RELATIVITAS, KETAHANAN, INOVASI DAN ASIMILASI BUDAYA ( ANTROPOLOGI SMA KELAS XII)

rela perubahan-gaya-hidup inovasi

RELATIVISME BUDAYA

Relativisme budaya ialah pemikiran bahwa perkembangan budaya tidak sama dari setiap wilayah di belahan bumi. Ada batas relatif antara budaya yang satu dengan yang lain. Lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan perilaku manusia adalah sebuah sistem yang membentuk budaya seseorang atau sekelompok orang Jadi jika suatu budaya tidak sama, berarti ada perbedaan secara relatif antara budaya yang satu dengan yang lainnya, tergantung pada kondisi lingkungan sosial, perilaku dari manusianya, dan kondisi lingkungan fisik. Jika perkembangan budaya antara satu wilayah budaya dengan wilayah budaya lainnya berbeda, maka standar kebenaran dan kebaikan yang ada tiap kelompok budaya akan berbeda satu dengan yang lainnya. Dari sinilah terbentuk nilai-nilai budaya yang sifatnya relatif. Meskipun demikian, adanya relativitas budaya secara konseptual dan sistematis dipopulerkan oleh Frans Boaz, seorang antropolog budaya berkebangsaan Amerika.

Contoh kasus yang ada di dalam relativisme budaya yang saya akan angkat di sini ialah relativisme budaya. Kasus ini adalah contoh dari perbedaan penilaian moral dan bukan ketidaksepakatan moral. Kedua-duanya menyetujui bahwa mencuri merupakan dosa. Tetapi mereka memberi penilaian yang berbeda. Kemudian kasus tersebut jika dirasionalkan  mencurian demi alasan tertentu (mungkin untuk membeli obat untuk istrinya yang sedang sakit). Kekuatan relativisme ialah munculnya anggapan bahwa manusia itu unik dan berbeda satu sama lain. Kelemahan yang amat mendasar dari relativisme, yakni paham tersebut mengajak kita memasuki alam ketidakpastian eksistensial diri dan anarki sosial, karena tidak ada lagi satu pijakan bersama yang mendasari makna hidup maupun relasi-relasi sosial politik masyarakat.Dari dua hal itu, yakni ketidakpastian makna hidup dan anarki sosial, kita bisa menurunkan banyak sekali hal-hal negatif, mulai dari kecenderungan bunuh diri yang amat tinggi di dalam masyarakat.

 

ASIMILASI

adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Proses asimilasi itu ditandai oleh pengembangan sikap-sikap yang sama, yang walaupun terkadang bersifat emosional, bertujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit untuk mencapai integrasi dalam organisasi dan tindakan. Secara matematis proses asimilasi dapat ditulis : Aa + Bb + Cc = Dd yang berarti bahwa kelompok etnik A, B, dan C karena faktor-faktor pendorong asimilasi terpenuhi, mengalami peleburan unsur-unsur kebudayaan kelompok etnik a + b + c menghasilkan kebudayaan baru d, yang sebelumnya tidak ada dalam kebudayaan A, B, maupun D.

Jenis-jenis asimilasi

  1. Asimilasi budaya : proses mengadopsi nilai, kepercayaan, dogma, ideologi bahasa dan sistem simbol dari suatu kelompok etnik atau beragam kelompok bagi terbentuknya sebuah kandungan nilai, kepercayaan, dogma, ideologi bahasa maupun sistem simbol dari kelompok etnik baru.
  2. Asimilasi struktural : proses penetrasi kebudayaan dari suatu kelompok etnik ke dalam ke dalam kebudayaan etnik lain melalui kelompok primer seperti keluarga, teman dekat,DLL
  3. Asimilasi perkawinan, atau sering disebut asimilasi fisik yang terjadi karena perkawinan antar etnik atau antarras untuk melahirkan etnik atau ras baru

Syarat asimilasi

Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut.

  • terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
  • terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
  • Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.

Faktor pendorong

Faktor-faktor yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut.

  • Toleransi antar kelompok yang berbeda kebudayaan
  • Kesempatan yang seimbang dalam bidang sosial atau ekonomi
  • Sikap menghargai orang asing dan kebudayaan mereka
  • Sikap terbuka dari golongan etnik dominan terhadap kelompok etnik minoritas
  • Persamaan unsur kebudayaan
  • Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya
  • Adanya musuh yang sama

Faktor penghalang

Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain sebagai berikut.

  • Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas)
  • Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi
  • Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan
  • Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya
  • Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut
  • Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan
  • Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa

Contoh sederhana asimilasi :
A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan orang Amerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru. Maksudnya.. si A akhirnya punya tarian baru yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan tarian Tango, tetapi tarian barunya ngga mirip sama tarian Bali atau tarian Tango.

KETAHANAN BUDAYA

Pada saat ini banyak masyarakat awam yang mengartikan bahwa kebudayaan sebagi kesenian, meskipun kita mengetahui bahwa kesenian hanyalah salah satu dari kebudayaan . Indonesia merupakan negara yang sedang dalam tahap berkembang untuk menjadi sebuah negara industri. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya perkembangan pada masing-masing bidang  yang mengikuti negara-negara yang telah menjadi neara industri. Kebudayan merupakan salah satu bidang yang mengalami perubahan baik disadari atau tidak disadari adanya perubahan itu. Semakin berkembangnya tekhnologi yang terjadi pada zaman globalisasi akan mempermudah masyarakat untuk menjaga atau kemungkinan terburuknya melupakan bahwa masyarakat Indonesia lah yang memiliki kebudayaan itu.
Adanya ketahanan budaya terhadap budaya sendiri merupakan salah satu cara bagaimana masyarakat menjaga kebudayaan masyarakat dan menyaring budaya yang masuk tanpa menghilangkan kebudayaan yang dimiliki. Apabila kebudayaan yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kebanggan bagi masyarakatnya dan adanya rasa memiliki bersama tanpa merendahkan kebudayaan lain dalam negeri sendiri, maka kebudayaan akan dapat berperan untuk meningkatkan ketahanan nasional suatu bangsa.

INOVASI

  1. Pengertian Inovasi
  2. Adalah proses sosial budaya yang menerima unsur-unsur kebudayaan baru dan mengesampingkan cara-cara lama yang telah melembaga.
  3. Proses penyesuaian dari penemuan baru dengan kebutuhan masyarakat melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.

Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalammasyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang memungkinkan. Oleh sebab itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka dewasa ini.

Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar luas sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam kebudayaan modern pada abad teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan untuk inovasi merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di dalam dunia modern telah merupakan suatu tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi batas-batas negara. Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia inovatif. Dengan sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya. Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan yang luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak memungkinkan suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan akan menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. (1999). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara

Baru.

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

One thought on “RELATIVITAS, KETAHANAN, INOVASI DAN ASIMILASI BUDAYA ( ANTROPOLOGI SMA KELAS XII)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: