkali berbeda-beda atau bahkan saling bertentangan. Para ilmuwan antropologi berusaha meminimalkan kesalahan pada data mereka dengan jalan mengulang-ulang observasi atau wawancara, dan dengan melakukan ’cross-check’ dengan informan lain apabila mereka menemukan informasi yang bertentangan.

5. Kecendrungan menggunakan metode tradisional

  Para ilmuwan antropologi hanya sedikit menggunakan kuesioner tertulis, terutama karena sebagian besar subjek mereka buta aksara. Walaupun para ilmuwan antropologi semakin banyak mempelajari kelompok-kelompok masyarakat modern, tetapi mereka cenderung tetap menggunakan metode-metode antropologi tradisional.

  1. KEBERAGAMAN BUDAYA, AGAMA, RELIGI, TRADISI DAN BAHASA DI INDONESIA

a. Budaya

     Menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan sebuah sistem gagasan & rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam kehidupannya yang bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.

budaya Indonesia tarian

     Budaya Tarian Indonesia

b. Agama

      Menurut Emile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

agama

Lima agama yang diakui di Indonesia

c. Religi

    Menurut Gazalba (Rohilah,2010), bahwa religi berasal dari bahasa latin religio yang berasal dari akar kata religare yang berarti mengikat. Religi adalah kecenderungan rohani manusia untuk berhubungan dengan alam semesta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, dan hakekat dari semuanya.

religi

Upacara Tawur Agung Seorang Pinandita memercikkan air suci kepada seorang umat Hindu pada upacara Tawur Agung menjelang Nyepi di Pura Agung Wana Kerta Jagatnatha, Palu, Sulawesi Tengah

d. Tradisi

      Tradisi ( Bahasa Latin: traditio, “diteruskan” ) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

            Contoh tradisi di Indonesia:

rambu solo

Tradisi Rambu Solo (pemakaman mayat orang Hindu) di Toraja.

sekaten

Tradisi Sekaten di Yogyakarta

d. Bahasa

     Bahasa adalah penyambung komunikasi antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Hampir tiap daerah mempunyai bahasa daerah sendiri-sendiri dan biasanya disertai dengan logat atau dialek yang berbeda-beda. Hal itu menunjukkan ciri khas masing-masing daerah. Tetapi sebagai bahasa pemersatu antar daerah yaitu bahasa Indonesia atau bahasa nasional yang sebagian besar masyarakat Indonesia mengetahui bahasanya. Indonesia mempunyai keragaman bahasa seperti bahasa Jawa, bahasa sunda, bahasa Sasak, bahasa Bali, bahasa Madura, dan sebagainya.

089606700_1418642267-satu-nusa-satu-bahasa-gambar-1-141214Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan seluruh rakyat Indonesia.

Sumber:

  • Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia Ilmu gosip, dongeng,                   dan lain-lain. Jakarta: PustakaUtama Grafiti.
  • Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Koentjaraningrat. 1983. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.                   Jakarta: Djambatan.
  • Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:                        Rineka Cipta.
  • Supriyanto S.pd, “Antropologi”. 12 Desember  2015.                                           https://www.sman1praya.sch.id/download/al14.pdf.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: