Materi Antropologi SMA/MA Kelas XII Mengenai “Tradisi Lisan”

Hallo teman-teman semua.. kali ini saya akan membagikan materi untuk siswa siswi SMA/MA kelas XI mengenai Tradisi Lisan, berikut sedikit materinya:

Tradisi dapat disalurkan kepada anak cucu kita secara lisan atau ucapan, misalnya: melihat wayang kulit, wayang orang, orang berpantun, dan segala bentuk cerita yang disampaikan secara lisan. Tahukah kalian apa yang disebut dengan tradisi lisan?

Menurut Amir Rochyatmo, tradisi lisan adalah folklor lisan yang dirumuskan sebagai bagian kebudayaan yang diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan dalam bentuk kelisanan, seperti cerita rakyat dan nyanyian rakyat. Adat kebiasaan secara turun menurun dari nenek moyang yang masih diperlukan dalam masyarakat.

Tradisi lisan merupakan bagian dari folklor. Menurut Danandjaja, folklor adalah kolektivitas yang tersebar secara turun temurun dalam versi yang berbeda-beda baik bentuk lisan maupun yang disertai gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Adapun ciri-ciri tradisi lisan yang dikemukakan oleh Danandjaja diantaranya yakni:

  1. penyebaran dan pewarisan secara lisan,
  2. bersifat tradisional,
  3. memiliki berbagai versi bukan variasi,
  4. anonim,
  5. bentuknya berpola,
  6. milik bersama,
  7. bersifat polos, lugu, dan spontan.

Di samping itu, bentuk lisan dapat ditranskripsikan dengan menuangkan hasil ujaran ke dalam bentuk simbol atau gambar.

Perkembangan tradisi lisan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Terlebih lagi dengan adanya media elektronik seperti televisi, radio, bahkan internet. Sarana seperti itu yang kemudian dapat melestarikan dan menyebarkan tradisi lisan hingga ke seluruh Indonesia, bahkan ke luar negeri. Tradisi lisan awalnya adalah berbentuk lisan, namun dalam perkembangannya di samping dilakukan perekaman, juga dilakukan pencatatan. Tradisi lisan kemudian menjadi bentuk tulis. Sesungguhnya tradisi lisan tersebut masih berbentuk lisan, hanya saja dilakukan pencatatan-pencatatan agar tradisi lisan tersebut tidak hilang. Namun demikian, aplikasi tetap dilakukan dengan lisan.

Perubahan tradisi lisan tersebut antara lain disebabkan semakin berkembangnya media massa dan elektronika. Beragam bentuk tradisi lisan baik sejak zaman prasejarah hingga masa kontemporer, dikemas oleh media massa ke dalam beragam bentuk tayangan. Dampaknya adalah orang yang melihat tayangan tersebut akan menyebarluaskan tradisi lisan dalam bentuk baru.

Saya akan membagikan contoh kasus mengenai tradisi lisan, kalian dapat membacanya dengan cara mengklik link dibawah ini:

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/10/26/oyf1hc280-ratusan-pegiat-tradisi-lisan-berkumpul-di-mataram

Untuk memperdalam materi, saya akan membuat soal untuk kalian, silahkan dikerjakan.

  1. Apakah yang anda ketahui tentang tradisi lisan?
  2. Apa saja yang menjadi bagian dari tradisi lisan?
  3. Bagaimana caranya agar tradisi lisan itu tidak hilang, apa yang harus anda lakukan?

Daftar Pustaka:

  1. Irwanto, Dedi. 2012. Kendala Dan Alternatif Penggunaan Tradisi Lisan Dalam Penulisan Sejarah Lokal Di Sumatera Selatan. dalam Jurnal Forum Sosial, Vol 5 No 2
  2. 2009. Antropologi Kelas XII. Jakarta: PT Cempaka Putih

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: