Immanuel Wallrenstein & Teori Sistem Dunia

immanImmanuel Wallerstein

                Immanuel Wallerstein Maurice (lahir 28 September, 1930) di New York City, menikah dengan Beatrice Friedman pada 25 Mei 1964, dan bersama-sama memiliki satu anak perempuan. Wallerstein adalah  sosiolog AS, ilmuwan sejarah sosial, dan analis sistem-dunia.. Immanuel Wallerstein merupakan teoritisi strukturalis atau globalis. dengan dasar pemikiran dari Marx, di mana  ia mengemukakan struktur ekonomi global yang menjelaskan mengenai posisi negara-negara. dalam struktur kapitalisme global.

Immanuel Wallerstein Maurice lahir di  sebuah keluarga yang sadar politik di New York. Selama tahun-tahun SMA-nya ia mengalami Perang Dunia II dan dengan demikian dalam  masalah keluarga sadar politik di seluruh dunia, Perang Dunia II menjadi  topik diskusi bagi mereka di rumah mereka. Wallerstein pertama kali tertarik pada urusan dunia sebagai remaja dan isu-isu tentang gerakan anti-kolonial di India pada waktu ia  tertarik pada topik itu. .Ketika ia masuk Columbia College pada tahun 1947, organisasi politik yang paling bersemangat di kampus selama waktu itu adalah Amerika Veteran Komite (AVC), yang membuatnya tertarik pada politik, sehingga  dari usia muda ia sudah bergabung dengan diskusi mereka pada  tahun pertamanya.

Kepentingan dengan isu-isu di India dan pandangan AVC membuat reaksi kepada pemahamannya tentang ide-ide yang rumit. Di tengah segala sesuatu yang rumit, ia lulus dan menerima gelar BA pada tahun 1951. Ia mengikuti wajib militer di AS  dari 1951-1953, dan ketika ia kembali, ia memutuskan untuk menulis tesis master nya dengan McCarthysme sebagai fenomena budaya politik Amerika. Pada tahun 1955 ia memperoleh Ford Foundation Fellowship Afrika untuk belajar di Afrika dan menulis disertasi di Gold Coast dan Pantai Gading dalam hal peran asosiasi sukarela yang dimainkan dalam kebangkitan gerakan nasionalis di kedua negara. pada tahun 1959 dan menjadi seorang sarjana Afrika dan seorang intelektual besar dan akan terus menjadi satu untuk dua dekade berikutnya.

Wallerstein mengajar di Columbia University dari 1958 – 1971 di departemen sosiologi dan kemudian di McGill University sebagai profesor Sosiologi. Kemudian di Binghamton University dari 1976 – 1999 dan saat ini ia adalah kepala bagian dari sarjana peneliti senior di Yale University dari tahun 2000. Pada 1970-an ia mulai melihat dunia dari cara yang berbeda yang ia sebut “dunia-sistem analisis”. Kedua terlibat keputusan intelektual besar pertama untuk melihat sistem seluruh dunia sebagai unit analisis dan desakan bahwa semua ilmu sosial harus dipelajari secara simultan bersejarah dan sistemik. Selama bertahun-tahun ia telah menjabat berbagai posisi sebagai  profesor pengawas di universitas dan menjabat sebagai Directeur d’études associé di École des Hautes en Sciences Sociales Études di Paris, dan menjadi presiden dari Asosiasi Sosiologis Internasional antara tahun 1994 dan 1998. Ia menerima Penghargaan Sorokin untuk volume pertama dari The Modern World-System  pada tahun 1975. Analisisnya atas Sistem modern-dunia  menjadi topik utama tentang minat dan dengan publikasi yang berbeda di bawah namanya. Itu adalah  ide besar dari  salah satu kaum materialis ekonomi dan sejarah paling terkenal dari dunia modern.

 

Latar Belakang Terbentuknya Teori Sistem Dunia

Beberapa hal yang melatar belakangi munculnya teori sistem dunia:

  1. Negara-negara di Asia Timur (Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, dan singapura) terus mencapi pertumbuhan ekonomi tinggi. Sulit untuk mengaitkan bahwa ini sebagai hasil kerja para imperialis, pembangunan yang bergantung, atau ketergantungan yang dinamis, karena industri di kawasan ini secara nyata menjadi sebuah tantangan bagi Amerika serikat. Analisisnya adalah terjadi usaha mandiri atau memanfaatkan kesempatan yang datang dari negara-negara yang awalnya adalah negara semi pinggiran menjadi negara sentral.
  2. Krisis di berbagai negara sosialis, yakni perpecahan Republik Rakyat China dan Uni soviet. Kegagalan Revolusi Kebudayaan, stagnasi ekonomi di negara-negara sosialis, perkembangan yang evolutif dan mulainya negara sosialis menerima investasi modal asing yang kavitalistik. Fenomena tersebut menandai kegagalan Marxisme revolusioner dan revolusi Marxisme. Analisisnya adalah terjadinya krisis di negara sosialis, membuat negaranya terpakasa meminjam modal kepada negara dengan sistem kapitalis. Artinya bahwa sosialis tidak lepas dari pengaruh dari kapitalis.
  3. Munculnya krisis di Amerika Serikat, Perang Vietnam, Krisis Watergate, embargo minyak tahun 1975, inflasi ekonomi Amerika pada akhir 1070-an, kebijaksanaan perdagangan dan investasi produktif, defisit anggaran belanja pemerintah, defisit neraca pembayaran yang makin meluas pada tahun 1980-an menandai hancurnya hegemony politik ekonomi Amerika. Terjadinya krisis di negara sentral membuat negara-negara semi pinggiran memanfaatkan kesempatan untuk memandirikan negaranya atau pun membuat suatu kebijakan baru yang membuat negaranya semakin pesat berkembang.

 

Pemikiran dan Teori yang Berpengaruh
Ada 3 pemikiran intelektual dari teori Sistem-Dunia yang dirujuk Wallerstein: Sekolah Annales, Marx dan Teori Ketergantungan (dependency theory). Pemikiran-pemikiran ini diasosiasikan dengan pengalaman hidup Wallerstein dan keterlibatannya di dalam berbagai isu, teori dan situasi. Teori Sistem-Dunia berhutang pada Sekolah Annales yang diwakili oleh Fernand Braudel mengenai pendekatan kesejarahan (historical approach).

Wallerstein mengambil gagasan Braudel perihal la long duree (long term). Dia juga melakukan studi dengan fokus pada kawasan geoekologis sebagai unit analisis, sejarah pedesaan, dan keyakinan pada material empiris dari Braudel. Dampak Annales ini bagi Wallerstein terletak pada level metedologis.

Dari Marx, Wallerstein belajar bahwa (1) realitas fundamental konflik sosial berbasis pada kelompok manusia, (2) konsen dengan totalitas yang relevan, (3) hakikat transiter bentuk-bentuk sosial dan teori-teori tentangnya, (4) sentralitas proses akumulasi yang menghasilkan perjuangan kelas secara kompetitif, dan (5) dialektika gerak melalui konflik dan kontradiksi. Melalui kajian ini, ambisi Wallerstein adalah hendak merevisi Marxisme itu sendiri.

Teori Sistem-Dunia juga mengadaptasi teori ketergantungan (dependency theory). Dari teori ini Wallerstein menjelaskan pandangan neoMarxis mengenai proses pembangunan, yang populer di negara-negara berkembang dan diantara tokohnya adalah Fernando Henrique Cardoso. Teori dependensia memahami “peripheri”. dengan cara melihat relasi pusat-pinggiran yang tumbuh di kawasan periperal seperti Amerika Latin. Dari sanalah kritik terhadap kapitalisme global sekarang ini berkembang.

Pengaruh penting lainnya adalah Karl Polanyi dan Josep Schumpeter. Dari sini Sistem-Dunia tertarik pada lingkaran bisnis, dan juga gagasan mengenai tiga mode organisasi ekonomi: yakni mode reciprokal, mode redistribusi dan pasar. Tiga mode ini analog dengan konsep Wallerstein mengenai mini-system, world-system dan world-economy.

 

Pokok Pemikiran Immanuel Wallrenstein

Dia beranggapan bahwa dulu dunia dikusai oleh sistem-sistem kecil atau sistem mini dalam bentuk kerajaan atau bentuuk pemerintahan lainnya. Pada waktu itu belum ada siatem dunia. Masing-masing sistem mini tidak saling berhubungan. Dunia terdiri dari banyak sistem mini yang terpisah. Kemudian terjadi penggabungan-penggabungan, baik melalui penaklukan secara militer maupun secara sukarela.

Wallerstein kemudian membagi tiga kelompok negara menjadi tiga bagian yakni: pusat, pinggiran, semi pinggiran. Konsep ini jelas diambil dari teori depedensi perbedaan inti  kelompok. Jelas, yang paling kuat adalah negara-negara pusat karena kelompok ini bisa memanipulasi sistem dunia sampai batas-batas tertentu. Negara-negara pusat merupakan negara yang maju dan kaya yang dikenali sebagai negara-negara G7 yaitu negara Amerika Syarikat, Perancis, UK, Kanada, Jerman, Itali dan Jepang Selanjutnya negara semi pinggiran mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang dieksploitir.Negara-negara pinggiran merupakannegara yang berpendapatan rendah (lower middle income) seperti Vietnam. Negara pinggiran juga berasal dari negara-negara miskin di benua Afrika dan beberapa negara di Asia Negara semi pinggiran berada pada posisi di tengah-tengah antar negara pusat dan pinggiran (baik dalam pengertian barang yang dihasilkan, upah buruh maupun keuntungan yang diharapkan bila terjadi pertukaran perdagangan). Yang mana negara semi pinggiran merupakan merupakan negara-negara yang dikategorikan dalam negara membangun seperti negara-negara ASEAN

Selanjutnya menurut Wallerstein negara-negara bisa “naik atau turun kelas” misalnya dari negara pusat menjadi semi pinggiran  dan kemudian menjadi negara pinggiran, dan sebaliknya. Naik dan turunnya kelas negara ditentukan oleh dinamika sistem dunia. Pada sebelum perang dunia kedua, negara-negara eropa (inggris, belanda, perancis) merupakan negara pusat yang dominan dalam sistem dunia. Kemudian setelah perang dunia kedua muncul amerika amerika serikat sebagai negara terkuat setelah negara-negara eropa hancur dalam perang dunia kedua. Tetapi pada saat ini muncul jepang sebagai kekuatan yang menentang kelompok hegemonik amerika serikat. Jatuh dan bangunnya kekuatan negara-negara tersebut oleh Wallerstein dijelaskan melalui sebuah analisis sejarah dari dinamika sistem dunia

Selain itu, Wallerstein juga menjelaskan strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, baik proses kenaikan kelas dari pniggiran ke semi pinggiran, dan proses kenaikan kelas dari semi pinggiran ke pusat. Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersbut akan kami uraikan sebagaimana  berikut:

  1. Proses kenaikan kelas dari pniggiran ke semi pinggiran

menurut Wallerstein melalui kenaikan kelas dari pinggiran ke semi pinggiran dengan menggunakan tiga strategi yakni:

  • dengan merebut kesempatan yang datang,
  • melalui udangan, dan
  • melalui kebijakan untuk memandirikan negaranya.

2. Proses kenaikan kelas dari semi ke semi pusat

Kunci utama terletak pada kemampuan negara semi pinggiran untuk menciptakan dan menyediakan luas pasar yang dipandang cukup besar (memperlusa pangsa pasar) untuk melegitimasi secara rasional penggunaan teknologi maju. Cara antara lain memperluas pasar domestik dengan jalan memperluas batas wilayah politik, missal mencaplok sebagian atau seluruh wilayah negara tetanganya juga dengan menaikkan harga impor, menurunkan biaya produksi barang dalam negeri, dengan cara mensubsidi atau menurunkan upah tenaga kerja, menaikkan daya beli riil masyarakat dan lain-lain.

 

Kritik Terhadap Teori Sistem Dunia Immanuel Wallrenstein

Kaum Marxis mengkritik system dunia karena memberikan perhatian yang tidak memadai pada hubungan antar kelas sosial. Menurut pandangan mereka, Wallrenstein memberikan perhatian pada isu-isu sosial yang salah. Bagi kaum Marxis, yang jadi soal bukanlah pembagian kerja internasional pusat pinggiran melainkan hubungan antarkelas di dalam masyarakat tersebut. Salah satu penganut Marxis, Bergeson berpendapat bahwa ada kekuatan dan kelemahan pada kedua pihak. Pendapatnya yang berada di tengah-tengah ini menyatakan bahwa hubungan pusat pinggiran bukan sekadar pertukaran yang timpang, namun juga hubungan kelas pada tingkat global. Intinya adalah bahwa hubungan pusat pinggiran penting, bukan hanya sebagai hubungan pertukaran, seperti yang disampaikan oleh Wallrenstein, namun lebih penting lagi juga sebagai hubungan ketergantungan kekuasaan, yaitu hubungan kelas. Akhir-akhir ini pada para teoritis system dunia mendorong teori ini untuk membahas hubungan dengan dunia sebagaimana ada sekarang dan ditahun-tahun berikutnya maupun sebelum era modern.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber ;imman

 

Ritzer,George, 2008, Teori Sosiologi, Bantul: Kreasi Wacana

Kompilasi Makalah PMI UIN JKT, Teori Sistem Dunia (di poskan diambil 27 Mei 2015)

Kakikami.Blogspot.com, Teori Sistem Dunia Immanuel Wallrenstein, (diposkan 10 Maret 2013, diambil 27 Mei 2015)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: