Sekelumit kisah SM3T-Ibu Guru Jangan Pulang Ke Riau

oleh: risahpunyakreasi

Udara dingin masih setia menemani, gunung-gunung yang mengelilingi lembah baliem masi tertutup awan. Burung-burung berkicau seolah mengatakan kegembiraan. Hari ini adalah babak baru bagi murid-muridku di SD YPPGI Hitigima, distrik Asotipo. Karena hari ini adalah hari pertama di semester II. Saatnya lebih giat belajar dan lebih rajin datang ke sekolah agar bisa terbebas dari  predikat “Tahan kelas” dan bisa duduk dibangku kelas IV.

Pagi itu dipelajaran Bahasa Indonesia aku ajak anak-anak bermain Lompat kata.  Beberapa anak berdiri di depan kelas, sedangkan aku akan membacakan satu kalimat. Setiap kata yang di awali huruf kapital di dalam kalimat itu, anak-anak harus lompat. Misalanya ada nama orang, nama kota dan  nama hari di dalam kalimat yang aku bacakan, maka anak-anak harus lompat tiga kali. Barangsiapa yang tidak menyimak, maka akan tertinggal dan di anggap kalah.

 

Awalnya semua berjalan lancar, diawali dengan lima orang anak laki-laki yang aku ajak bermain, kemudian dilanjutkan dengan lima anak perempuan dan seterusnya. Namun ketika aku coba anak laki-laki dan perempuan berhadapan, mereka saling tabrak dan keadaan kelas mulai kacau, ada yang naik-naik kursi, bergendang di meja, dan loncat-loncat tidak jelas seperti pocong. Mereka sudah tidak mengikuti instruksi lagi, beberapa kali aku harus berteriak, hanya diam beberapa detik kemudian ribut lagi dan keadaan kelas sangat kacau.

Aku menggebrak meja guru dan mulai marah. Murid-muridku terkejut dan mulai diam. Aku memelototi mereka satu persatu dan mulai menasehati. Tapi beberapa anak laki-laki justru berkata “Ejeh” sambil menaikkan sebelah bahunya pertanda penolakan. Betapa sakitnya hatiku melihat penolakan mereka. Beberapa siswaku yang sudah lumanyan pintar dan bisa membaca itu mulai membangkang. Padahal tidak pernah sekalipun aku mengajarkan mereka seperti itu, aku selalu tanamkan sikap menghargai guru, namun ternyata belum bisa diterima dengan baik diingatan anak didikku.

“Ya sudah, kalau tidak mau belajar Ibu Guru tidak akan paksa. Kalau kalian tidak mau jadi anak pintar Ibu Guru tidak akan paksa, Ibu Guru mau pulang saja ke Riau karena kalian semua nakal dan susah di atur. Ibu Guru malas kasi pintar anak-anak nakal seperti kalian.” Kataku kepada anak-ana di depan pintu. Mereka semua terdiam dan mulai saling menyalahkan. Aku keluar dari kelas dengan muka masam diiringi berbagai macam tatapan muridku.

Sampai dirumah dinas yang hanya berjarak 100 meter dari kelas, aku terduduk diam. Bingung harus bagaimana. Ku buka sepatu dan jaket SM3T yang ku kenakan tadi, berniat masak mie instan karena ternyata marah itu menguras energi dan membuat perut berontak ingin makan. Baru saja aku menghidupkan kopor,tiba-tiba pintu depan di ketuk. Aku membuka pintu dan disana murid-uridku dikelas III berbondong-bondong datang kerumahku. Mereka semua tertunduk, saling dorong untuk berkata lebih dulu kepadaku.

“Mau apa.” Kataku masih dengan muka masam. Aku masih kesal dengan sikap mereka di kelas tadi.

“Ini Ibu Guru, kitorang mau minta maaf.” Ucap Tien Asso yang akhirnya memberanikan diri berkata duluan.

“Iyo Ibu Guru, tadi Melkias dorang yang ribut itu, kami tidak Ibu Guru.” Sambung Saul Asso dengan muka sungguh-sungguh. Yang lain juga ikut bersahut-sahutan membela diri.

“Ibu Guru kami mau belajar,”

 

“Ibu Guru hukum sudah anak laki-laki dorang yang bikin ribut itu.” Tambah si Hawila Elopere membela kaum perempuan, Bersoni, Yanes, dan beberapa laki-laki langsung protes. Mereka mulai ribut dan saling menyalahkan.

“Eh… sudah…. sudah…. Sekarang kalian masuk dulu.” Ajakku mengajak mereka rapat kecil-kecilan diruang tamu rumahku. Mereka duduk di lantai sedangkan aku duduk di kursi yang Cuma satu-satunya ada di ruang tamu.

“Sekarang Ibu Guru mau tanya, siapa yang mau jadi anak pintar?” tanyaku kepada mata-mata polos yang menatapku.

“saya Ibu Guru.. saya.. saya.. saya juga….” Terdengar anak-anak bersahutan menjawab pertanyaanku.

“Siapa yang mau jadi Bupati? Siapa yang mau terbang naik pesawat keliling Indonesia?” aku bertanya lagi. Mereka dengan antusias menjawab dan mengacungkan tangannya tinggi-tinggi.

“Nah, kalau mau pintar dan sukses harus bagaimana?” tanyaku lagi.

“beeelaaajaarrr…” sahut anak-anak.

“Makanyaa….”

“Ibu Guru jangan pulang ke Riau.” Tiba-tiba si Jelti berkata sambil menunduk memotong pembicaraanku. Aku melihat matanya yang berkaca-kaca, ia sedang berusaha menahan tangisnya. Aku terdiam dan duduk menghampirinya. Seketika itu juga air mata yang dari tadi ditahannya tumpah. Aku turut berkaca-kaca melihatnya. Si Tien yang melihat adegan itu tiba-tiba memelukku dari belakang. Isak tangisnya terdengar di telingaku. Reflek tanganku memeluk Jelti yang dari tadi menangis tertunduk. Hawila, Bersoni, Yanes dan beberapa anak yang tadi berdebat saling menyalahkan mendekat padaku berusaha ikut memelukku. Kami berpelukan bagai orang anak-anak yang kehilangan ibunya.

Tak lagi ku pedulikan bau mereka yang entah berapa hari tidak mandi, tak lagi aku peduli pada rambut keriting mereka yang dihiasi rumput ilalang dan entah sudah berapa lama tidak keramas, tak kupedulikan air mata dan ingus mereka yang tumpah mengenai jilbab dan bajuku, aku ingin merangkul mereka semua dalam pelukku. Ingin bertahan sejenak merasakan kenyamana luar biasa di peluk erat oleh Tien, gadisku yang biasanya lincah dan tidak mau diam dikelas. Aku ingin bertahan di pelukan mereka yang membutuhkanku, aku ingin bertahan di suasana dimana aku merasa di butuhkan murid-muridku yang polos ini. Sungguh aku tak ingin pergi dari suasana ini. Beberapa saat yang terdengar hanya isak tangis guru dan murid bersatu dalam haru.

“Ibu Guru tidak akan pulang sebelum kalian semua membaca dan jadi anak pintar.” Janjiku sambil menatap mata mereka satu persatu.

“Ah tipu, Ibu Guru sebentar lagi pulang, to?” kata Yanes.

“Iyo memang, tapi kalau kalian sudah naik kelas IV dan sudah bisa membaca semua, baru Ibu Guru pulang. Makanya harus rajin turun sekolah setiap hari, perhatikan Ibu Guru sedang mengajar. Bisa to?”

“Bisa Ibu Guru.” Jawab beberapa anak yang sudah mulai berhenti menangis.

“loh… loh… ada apa ini. Kenapa menangis semua?” kata Hotma yang tiba-tiba muncul. Hotma adalah partnerku yang berasal dari dari Universtas Mulawarman. Ia kebagian tugas mengajar di kelas IV.

“Pantasan kelas III Kosong. Itu si Aperet sendirian di kelas. Kenapa lagi, kenapa semua menangis ini? Ada duka kah?” Tanya Hotma bertubi-tubi.

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, anak kelas II datang padaku memberikan secarik kertas yang di lipat.

“Ibu Guru, ini surat ada surat.” Kata Siliwan Asso si pengantar surat.

Aku langsung membuka lipatan kertas itu. Terpampanglah tulisan acak-acakan dan besar ala Aperet. Satu kertas penuh dengan tulisanya.

 

Surat untuk Ibu Guru

Nama : Aperet Wetipo

Kelas : III

Ibu Guru saya minta maaf. Saya tidak akan nakal lagi. Ibu Guru jangan pulang ke Riau. Saya mau belajar dengan Ibu Guru. Ibu Guru jangan marah lagi.

Isi surat singkat dengan tulisan acak-acakan dan beberapa ejaan yang salah itu membuatku bertambah haru. Aku kembali memakai sepatu dan jaket SM3T ku. Aku ajak anak-anak kembali ke kelas.

“Hey Ibu Guru.. ini kompor hidup mau bikin apa?” Tanya Hotma yang kebingungan dirumah.

“Kasi mati sudah, Sa mau mengabdi dulu e.” teriakku dari halaman rumah dengan semangat membara.

Di kelas aku melihat Aperet yang duduk sendirian di bangkunya. Ia menyembunyikan mukanya dalam lipatan tangan. Aku langsung mendekat dan memeluknya dari samping.

“Ibu Guru tidak marah lagi kok, Ibu Guru sayang sama kalian semua.” Bujukku sambil mengelus rambut keritingnya. Aku berniat beranjak dari kursi Aperet dan mulai membuka pelajaran selanjutnya. Tapi malah terdengar suara isak tangis dari kepala yang dibenamkan itu.

“Eh…. Kok malah nangis, Ibu Guru tidak marah lagi kok. Ayo kita belajar matematika.” Kataku membujuk murid laki-laki yang pintar dalam matematika ini. Tiada ku sangka preman kelas III yang biasanya paling jagoan  ini ternyata berhati lembut. Agak lucu dan ingin tertawa sebenarnya. Tingkah mereka ini membuatku benar-benar seperti sedang naik roaller coaster. Kadang membuatku geram, kadang membuatku marah dan kadang membuatku ingin tertawa terbahak-bahak.

Tidak berapa lama lagi kami guru-guru SM-3T akan pulang ke kampung halaman masing-masing, melanjutkan kuliah dan meninggalkan anak-anak didikku. Bagaimana nasib mereka ketika aku tinggalkan nanti, apakah mereka akan menapati janji untuk tetap datang ke sekolah meskipun tidak ada Guru. Akan tetap belajar meskipun tidak ada yang membimbing. Aku juga bertanya-tanya dalam hati, bagaimana perasaan mereka ketika aku benar-benar pergi dan tak kembali lagi. Bagaimana aku harus menghilangkan sedihku berpisah dengan murid-murid yang aku sayangi ini. Hanya waktu yang bisa menjawab semuanya.

Cara Mendaftar Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Sahabat Pustakers sekalian, kali ini Pustaka ingin berbagi mengenai Cara mendaftar program Pendidikan Profesi Guru atau PPG. Informasi ini dikhususkan bagi guru-guru yang ingin mengikuti diklat PPG.

Program PPG ini adalah salah satu jalan untuk mencetak guru Indonesia menjadi lebih bekualitas dan berbobot. Dan bagi guru-guru yang bersangkutan yang selesai mengikuti program Profesi PPG ini, maka gajinya akan dobel lho :-)  ( Dapat tunjangan sertifikasi). Program PPG ini sudah dibuka dibeberapa Daerah Di Indonesia.

guru sejahtera

Cara Mendaftar Program Pendidikan Profesi Guru ( PPG)

Sahabat Pustakers sekalian, berpedoman pada portal resmi Kemendiknas Republik Indonesia, maka kali ini saya akan mere-write kembali beberapa bagian terpenting untuk mengikuti Program Pendidikan Profesi guru atau disingkat PPG.

Dasar Hukum Program PPG

  • UU No. 20 Tahun 2003, Tentang Sisdiknas;
  • UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen;
  • PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
  • PP No. 74 tentang Guru;
  • Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
  • Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Program standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor;
  • Permendiknas No. 8 Tahun 2009 tentang Program pendidikan profesi guru pra jabatan;
  • Permendiknas no. 9 Tahun 2010 tentang program pendidikan profesi guru dalam jabatan;
  • Kep mendiknas No. 9 tahun 2010 tentang program pendidikan Guru bagi guru dalam jabatan;

Kriteria Bagi Peserta program PPG adalah sebagai berikut:

  • PPG diorientasikan bagi guru yunior yang berprestasi dan mengajar pada satuan pendidikan (SMP/MTs,SMA/MA, dan SMK/MAK).
  • Peserta diusulkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota.
  • Seleksi peserta terdiri atas seleksi administratif dan seleksi akademik. Seleksi administratif dilakukan oleh dinas pendidikan Kabupaten/Kota sedangkan seleksi akademik dilakukan oleh PPG penyelenggara yang ditunjuk Kemendiknas.
  • Peserta yang dinyatakan lulus dan diterima dalam program PPG diberikan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) oleh PPG yang ditunjuk kemendiknas. Daftar peserta yang dinyatakan lulus beserta NPM selanjutnya dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiknas.

Persyaratan Peserta program PPG

Persyaratan peserta PPG adalah sebagai berikut.

  1. Memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana (S-1) atau Diploma Empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi, kecuali Program Studi PGSD dan PGPAUD.
  2. Mengajar di satuan pendidikan di bawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional.
  3. Guru PNS yang mengajar pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah  (Pemda) atau guru yang dipekerjakan (DPK) pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
  4. Guru Non PNS yang berstatus guru tetap yayasan (GTY) atau guru yang mengajar pada satuan pendidikan negeri yang  memiliki Surat Keputusan dari Pemda.
  5. Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
  6. Memiliki masa kerja sebagai guru minimal 5 tahun.
  7. Bersedia mengikuti pendidikan sesuai dengan peraturan yang ada dan mendapatkan ijin belajar dari Kepala sekolah dan Pemda.
  8. Memiliki surat keterangan berbadan sehat dari dokter.
  9. Memiliki surat keterangan bebas nhttps://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/wp-admin/post-new.phpapza (narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya) dari instansi yang berwenang.

Okk sahabat Pustakers, demikian sedikit informasi atau Cara Mendaftar Program Pendidikan Profesi Guru ( PPG) , Semoga bermanfaat tentunya bagi sahabat Pustakers yang lagi mencari informasi tentang program PPG ini. [https://www.pustakasekolah.com]

Pendidikan Profesi Guru sebagai Syarat untuk Menjadi Guru (SM-3T Salah Satu Pintu Masuk PPG

majalahmerahputih.wordpress.com
majalahmerahputih.wordpress.com

Tahukah Anda bahwa tidak mudah utk menjadi guru (PNS) saat ini…?! Untuk menjadi guru sekarang ini seorang calon guru dituntut utk mengikuti PPG.
Apa itu PPG…?!

Bagaimana caranya agar seorang calon guru bisa mengikuti PPG?

Ada program SM-3T yang saat ini merupakan kebijakan dalam perekrutan peserta PPG. Jadi agar bisa direkrut utk masuk program PPG seorang calon guru harus ikut program SM-3T lebih dahulu.

Apa itu program SM-3T…?!

Berikut ini saya kirimkan tulisan Prof Luthfiyah Nurlaela ttg apa itu PPG. Beliau adalah Guru Besar di UNESA dan juga Direktur SM-3T Unesa.

Please share it with others.

DISKUSI PENDIDIKAN PROFESI GURU

Pagi ini saya dijadwalkan mengisi acara Diskusi Pendidikan Profesi Guru di Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Brawijaya (UB). Permintaan untuk menjadi narasumber ini sudah diluncurkan oleh bu Ulfah, salah satu dosen di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang, salah seorang panitia diskusi, sejak awal semester, dan baru bisa saya penuhi pada menjelang akhir semester ini.

FIB UB memiliki tiga Program Studi Pendidikan, yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris, Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang. Prodi pendidikan ini berdiri sejak dua tahun yang lalu. Sebagian besar dosennya masih muda belia, ada beberapa yang lulusan Unesa. Beberapa sudah doktor dari luar negeri, beberapa dari mereka masih menempuh S2/S3 di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra PPs Unesa.

Diskusi yang diikuti oleh 45 dosen itu dibuka PD 1 FIB, Prof. Ir. Ratya Anindhita, MS., Ph.D. Dalam sambutannya, Prof. Dhita, begitu panggilan akrabnya, menyampaikan bahwa keinginan untuk mengadakan diskusi ini sudah lama. Begitu banyak pertanyaan dari mahasiswa yang belum terjawab menyangkut apakah mahasiswa nanti akan memiliki Akta IV mengingat mereka kuliah di prodi pendidikan; mengapa harus ikut PPG sedangkan mereka sudah menempuh perkuliahan di prodi pendidikan; apa konsekuensinya bila lulusan tidak mengikuti PPG; dan berbagai pertanyaan lain.

Maka diskusi pagi ini, mulai pukul 09.00-12.00, sangat gayeng karena begitu banyak pertanyaan dari para dosen. Peribahasa ikan sepat ikan gabus (lebih cepat lebih bagus) tidak berlaku di sini. Kalau tidak mengingat waktu, diskusi bisa-bisa kebablasan sampai seharian karena begitu banyaknya keingintahuan mereka tentang PPG. Saya menyampaikan apa itu PPG, proses rekrutmen, kurikulum, evaluasi, uji kompetensi, dan perjalanan PPG mulai dari awal sampai saat ini. Juga tentang bagaimana seharusnya kurikulum S1 dikemas agar selaras dengan kurikulum PPG. Hal-hal yang ternyata sebagian besar masih belum mereka pahami.
Dr. Sugeng, ketua prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris mengakui bahwa ketika UB memutuskan untuk membuka program pendidikan, itu merupakan keputusan yang berani. Sampai saat ini, izin operasional dari Dikti belum turun, borang akreditasi sudah dikirimkan ke BAN-PT dan saat ini sedang menunggu untuk divisitasi. Dua-tiga tahun lagi, prodi-prodi tersebut sudah meluluskan, namun gambaran seperti apa kelanjutan ‘nasib’ para lulusan nanti masih samar-samar. Namun dengan adanya diskusi hari ini, para dosen sudah memperoleh gambaran, betapa mau tidak mau, bila ingin lulusannya menjadi guru, tidak ada pilihan lain kecuali harus menempuh PPG. Empat tahun perkuliahan mereka adalah pendidikan akademik; oleh karena guru adalah sebuah profesi, maka mereka harus menempuh pendidikan profesi, dan itulah PPG. Begitulah amanah UU Sisdiknas dan UUGD.

Berkaitan dengan SM-3T yang saat ini merupakan kebijakan dalam perekrutan peserta PPG, para dosen itu nampak ‘terkaget-kaget’. Betapa ‘soro’nya hanya untuk bisa menjadi guru. Apa sih urgensinya itu semua? Begitulah ‘gugatan’ salah satu dosen dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris.

Tidak salah pertanyaan tersebut. Masa pengabdian setahun di daerah 3T bukanlah tugas yang ringan. Tapi misi SM-3T ini sangat sesuai untuk lebih membekali para calon guru dengan pengalaman nyata di lapangan. Selain juga untuk misi mulia turut membantu percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T, misi yang lain adalah untuk mengembangkan wawasan dan jiwa keindonesiaan serta turut berpartisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI. Saya memberikan banyak ilustrasi betapa para peserta SM-3T itu harus berjuang sedemikian rupa untuk memecahkan berbagai persoalan pendidikan, di antara tajamnya perbedaan kultur dan agama. Namun mereka benar-benar mampu survive. Pada awalnya mungkin iming-iming PPG menjadi motivasi utama. Namun setelah mereka terjun ke daerah 3T, panggilan jiwa untuk menjadi bagian dari pembangunan pendidikan di pelosok Indonesia itulah yang lebih mengedepan. Ini terbukti, sebagian besar dari mereka memastikan diri untuk kembali ke daerah 3T tempat tugas mereka setelah menyelesaikan PPG.

PPG adalah ‘pertaruhan terakhir’ LPTK untuk menghasilkan guru yang profesional. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru. Sertifikasi dengan portofolio, sertifikasi dengan PLPG, belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Selain itu, mengingat jumlah LPTK yang lebih dari 300 di seluruh Indonesia, dengan mutu yang sangat beragam, mulai dari kelas ‘jembret’ sampai kelas unggul, PPG adalah filter untuk menghasilkan guru-guru yang profesional. Faktanya, setiap tahun dihasilkan ribuan lulusan LPTK, hal ini tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan guru, sehingga terjadi oversupply. Maka untuk mendapatkan guru-guru yang unggul, PPG merupakan jalan keluar. Dan bila saat ini sampai beberapa tahun ke depan kebijakan PPG menyangkut inputnya adalah hanya mereka yang telah melaksanakan pengabdian melalui SM-3T, maka akhirnya hanya mereka yang memang benar-benar terpanggil untuk menjadi guru sajalah yang akan menjadi guru.

Malang, 26 Desember 2012

Wassalam,
LN
Salam
Satria Dharma
Ketua Ikatan Guru Indonesia, https://satriadharma.com/

– See more at: https://www.kopertis12.or.id/2012/12/28/pendidikan-profesi-guru-sebagai-syarat-untuk-menjadi-guru-sm-3t-salah-satu-pintu-masuk-ppg.html#sthash.RlOkGFn8.QCcnqyRR.dpuf

Cerita SM3T Kab Malinau Barat

Perjalan SM3T
 

Inilah ceritaku tentang di daerah 3T kabupaten malinau kalimantan timur, saya adalah salah satu peserta SM3T asal LPTK UNDANA Kupang angkatan ke-2. Merupakan sebuah rasa syukur saya yang sangat mendalam dalam menjalankan tugas mulia ini sebagai pendidik di daearah terdepan, terluar dan tertinggal untuk itu saya bisa menjalaninya dengan penuh suka cita dan merupakan sebuah kebanggaan untuk melayani mereka yang sangat membutuhkan khususnya dalam dunia pendidikan.

Ini hanyalah sebuah ringkasan-ringkasan kecilku yang sengaja ku rangkum dalam sebuah catatan kecil dan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua,dan catatan inipun masih jauh dari kesempurnaan ini hanyalah sebuah catatan harian yang sengaja ku rangkum sebagai catatan khusus.

Program sarjana mendidik daerah terdepan,terluar dan tertinggal (SM-3T) adalah program mencerdaskan Indonesia oleh pemerintah pusat dalam hal ini kemendikbud dengan tujuan pemerataan dan percepatan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa, mungkin itulah penjelasan singkatnya. berawal dari sebuah keragu-raguan akupun mulai memahami dan akhirnya menjadi sebuah cerita. Inilah sebuah kisahku di tanah perantaun di tanah intimung kabupaten Malinau Kalimantan Timur dan semoga bermanfaat.

Bulan oktober 2012 perjalanan dari kupang di bandara Eltari menuju bandara Juanda Surabaya dan dari Surabaya ke bandara Soekarno Hatta Jakarta dan dari Jakarta ke Balik Papan,Balik Papan ke Tarakan, setibanya kami di Tarakan waktu itu kami masih menginap semalam di kota itu dan keesokan harinya baru kami memulai perjalanan menuju daerah sasaran SM3T yaitu di kota Malinau Kalimantan Timur dengan menggunakan jasa transportasi sungai speat boat.

Adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa ku pungkiri bahwa dalam ketidaktahuanku seolah-olah aku bagaikan terbangun dari sebuah mimpi, Malinau yang selama ini tidak pernah ada dalam benakku ternyata sudah ku lihat dengan mata terbuka dan keindahannyapun tidak bisa lagi kuungkapkan dengan kata-kata, Malinau atau sering disebut tanah intimung dengan keelokan hutan yang masih alami akupun terkesan, dan rasa kelelahanpun tak terasa. pelan sang mentaripun mulai tenggelam dan sekitar jam 8 kami tiba di pelabuhan malinau dengan segala perlengkapan yang kami bawah, sesaat kemudian kami di jemput oleh pemerintah setempat dalam hal ini pemkab dinas pemuda dan olahraga dan kami di bawa ke penginapan chery, setelah makan malam kamipun melepaskan kelelahan kami di tempat tidur dengan segala syukur dan harapan kamipun terlelap.

Pagi mulai tiba kamipun terjaga dengan segala harapan pelan mulai ku terbangun dan ku dengar kicauan burung mengingatkanku tentang kampung halamanku dan membawa sebuah rasa kerinduan yang mendalam, sedih saat saat ku ingat kamapung halamanku, tapi hanya sekejab saja. Karena aku tidak ingin tenggelam dalam rasa yang seolah separuh jiwa telah hilang. ku pandang tanah intimung dengan keasliannya jiwa terasa termotivasi oleh keindahan yang sang pencipta berikan dan mulai kunaikan segala puji dan syukur dalam hati dan mulai bertanya, apakah memang kehadiranku di tanah ini benar-benar membutuhkanku dan aku mulai berpikir tentang apa yang akan kuberikan bagi generasi ini agar kelak saat ku meninggalkan daerah ini aku bisa di kenang oleh anak-anak negeri ini tetapi kesimpimpulamku biarlah cakrawala yang bercerita tentang hari esok dan saya lakukan yang bisa saya lakukan untuk hari ini. Tugas sebagai seorang pendidik mencerdaskan bangsa memang tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, tapi sebagai pendidik dengan tugas yang diemban harus penuh tanggung jawab biarlah seiring dengan berjalannya waktu ku ukir perjalanku di tanah intimung dan biarlah mereka yang sedang menagis bercerita tentang fajar.

Setelah acara penyambutan di kantor SLB kota malianau sekaligus pembagian tempat tugas mengajar dan waktu itupun saya di tugaskan untuk mengajar di SMAN 8 Malinau barat, waktu itu gedung sekolahnya belum ada, bukan tidak ada tapi belum di gunakan dan fasilitasnyapun belum ada jadi waktu itu kami sekolahnya pada sore hari di gedung SMAN 1 Malinau dari jam 2 sampai jam 6. dan saat itupun kami tidak ada penginapan jadi untuk sementara kami mencari rumah kontrakan atau kos, keadaan rumah kos pun sangat memprihatinkan dengan ukuran kamar 3x4cm rumah papan dan di bawah kolongnya berawa-rawa dengan air sampah yang berbau busuk, di sinilah kami bertahan selama semester dan paginya kami mengisi waktu dengan bekerja mencari uang tambahan yaitu bekerja sebagai tukang galon/pengantar air minum dan dari sinilah kami bisa mulai mengenal masyarakat setempat.

Berbicara tentang dunia pendidikan memang sangat prihatinkan, tapi itulah tugas seorang guru sebagai pendidik, dengan tanggung jawab yang di emban seorang guru haruslah ia mampu dan terus tegar dalam segala keadaan dan percaya bahwa ia mampu mengubah seseorang (generasi bangsa) menjadi baik untuk membawa terang bagi mereka yang membutuhkan agar bangsa ini tetap pada tujuan yang ingin di capai sebagaimanan telah di amanatkan dalam undang-undang dasar 1945. saat ini memang dunia semakin pesat dan kita seakan-akan di tuntut untuk bersaing dengan dunia luar tapi yang menjadi pertanyaan adalah mampuhkah kita membawa sebuah perubahan sedangkan negara ini makin di kecam oleh setan-setan korupsi. sedangkan dunia pendidikan kita semakin tenggelam, masih banyak yang tidak mendapat keadilan, kekerasan, bentrokan dan masih banyak lagi yang terjadi di negeri ini.

Kalimantan Timur, Kabupaten Malinau merupakan wilayah NKRI yang sangat potensial, dengan kekayan alam yang sangat luar biasa, namun kalau di lihat dari segi pendidikan menurut pengamatan saya masih sangat rendah/teringgal dari daerah-daerah lain yang ada di Indonesia, dan sangat tepat sekali bahwa pemerintah menghadirkan tenaga pendidik yaitu guru SM3T untuk membantu dan mencerdaskan bangsa tapi itupun tidak cukup dengan hanya mengirim .tenaga pendidik, karena di sini dari segi fasilitas boleh di katakan belum tersentuh dan bahkan di setiap sekolah tidak ada penunjang untuk proses belajar mengajar, bahkan toko buku pun tidak ada apa lagi di malinau yang penduduknya berada di pedalaman yang sulit untuk di jangkau. pendidikan pun mereka belum tersentuh.

Waktu demi waktu yang terus bergulir tak terasa satu semester telah berakhir kami belajar di gedung SMAN 1 malinau, dan pada bulan desember kami pun merayakan natal bersama digedung sekolah SMAN 8, dengan segala kekurangan fasilitas tidak membuat para panitia natal menyerah. untuk mensukseskan acara perayaan natal itu. dan akahirnya sukses, di sinilah kami menjalali kebersamaan bersama rekan-rekan guru, siswa-siswi maupun para undangan, awal tahun bulan januari kami sudah mulai menggunakan gedung sekolah SMAN 8 tepatnya di desa kuala lapang kecamatan malinau barat kurang lebih 7 km dari pusat kota malinau. SMAN 8 yang tak kunjung selesai pembuatan gedungnya apalagi fasilitasnya, tapi kami terus bersemangat bersama anak didik kami mulai dari kebersihan halamannya, ruangannya, jalannya, dll. dan saya lihat betapa anak-anak bersemangat bekerja walaupun kegiatan belajar mengajarnya tidak cukup, setelah semuanya sudah agak bersih kami sudah bisa belajar dengan tenang dengan apa adanya, bulan pebruari sekitar pertengahan kami pindah ke mes SMAN 8 dengan menggunakan transportasi angkutan kota untuk mengangkut barang-barang kami dari kontarakan dekat SMAN 1 malinau ke SMAN 8 di desa kuala lapang, kurang lebih 30 menit perjalan dan kamipun tiba di mes itu dengan keadaan gelap karena waktu itu listriknya belum ada jadi kami hanya memakai lilin dan kadang-kadang jika saat bulan purnama kami hanya duduk di luar bahkan makan di luar. Tapi itu saya tidak mengatakan bahwa itu adalah sebuah penderitaan bagi saya itu adalah sebuah kisah yang berharga karena saya bisa menikmati dengan segala kebahagiaan saya bisa berada dalam keadaan itu dan memberikan suatu keistimewaan yaitu bisa menjadi sebuah cerita atau pengalaman yang berharga.


SUKA DUKA

Suka duka yang saya maksudkan di sini bukanalah suatu penderitaan fisik atau derita karena kekuarang makanan, tetapi yang saya maksudkan dengan suka duka di sini adalah dalam proses mendidik anak bangsa untuk menjadi cerdas dalam segala aspek kehidupannya menjadi manusia yang seutuhnya, tugas sebagai seorang guru memang berat dengan menghadapi berbagai macam karakter anak didik, terkadang kita menangis tanpa air mata, dan kadang saat kita tertawa pun ada rasa sakit, mungkin seperti itulah penjelasannya saya tidak bisa menjelaskan lagi. tugas sebagai pendidik tidaklah semudah apa yang kita pikirkan karena apapun yang kita pikir dan perbuat ini menentukan kesuksesan anak didik kita. di kabupaten malinau-kalimantan timur khususnya di SMAN 8 tempat saya mengajar dengan segala kekurangan dan kelemahan saya tetap mencoba memaksimalkan dan menjadikan segala kekkurangan dan kelemahan itu sebagai kekuatan. tetapi semua itu harus di dukung dengan hati yang ikhlas, lemah lembut dan kesabaran yang tidak bisa di ukur dengan apapun, bertolak dari itu maka saya merasa dan berpikir bahwa “tugas itu adalah hidupku” dengan keterpanggilan yang menjiwai segala aspek perjalanan hidupku, maka semua pintu akan terbuka lebar. tugas guru bukan hanya terletak pada bagaimana ia mengajar tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita mendidik anak untuk menjadi unggul sehingga menjadi generasi yang di andalkan untuk itu guru harus harus menjadi teladan bagai anak didiknya. Seorang guru percaya bahwa ia mampu mengubah seseorang menjadi baik, maka sebelum ia menjadi teladan ia harus mampu menjadi teladan dirinya sendiri.

Menjalani tugas sebagai pendidik tidak terlepas dari berbagai tantangan dan hambatan, dan itu bukanlah sesuatu hal atau alasan untuk membuat kita berhenti dan menyerah, tantangan dan hambatan yang saya maksudkan di sini adalah bagaimana kita mampu mengubah dunia pendidikan itu dari kekurangannya untuk menjadi pendidikan yang kita harapkan. di daerah terdepan, terluar dan tertinggal khususnya di malinau sebenarnya masih banyak yang harus di benahi dan yang harus di ubah baik dari pola kehidupan masyarakat maupun kekurangan akan fasilitas itu sebenarnaya harus di perlengkapi, kesadaran masyarakat tentang dunia pendidikan di malinau ini menurut saya masih sangat rendah, sesuai pengamatan saya selama di daerah ini sangat memprihatinkan karena sebagian besar masyarakat malinau bermata pencaharian sebagai pekerja batu bara,dan petani jadi menurut pandangan masyarakat setempat sudah cukup untuk biaya hidup, karena pendapatan mereka sangat besar dari pekerjaan itu, jadi kesadaran akan dunia pendidikan sangat rendah sehingga menyebabkan rasa kepedulian terhadap anaknya tidak ada untuk dunia pendidikan.

Dari keadaan yang semacam itu bisa di simpulkan bahwa di Malinau merupakan daerah yang maju untuk sumber daya alam untuk itu perlu adanya perhatian khusu bagi pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang bersinergi agar tetap terjaga dan terus dilestarikan demi pencapaian multi sumber yang bermanfaat bagi daerah maupun bangsa dan negara. saya sebagai peserta SM3T dari NTT sangat kangum akan kekayaan alam namun disisi laian masih banyak kekuarangan yang seharusnya butuh perhatian khusus untuk malinau seperti sarana transportasi dan jalur perhubungan, selain itu juga dilihata dari segi kapasitas pendidikan di malinau sangat kurang baik sarana gedung maupun perangkat atau penunjang laiannya seperti buku atau sumber belajar laiannya, memang sangat memprihatinkan untuk pendidikan hal ini disebabkan juga oleh sistem transportasi yang telah diuraikan diatas memang yang sangat sulit.

Berikut adalah fose bersama dengan rekan guru dan siswa/siswi se SMAN 8 Malinau-kaltim civitas akademika SMA Negeri 8 malinau barat

malinau sm3t

                                             

 

2015, sertifikasi guru hanya lewat PPG

guru

 

Sindonews.com – Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) akan berakhir pada 2014 mendatang. Selanjutnya, mulai 2015 sertifikasi guru hanya akan diberikan melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dilaksanakan selama setahun.

“Inti dari pemberlakuan sertifikasi guru ialah pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme guru. Memang saat ini ada beberapa program yang dijalankan yakni PLPG, portofolio dan PPG. Namun sudah dipastikan nantinya hanya program PPG yang akan dijalankan pemerintah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji Kamis (22/8/2013).

Dijelaskan Aji, program PLPG dan portofolio saat ini masih dijalankan sebagai program masa transisi menuju 2015 dengan PPG penuh. Dan untuk penyelenggaranya sendiri masih akan dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ditunjuk.

“Peserta PPG nantinya akan menjalani masa pendidikan selama 2 semester atau 1 tahun. Dengan begitu diharapkan kompetensi dan profesionalisme guru benar-benar lebih terjamin dibandingkan melalui PLPG yang pelaksanaannya tak sampai dua minggu,” imbuhnya.

Aji berpendapat, pelaksanaan PPG ke depan haruslah langsung diarahkan bagi alumni LPTK. Layaknya tenaga kerja profesional, PPG dapat dijadikan sebagai pendidikan profesi bagi lulusan LPTK yang benar-benar ingin menjalani profesi sebagai guru. Dengan begitu, pendidikan profesi sudah didapat para guru sejak awal, bukan pada masa bekerja atau bahkan menjelang pensiun.

“PPG sendiri nantinya akan dibagi menjadi dua jalur pembiayaan yakni dibiayai pemerintah dengan sistem seleksi dan biaya pribadi. Namun saya pastikan biayanya tidak akan lebih mahal dari biaya perkuliahan, sehingga dengan biaya sendiri pun para guru masih mampu,” imbuhnya.

Diungkapkan Aji, sampai saat ini sudah lebih dari setengah guru di DIY yang dinyatakan profesional. Kebanyakan dari mereka memang mendapatkan sertifikasi melalui PLPG.

Sementara itu, Guru sebuah SMK Kulonprogo Andri menuturkan, sebagai proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas guru, program PPG memang lebih tepat dibanding PLPG. Menurutnya, program PLPG hanya melahirkan guru ‘karbitan’. Hal ini dilihat dari masa pelaksanaan program PLPG yang hanya berkisar 9 hari.

“Proses PPG lebih bisa mematangkan proses keilmuwan yang diterima peserta. Tidak seperti PLPG yang dituntut profesional hanya dalam 9 hari,” imbuhnya.

(Ratih Keswara
source: https://nasional.sindonews.com/read/774466/15/2015-sertifikasi-guru-hanya-lewat-ppg-1377216405)

Calon Guru Wajib Ikuti Pendidikan Profesi

Sarjana pendidikan harus mengikuti program pendidikan profesi (PPG) sebagai syarat menjadi guru. (Foto: dok. Okezone)

JAKARTA – Gelar Sarjana Pendidikan (SPd.) bukanlah tiket emas seseorang untuk menjadi guru. Lulusan Fakultas Keguruan pun wajib mengikuti pendidikan profesi guru (PPG) sebelum ditahbiskan sebagai tenaga pengajar.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh menjelaskan, SPd. adalah gelar akademik, bukan gelar profesi. Hal ini sama dengan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.) yang belum menunjukkan kualifikasi seseorang sebagai dokter.

“Begitu juga halnya dengan sarjana farmasi, tidak identik dengan apoteker. Karena itu, seorang lulusan bergelar S.Pd baru dapat disebut sebagai guru setelah mereka mengikuti PPG,” papar Nuh, seperti disitat dari laman Kemendikbud, Rabu (12/2/2014).

Nuh mengimbuhkan, PPG bukan bermaksud menghapus gelar sarjana pendidikan yang melekat pada seseorang. PPG merupakan tahapan pendidikan yang harus diikuti seseorang yang ingin menjadi guru.

“Dengan berprofesi sebagai guru maka mereka akan mendapatkan tunjangan profesi,” imbuhnya.(Rifa Nadia Nurfuadah)

Informasi Lengkap PPG: Apa dan Bagaimana PPG?

 

Kementerian Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Tahun 2011
Alur Pendidikan Profesi Guru (PPG)
  Catatan : Program Sergur melalui penilaian portofolio berakhir tahun 2014

Latar Belakang

  • Terjadinya perubahan- perubahan yang sangat cepat dalam segala aspek kehidupan.
  • Perubahan tersebut berdampak terhadap tuntutan akan kualitas pendidikan secara umum, dan kualitas pendidikan guru secara khusus untuk menghasilkan guru yang profesional.
  • Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
  • Tuntutan peraturan perundangan bahwa guru harus berkualifikasi S- 1/ D- IV dan Memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui program pendidikan profesi guru.

Landasan Yuridis

  • UU RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  • UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
  • PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
  • PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
  • Peraturan Mendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
  • Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 tentang sertifikasi Guru dalam Jabatan.
  • Permendiknas No 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan

Pengertian Program PPG

  • Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan yang selanjutnya disebut Program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan  S-1 Kependidikan dan S-1 / D-IV Non Kependidikan agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan (Permendiknas No. 8 Tahun 2009 tentang PPG)

Tujuan Program PPGTujuan Umum:

  • Menghasilkan guru yang memiliki kemampuan mewujudkan fungsi pendidikan nasional , yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memiliki kemampuan mewujudkan tujuan bangsa, dan memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Tujuan Khusus:

  • Menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik, serta melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.

Calon Peserta Program PPG

  • S- 1 Kependidikan yang sesuai dengan program pendidikan profesi yang akan ditempuh;
  • S- 1 Kependidikan yang serumpun dengan program pendidikan profesi yang akan ditempuh, dengan menempuh matrikulasi;
  • S- 1/ D- IV Non Kependidikan yang sesuai dengan program pendidikan profesi yang akan ditempuh, dengan menempuh matrikulasi;
  • S- 1/ D- IV Non Kependidikan yang serumpun dengan program pendidikan profesi yang akan ditempuh, dengan menempuh matrikulasi;
  • S- 1 Psikologi untuk program PPG pada PAUD atau SD, dengan menempuh matrikulasi.

Seleksi Peserta

  • Seleksi penerimaan peserta didik program PPG dilakukan oleh program studi/ jurusan di bawah koordinasi LPTK penyelenggara.
  • Mahasiswa yang lulus seleksi dilaporkan kepada Dirjen Dikti untuk mendapatkan nomor registrasi Program PPG.

Prosedur Rekrutmen Peserta

  1. Seleksi administrasi:
  • Ijazah S- 1/ D- IV dari program studi yang terakreditasi, yang sesuai atau serumpun dengan mata pelajaran yang akan diajarkan.
  • Transkrip nilai,
  • Surat keterangan kesehatan,
  • Surat keterangan kelakuan baik, dan
  • Surat keterangan bebas napza.
  1. Tes penguasaan bidang studi yang sesuai dengan program PPG yang akan diikuti
  2. Tes Potensi Akademik.
  3. Tes penguasaan kemampuan berbahasa Inggris
  4. Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan observasi kinerja disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan serta kemampuan lain sesuai dengan karakteristik program PPG.
  5. Asesmen kepribadian melalui wawancara/ inventory atau instrument asesmen lainnya.

Alur Seleksi dan Matrikulasi Program PPG Pra Jabatan.

Alur Seleksi dan Matrikulasi Program PPG Pra Jabatan
Matrikulasi (Hanya bagi peserta PPG Pra jabatan)
  • Lulusan S- 1 Kependidikan dan S- 1/ D- IV Non Kependidikan yang tidak sesuai dengan program PPG yang akan diikuti, harus mengikuti program matrikulasi.
  • Matrikulasi adalah sejumlah matakuliah yang wajib diikuti oleh peserta program PPG yang sudah dinyatakan lulus seleksi untuk peserta program PPG yang sudah dinyatakan lulus seleksi untuk memenuhi kompetensi akademik bidang studi dan/ atau kompetensi akademik kependidikan sebelum mengikuti program PPG .
  • Matrikulasi diperuntukkan bagi calon peserta Program PPG Pra Jabatan yang belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen (berdasarkan standar kompetensi lulusan melalui tes penguasaan SKL)
  • Kurikulum matrikulasi adalah kurikulum S1 kependidikan (dapat berupa matrikulasi matakuliah akademik kependidikan, maupun akademik bidang studi)

Model Kurikulum

Model Kurikulum Pendidikan Profesi Guru (PPG Guru)

Sistem Pembelajaran Program PPG
Sistem Pembelajaran

  • Perkuliahan dalam bentuk workshop SSP (subject specific pedagogy) untuk menyiapkan perangkat pembelajaran di sekolah (RPP Bahan Ajar, Media Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, dsb) , dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dengan pemantauan langsung secara intensif oleh dosen yang pemantauan langsung secara intensif oleh dosen yang ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut, dinilai secara objektif dan transparan.
  • Praktek pengalaman lapangan program PPG dilaksanakan berorientasi pada pencapaian kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan.

Beban Belajar Program PPG

Beban Belajar Pendidikan Profesi Guru (PPG Guru)

Mekanisme Workshop SSP

Mekanisme Workshop SSP
Pola PPL PPG
Pola PPL PPG

Uji Kompetensi

  • Uji kompetensi sebagai ujian akhir terdiri dari ujian tulis dan ujian kinerja , ditempuh setelah peserta lulus semua program PPG.
  • Ujian tulis dilaksanakan oleh program studi/ jurusan penyelenggara dengan berorientasi pada portofolio penyelenggara dengan berorientasi pada portofolio (kumpulan SSP).
  • Ujian kinerja dilaksanakan oleh program studi/ jurusan dengan penguji berasal dari dosen program studi dan wakil dari organisasi profesi dan/ atau pihak eksternal yang profesional, kompeten, dan relevan .
  • Peserta yang lulus uji kompetensi memperoleh sertifikat pendidik bernomor register yang dikeluarkan oleh LPTK.
 PEDOMAN PENETAPAN PESERTA
PROGRAM PPG DALAM JABATAN TAHUN 2011
PROGRAM SERTIFIKASI GURU
  Catatan : Program Sergur melalui penilaian portofolio berakhir tahun 2014

Tahapan Seleksi Peserta
A. Seleksi Administrasi oleh Dinas Pendidikan Kab/ Kota
B. Seleksi Akademik di LPTK

A.     Seleksi Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten
Calon peserta mendaftar ke dinas pendidikan kabupaten/ kota dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut.

  1. Biodata peserta Program PPG Dalam Jabatan.
  2. Format isian calon peserta Program PPG Dalam Jabatan.
  3. Foto kopi ijazah S- 1/ D- IV yang sudah dilegalisasi oleh perguruan tinggi asal.
  4. Surat keterangan sebagai guru PNS (guru pegawai negeri sipil yang diangkat)
  5. Surat keterangan sebagai guru PNS (guru pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pemerintah pusat maupun pemda) dari KS.
  6. Surat keterangan sebagai guru bukan PNS (guru tetap pada satuan pendidikan tempat yang bersangkutan mengajar) dari KS dan/ atau yayasan.
  7. Surat keterangan yang menyatakan memiliki masa kerja sebagai guru minimal 5 tahun, dilengkapi SK pengangkatan sebagai guru.
  8. Surat pernyataan kesediaan mengikuti pendidikan dan meninggalkan tugas mengajar yang ditandatangani oleh yang bersangkutan dan kepala sekolah.
  9. Surat persetujuan/ izin dari kepala dinas pendidikan kabupaten/ kota.
  10. Surat keterangan bebas napza
  11. Surat keterangan kesehatan.
  12. Bukti prestasi (portofolio) yang dapat berupa:
  • Fotokopi sertifikat/ piagam/ surat keterangan tentang prestasi guru yang telah dilegalisasi oleh kepala sekolah.
  • Buku, modul, artikel, laporan penelitian yang relevan dengan pendidikan atau media/ alat pembelajaran
  • Surat keterangan/ sertifikat/ piagam penghargaan mengenai prestasi akademik/ non akademik dan karya pengembangan profesi di tingkat kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun organisasi/ lembaga yang dilegalisasi atasan.
  • Surat keterangan/ surat tugas dari pejabat yang berwenang tentang pembimbingan teman sejawat atau siswa yang telah dilegalisasi oleh kepala sekolah.

B.     Seleksi di LPTK
Berdasarkan dokumen yang dikirim oleh Dinas Pendidikan kabupaten/ kota, ke LPTK, LPTK melakukan penilaian dokumen dengan menggunakan prinsip PPKHB.

LPTK melakukan seleksi menggunakan tes dan non tes yang meliputi hal berikut.

  • Tes penguasaan bidang studi (sesuai dengan bidang studi yang diampu).
  • Tes kemampuan bahasa Inggris (English for Academic Purposes)
  • Tes Potensi Akademik sesuai dengan kondisi setempat
  • Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan observasi kinerja.
LPTK menetapkan hasil seleksi sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan oleh Kementerian pendidikan Nasional.

Alur Program Pendidikan Profesi Guru

Alur Pendidikan Profesi Guru (PPG Guru)

Sasaran
Peserta Program PPG bagi Guru Dalam Jabatan untuk tahun 2011 ditetapkan oleh pemerintah sejumlah 13. 040 guru. 

Persyaratan Peserta

  • Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S- 1) atau diploma empat (D- IV)dari program studi yang terakreditasi, kecuali guru SD dan guru PAUD.
  • Mengajar di satuan pendidikan di bawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional.
  • Guru PNS yang mengajar pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemda atau guru yang diperbantukan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
  • Guru bukan PNS, yaitu guru tetap yayasan (GTY) atau guru yang mengajar pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemda.
  • Memiliki NUPTK.
  • Memiliki masa kerja sebagai guru minimal 5 tahun dengan usia maksimal 35 tahun pada saat mendaftar.
  • Memiliki prestasi akademik/ non akademik dan karya pengembangan profesi di tingkat kab/ kota, provinsi, atau nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun organisasi/ lembaga.
  • Bersedia mengikuti pendidikan sesuai dengan peraturan terkait yang relevan dan mendapatkan izin belajar.
  • Surat keterangan berbadan sehat dari dokter.
  • Surat keterangan bebas napza (narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya).

Mekanisme Perekrutan 

  • Ditjen PMPTK bersama Ditjen Dikti menetapkan kuota provinsi berdasarkan data jumlah guru secara nasional.
  • Ditjen PMPTK dan Ditjen Dikti melaksanakan sosialisasi pelaksanaan Program PPG kepada Dinas Pendidikan provinsi, LPMP, Dinas Pendidikan kabupaten/ kota, kepala sekolah, guru, pengawas, dan masyarakat tentang teknis seleksi dan pelaksanan Program PPG Dalam Jabatan.
  • Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota menggandakan Format A1 sejumlah kuota kemudian mendistribusikan Format A1 kepada para guru calon peserta Program PPG Dalam Jabatan.
  • Guru melengkapi dokumen dan mengirimkan ke Dinas Pendidikan Kab/ Kota.
  • Guru melengkapi dokumen dan mengirimkan ke Dinas Pendidikan Kab/ Kota.
  • Dinas Pendidikan Kab/ Kota melakukan seleksi administrasi 6. Dinas Pendidikan Kab/ kota melakukan seleksi administrasi dan menetapkan calon peserta yang lolos seleksi administrasi, selanjutnya Dinas Pendidikan Kab/ Kota mengirimkan data hasil seleksi administrasi ke LPTK.
  • LPTK melakukan seleksi dokumen dan seleksi akademik baik melalui tes maupun non tes sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
  • LPTK mengumumkan hasil seleksi dan melaporkan ke Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti dan Ditjen PMPTK.

Rujukan: Bahan Tayangan Workshop Program Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Ketenagaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional 2010

Sumber: ppg-unima
Diperbaharui oleh muhamadalisaifudin.blogspot.com

 

Apa itu SM3T?

logo-new

SM3T adalah singkatan dari Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Dari namanya aja udah kebayang kan? Sarjana bakal ngajar di daerah-daerah termarginal di Indonesia. Daerah yang bahkan listrik aja nggak ada, daerah yang semua penduduk nya buta huruf, daerah yang nggak berilmu pengetahuan, taunya perang doang angkat senjata. Di daerah-daerah seperti itulah peserta SM3T di tempatkan. Contohnya Aceh, Papua, NTT, Natuna dll.

Tagline program yang di taja DIKTI ini adalah “Maju Bersama mencerdaskan Indonesia”. Jadi Dirjen Kementrian Pendidikan bekerja sama dengan DIKTI dan 17 LPTK Se Indonesia untuk membantu daerah 3T supaya bisa maju bersama. Jangan ada lagi daerah yang tertinggal dan hidup dalam kebodohan. 17 LPTK yang di tunjuk bertugas menyeleksi sarjana-sarjana kependidikan yang baru lulus 3 tahun terakhir, utnuk dberangkatkan ke daerah 3T dan mengabdi disana selama 1 tahun.

Apa keuntungan ikut sm3T?

SM3T ini hampir sama keadaanya kayak KKN atau yang sekarang di kenal dengan KUKERTA (Kuliah Kerja nyata). Bedanya kalau KKN kita harus bisa survive sendiri, biaya keluar dari dompet orangtua sendiri, cari tempat tinggal sendiri, dll. Sedangkan program SM3T ini di kelola oleh pemerintah,  jadi semuanya disediakan oleh pemerintah,  mulai dari biaya transport PP ke lokasi,  tempat tinggal / posko sampai ke bahan makanan pokok, seperti beras. Dan tentu saja ada bonus nya berupa uang gaji. Kalau menurut aku uang gajinya cukup besar, cukuplah buat traktir temen makan bakso, sisanya buat beli rumah. Hehehe. Tapi besar kecilnya gaji kan relative, ada yang bilang satu juta/bulan itu udah gede kok, ada juga yang gajinya 40 juta/ bulan tapi masih merasa kurang, jadi nggak bakal aku sebutin disini. Hehe

Selain ada bonusnya, setelah satu tahun ikut SM3T kita juga bakal otomatis mendapatkan beasiswa kuliah PPG (Pendidikan Profesi Guru). Kuliah PPG ini selama 1 tahun juga lamanya dan biayanya tidak sedikit, belasan juta persemester. Jadi sangat beruntung kalau bisa mendapatkan beasiswa kuliah PPG.

PPG itu apa?

PPG itu adalah program dari Kementrian Pendidikan untuk mempersiapkan lulusan  S-1 Kependidikan dan S-1 / D-IV Non Kependidikan agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan (Permendiknas No. 8 Tahun 2009 tentang PPG)

Nah lulus dari PPG, maka kita mendapatkan sertifikat PPG, yang nilainya sama dengan sertifikat PLPG guru yang sertifikasi, dengan sertifikat PPG itu, kita akan di prioritaskan menjadi Pegawai Negri Sipil dan bisa langsung ikut sertifikasi guru setelah satu tahun bertugas mengajar. Enak? Enak bangeeettt…. Cepet kayaa nih kalau jalannya mulus. Hahaha

Kenapa harus kuliah PPG?

Karena kabarnya, beberapa tahun ke depan, setiap guru harus mengikuti kuliah Profesi Guru dulu, barulah dinyatakan layak bertugas mengajar.  Kemendikbud akan membuka kelas kuliah Profesi ini tahun depan. Tapi yang namanya rencana ada yang berjalan dan ada yang nongkrong di tempat, alias cum sekadar wacana. Kita sebagai rakyat Cuma bisa menjalankan .

(https://risahpunyakreasi.blogspot.co.id)

Ingin jadi Guru PNS? Wajib Mengajar di Pedalaman Dulu

JAKARTA – Mulai tahun depan pemerintah menerapkan sistem baru rektrutmen guru PNS. Bagi yang berminat menjadi guru PNS, wajib mengikuti program sarjana mengajar di daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (SM3T) serta pendidikan asrama dahulu.

sm3t

Dengan sistem itu, menjadi guru PNS hampir mirip dengan menjadi dokter. Karena sama-sama harus mengabdi di daerah terpencil dahulu. Seperti diketahui untuk menjadi dokter PNS, calon dokter harus mengikuti program pegawai tidak tetap (PTT) di daerah terpencil.

Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dirdiktendik) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Supriadi Rustad mengatakan, pada prinsipnya sarjana guru yang ingin melamar menjadi PNS wajib lulus program pendidikan profesi guru (PPG).

Nah program PPG ini wujudnya adalah praktek mengajar di daerah pedalaman (SM3T) dan pendidikan di asrama.

Supriadi menuturkan selama ini untuk menjadi PNS guru tidak ada seleksi. “Yang ada seleksi CPNS baru. Bukan seleksi guru,” katanya di sela pembukaan pameran foto aktifitas guru SM3T di kantor Kemenristekdikti tadi malam.

Celakanya lagi ada orang yang memilih jadi guru, karena tidak diterima melamar kerja di mana-mana. Sehingga di lapangan banyak guru PNS yang bekerja tidak dengan kualifikasi sebagai seorang guru professional. Ujungnya proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik.

Guru besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu mengatakan, calon guru PNS harus orang-orang hebat.

“Dengan digembleng dulu dalam program SM3T dan kemudian pendidikan diasramakan,” tandasnya. Program SM3T ditambah dengan pendidikan asrama ini dijalankan calon guru selama dua tahun.

Melalui cara ini, Supriadi mengatakan jebolan program PPG tidak hanya memiliki kompetensi pedagogik atau keilmuan guru semata. Tetapi juga memiliki kompetensi kepribadian dan kepedulian sosial.

“Ketika sudah masa pendidikan asrama, juga bukan berarti enak-enakan saja,” katanya. Calon guru pada tahap ini dilatih disiplin waktu yang ketat.

Dengan sistem baru rekrutmen guru ini, maka pemerintah akan memetakan kebutuhan guru baru secara nasional. Kemudian Kemenristekdikti melalui kampus lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) membuka seleksi peserta PPG. Jumlah yang diterima PPG ini disesuaikan dengan kebutuhan nasional.

Sarjana pendidikan maupun sarjana non pendidikan, seperti lulusan politeknik, boleh mendaftar seleksi PPG. Khusus untuk sarjana program diploma IV dari politeknik, diproyeksikan menjadi guru produktif di SMK sesuai dengan bidangnya.

Menurut Supriadi sistem baru rekrutmen guru ini mendapat sambutan positif dari kepala daerah. Sejumlah kepala daerah yang ketempatan atau menjadi tuan rumah SM3T, membuka formasi PNS guru untuk alumni SM3T. Supriadi mengatakan meskipun program SM3T ini dijalankan oleh pemerintah pusat, status guru PNS tetap ada di pemerintah daerah setempat.

Menteri Ristekdikti Muhammad Nasir mendukung program baru rekrutmen CPNS guru. Dia mengatakan program SM3T benar-benar menggembleng calon guru. “Mereka tidak hanya menunggu siswa datang ke sekolah. Tetapi sampai menjemput siswa di rumah-rumah supaya mau ke sekolah,” ujar mantan rektor Universitas Diponegoro itu.

Mendikbud Anies Baswedan juga mengisyaratkan perlu ada reformasi rekrutmen guru. Menurutnya selama ini rekrutmen guru begitu longgar. Siapa saja bisa menjadi guru, tanpa ada seleksi kompetensinya. Ujungnya pemerintah kesulitan dalam proses pembinaan dan pengawasannya. Dia sepakat jika rekrutmen guru diperketat dengan mendapatkan guru-guru yang berkualitas. (wan)

(https://www.jpnn.com)

Merantau Demi Pendidikan Adalah Keputusan Mulia. 8 Alasan Ini Akan Membuatmu Berani Melakukannya!

Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA, wajarnya kamu akan melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Berbeda dari SMA, lokasi universitas kadang berada sangat jauh dari rumah — di luar kota hingga luar pulau. Kamu yang belum terbiasa hidup terpisah dari orangtua mungkin bisa ciut nyalinya. Khawatir sekaligus takut jika harus hidup sendiri, tanpa keluarga dan teman yang diandalkan selama ini.

Kecemasan yang memenuhi rongga kepala pun beragam. Mulai dari cemas jika bosan tinggal sendirian di kost hingga takut bila tak bisa menahan rindu pada keluarga. Sebelum kecemasan itu melunturkan semangatmu untuk melanjutkan pendidikan di luar kota, 8 alasan ini akan meyakinkanmu bahwa merantau justru akan berperan penting bagi pembentukan karaktermu!

 

1. Dengan merantau, kamu dipaksa untuk bisa mengandalkan diri sendiri. Mulai dari mencuci baju sendiri hingga mengatur keuangan harus lihai kamu lakoni.

kuliah di luar kota

Nantinya ketika kamu memutuskan untuk merantau dan tinggal jauh dari orangtua, sebenarnya kamu sedang menempa diri supaya jadi makin baik ke depannya. Ketika memutuskan untuk tinggal jauh dari mereka, kamu sebenarnya sudah berani untuk berdiri di atas kaki sendiri.

Tak seperti ketika tinggal di rumah, saat berada di tanah rantau kamu tak lagi mengandalkan bantuan dari orangtua. Mulai dari urusan sepele seperti mencuci baju, mengatur menu makan, hingga mengatur keuangan sepenuhnya menjadi tanggung jawabmu sendiri.

 

 

2. Banyak bertemu dengan orang dari latar belakang yang berbeda akan membuka mata. Selain wawasan yang bertambah, kamu juga akan belajar budaya lain dari mereka.

kuliah di luar kota

Ketika hidup merantau, kamu tak hanya memaksa diri untuk belajar cara bertahan hidup. Nantinya di kota tempatmu menimba ilmu, kamu akan dipertemukan dengan banyak orang yang berasal dari ragam latar belakang budaya serta keluarga. Di sinilah kamu akan dipaksa untuk membuka mata dan memahami bahwa dunia ini berisi dengan keanekaragaman. Dari sini juga kamu akan belajar untuk menghargai keragaman budaya dan perbedaan sudut pandang yang ada.

 

 

3. Tinggal terpisah dari orangtua, kamu bisa menggunakan waktu sebebas-bebasnya. Di lain sisi, kamu pun belajar bertanggung jawab pada kebebasan ini

kuliah di luar kota

Jika dulu orangtua selalu menjejalimu dengan teori mana yang baik dan yang benar, maka ketika tinggal sendiri adalah kesempatanmu untuk mempraktekannya. Di sini kamu bisa belajar langsung untuk memilah hal baik dan buruk. Kamu pun bisa bebas menggunakan waktu semaunya asalkan tetap bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Tak apa jika kamu ingin nongkrong dan pulang tengah malam, yang penting kamu sanggup menjaga diri dan memelihara nama baik keluarga.

 

 

4. Ilmu yang kamu dapat tak hanya dari bangku kuliah saja. Tapi juga ilmu bertahan hidup saat kepepet dan jauh dari keluarga.

kuliah di luar kota

Seperti kata pepatah sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di luar kota sebenarnya akan membawa dua manfaat sekaligus untukmu. Kamu tak hanya mendapat teori sebatas di bangku kuliah saja. Namun, skill untuk bertahan hidup secara tanpa sadar juga akan kamu kuasai dengan sendirinya.

Duit tipis padahal masih tengah bulan? –> mulai mengandalkan mie, mengencangkan ikat pinggang

Butuh hiburan tapi nggak punya banyak uang? –> Jalan-jalan ke tempat gratis, festival seni, sampai nonton film di kamar doang…

 

5. Jalinan yang ada di antara dirimu dan kawan-kawan bisa dikatakan istimewa. Mereka tak sekedar teman, namun juga keluarga

kuliah di luar kota

Hubunganmu bersama dengan kawan-kawan di tanah rantau akan terasa istimewa. Jalinan yang ada di antara kalian tak sesederhana jalinan pertemanan biasa. Kalian tak hanya menghabiskan waktu di saat suka saja, melainkan kalian juga saling membantu di saat susah. Misalnya saja ketika di tanggal tua dan uang kiriman belum juga datang atau ketika salah satu di antara kalian ada yang jatuh sakit. Sungguh, tak hanya memainkan peran sebagai seorang kawan, kalian saling ada dan merawat seperti keluarga.

 

 

6. Justru banyak orang jatuh cinta pada kampungnya saat mereka sedang tidak berada di sana. Dengan merantau, uniknya kamu jadi lebih tahu dan sayang pada kampung halamanmu.

kuliah di luar kota

Ketika kamu tinggal jauh dari kota tempat asalmu, tanpa disadari kamu juga jadi lebih menyayangi kampung halamanmu. Bertemu dengan banyak kawan yang berbeda suku dan budaya justru akan membuatmu tetap bangga dengan daerah asal. Bahkan, ketika kalian saling bertukar cerita mengenai kekhasan daerah asal mulai dari makanan hingga obyek wisata, tanpa disadari kamu ikut merasa bangga terhadap kampung halamanmu.

 

 

7. Di akhir hari, kamu akan lebih menghargai hubungan dengan orangtua serta keluarga. Jarak akan memperkuat rasa cinta untuk mereka.

kuliah di luar kota

Jarak memang mampu mempertebal rasa sayang kepada keluarga. Dengan tinggal jauh dari mereka, kamu baru bisa menyadari bahwa selama ini mereka sangat berarti untukmu. Apabila dulu kamu sering meremehkan sayur hingga tempe goreng buatan ibu maka saat tinggal jauh dari rumah, masakan ibulah yang justru paling membuatmu rindu.

Gangguan menyebalkan dari adik maupun kakak pun akan menjadi hal yang paling kamu harapkan ketika kamu sedang berada di kamar kos sendiri. Selain lebih menghargai kebiasaan kecil serta membuatmu makin cinta pada mereka, kamu juga akan lebih menghargai waktu kumpul keluarga bersama.

 

 

8. Ketika nantinya kamu sukses menjadi sarjana, kamu tak hanya siap terjun ke dunia kerja — namun juga bertualang dengan ilmu bertahan hidup yang sudah dipunya.

kuliah di luar kota

Nanti ketika kamu telah berhasil menyelesaikan studi dan menjadi sarjana, ilmu yang kamu punya tak hanya sebatas teori di bangku kuliah saja. Ya, kamu tak hanya siap terjun ke dunia kerja berbekal dengan ilmu yang telah tuntas dipelajari. Namun, kamu juga siap berpetualang berbekal dengan skill bertahan hidup yang sudah fasih kamu dalami selama kamu pergi merantau.

 

Jadi, masih merasa ragu untuk melanjutkan pendidikan di luar kota?

 (hipwee.com)