Apa itu individu?
Individu adalah subjek yang bertindak (aktor), subjek yang melakukan sesuatu hal, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki kebebasan dan subjek yang memberi arti (meaning). Pada pengertian idividu sebagai konsep sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan yang berhubungan dengan dunia internal manusia. Sedangkan konsep Objek tidak teralu berbeda jauh artinya dari yang diartikan dalam ilmu-ilmu alam, seperti batu, air dan semua benda umumnya. Secara biologis, pengaruh gen yang diwariskan orang tuanya atau bahkan leluhur sebelumnya sangat mempengaruhi kelahiran individu. Untuk melahirkan individu yang normal, selain dipengaruhi oleh gen juga sangat tergantung pada kondisi yang sehat di tempat calon individu itu dilahirkan. Kondisi sehat yang dimaksud adalah kondisi pranatalis di dalam rahim ibu.
Pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya sangat dipengaruhi oleh berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Salah satu lingkungan yang sehat adalah lingkungan pendidikan, melalui pendidikan individu dapat terbina dan terlatih potensinya. Pada hakikatnya manusia adalah mahluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan sesama manusia lain di dalam mejalani kehidupan. Naluri manusia untuk selalu bErhubungan dengan sesamanya dilandasi oleh alasan-alasan sebagai berikut:
A.    Keinginan manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat).
B.    Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya.
C.    Naluri manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya disebut sebagai “gregariousness”.
Kelompok Sosial
Lahirnya kelompok sosial disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk berhubungan, tapi tidak semua hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Soerjono Soekanto (1982 : 111) mengemukakan beberapa persyaratan terbentuknya kelompok sosial, yaitu :
1.    Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
2.    Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan lainnya dalam kelompok.
3.    Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang bersangkutan yang merupakan unsur pengikat atau pemersatu. Faktor tersebut dapat berupa nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama ataupun ideologi yang sama.
4.    Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Berdasarkan pengalaman dalam kelompok, manusia mempunyai sistem tingkah laku (behavior system) yang dipengaruhi oleh watak pribadinya. Sistem prilaku ini yang akan membentuk suatu sikap (attitude).
1.    Kelompok Sosial dipandang dari sudut pandang Individu.
Pembagian kelompok sosial dari sudut pandang individu dapat dilihat dari :
  Keterlibatan individu dalam kelompok tersebut.
  Keanggotaan individu tidak selalu bersifat sukarela, tapi bisa bersifat wajib.
  Kelompok Sosial juga bisa didasari oleh kekerabatan, usia, sex (gender), pekerjaan dan status sosial.
2.    In Group dan Out Group
Menurut Soerjono Soekanto (1984 : 120), sikap In Group biasanya didasari oleh perasaan simpati. Dalam In Group sering kali digunakan Stereotypen, yaitu gambaran-gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu objek diluar kelompoknya. Out Group  didasari oleh suatu kelainan dengan wujud antipati.
3.    Primary Group dan Secondary Group
Rouceck & Warren (1962 : 46) dalam “Sociology an Introduction” , membatasi pengertian secondary group sebagai kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang dan diantara individu itu tidak perlu saling mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak langgeng.
Selo Soemarjan & Soemardi (1964 : 604) dalam buku “Setangkai Bunga Sosiologi” menyatakan “Primary group merupakan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling mengenal secara pribadi diantara anggotanya”.
4.    Gemeinschaft dan Gesselschaft
Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang telah dikodratkan, bentuk utamanya dapat dijumpai dalam keluarga, kekerabatan, dan lain-lain.
Gesselschaft adalah berupa ikatan pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis. Gesselschaft berbentuk hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik, seperti ikatan perdagangan.
5.    Formal Group & Informal Group
Formal Group merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan diantara anggotanya. Formal Group bisa dikatakan sebagai association diamana anggotanya mempunyai kedudukan yang disertai dengan pembagian tugas & wewenang. Contohnya adalah Himpunan Mahasiswa dll.
Informal grup adalah suatu kelompok yang terjadi karena kesamaan yang sifatnya tidak mengikat anggotanya serta tidak memiliki struktur dan organisasi yang pasti. Informal Group terbentuk biasanya oleh intensitas pertemuan yang sering antara orang-orang yang mempertahankan kepentingan dan pengalaman bersama. Contoh Klik (clique).
6.    Kelompok-Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
Kelompok sosial yang tidak teratur dapat digolongkan ke dalam 2 golongan besar  yaitu kerumunan dan publik. Kerumunan adalah suatu kelompok manusia yang bersifat sementara, tidak terorganisir dan tidak mempunyai seorang pimpinan serta tidak mempunyai sistem pembagian kerja. Contohnya adalah kerumunan orang di stasiun, pasar dan lain-lain.
7.    Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community).
Masyarakat
Apa saja yang dipelajari dari masyarakat?
A.    Individu: Hubungan-hubungan yang terdapat didalamnya, seperti interaksi sosial, jaringan sosial, norma-norma dan lain sebagainya.
B.    Masyarakat: Bagaimana suatu masyarakat itu dapat dikatakan sebagai suatu kesatuan sosial budaya
Koentjaraningrat (1990 : 146), masyarakat adalah “kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus-menerus dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”.

Sumber:

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi. Jilid I.Jakarta: UI Press.

Selo Soemardjan & Soelaeman Soemardi. 1964. Setangkai Bungan Sosiologi Buku Batjaan untuk Kuliah Pengantar Sosiologi. Djakarta: Jajasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.