PENDAHULUAN

Menurut Toto Hadikusumo (1990) industri merupakan suatu unit atau kesatuan produk yang terletak pada suatu tempat tertentu yang meletakan kegiatan untuk mengubah barang-barang secara mekanis atau kimia, sehingga menjadi barang (produk yang sifatnya lebih dekat pada konsumen terakhir), termasuk disini memasang bahagian dari suatu barang (assembling).

Ketika satu negara telah mencapai tahapan dimana sektor industri sebagai leading sector maka dapat dikatakan negara tersebut sudah mengalami industrialisasi (Yustika, 2000). Dapat dikatakan bahwa industrialisasi sebagai transformasi struktural dalam suatu negara. Oleh sebab itu, proses industrialisasi dapat didefenisikan sebagai proses perubahan struktur ekonomi dimana terdapat kenaikan kontribusi sektor industri dalam permintaan konsumen, PDB, ekspor dan kesempatan kerja (Chenery,1986).

Sebuah industrialialisasi tumbuh dan berkembang di dunia yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Karena dengan adanya keadaan tersebut sebuah industrialisasi mampu mencari peluang dalam pengembangan yang menjadi tujuan industrialisasi itu sendiri. Di dalam negara berkembang seperti Indonesia, industrialisasi bisa dijumpai di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan lain sebagainya. Menunjukkan bahwa proses industrialisasi mampu tumbuh begitu pesatnya. Bahkan sampai ke kota-kota kecil di wilayah administrasi kecamatan pun industrialisasi sudah mulai tumbuh secara perlahan di dalamnya. Apalagi dengan didukung oleh keterbukan suatu masyarakat pula, hingga pada akhirnya proses industrialisasi semakin lama hampir diseluruh pelosok negeri sudah mengenalinya.

Respon masyarakat terhadap industrialisasi sangat beraneka ragam, dari masyarakat yang biasa-biasa saja, masyarakat yang merasa nyaman dengan industrialisasi, dan bahakan hingga masyarakat yang menolak industrialisasi tersebut. Respon dari masyarakat yang setuju dan merasa nyaman dengan adanaya industrialisasi juga beraneka ragam, seperti mereka yang ikut berpartisipasi dalam proses indudtrialaisasi ataupun yang hanya sekdar mendudkung sanak keluarga mereka dalam bekerja pada sektor industri. Namun di sisi lain ada sebagian pihak yang juga kurang sependapat dengan adanya industrialaisasi. Mulai dari alasan adanya pencemaran lingkungan, perusakan lingkungan, dan lain sebaginya. Akan tetapi karena adanya suara mayoritas terhadap industri itu sendiri, akhirnya semua masyarakat tanpa mereka menginginkan pun akhirnya mereka juga ikut menikmati hasil dari industrialisasi.

Adanya industrialisasi, kemudian mempengaruhi setiap aspek kehidupan dalam masyarakat. Mulai dari pendidikan, politik, sosial, budaya dan ekonomi. Salah satu yang sering kali dirasakan masyarakat yaitu pengaruh di bidang ekonomi karena di dalam bidang ekonomi sendiri, industrialisasi memiliki peran dalam memajukan sektor perekonoian suatu negara, dari pemenuhan kebutuhan masyarakat hingga alat untuk mencapai suatu kekayaan. Namun ternyata ada salah satu bidang yang seringkali kurang diperhatikan akan tetapi sebenarnya dalam bidang tersebut memiliki kontribusi yang besar pada masyarakat, yaitu dalam bidang budaya. Aspek budaya merupakan sesuatu yang seringkali luput dari perhatian bebarapa orang karena dampaknya memang tidak dirasakan secara langsung. Kaitannya industrialisasi dengan kebudayaan sangatlah luas karena setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia ternasuk bagian dari kebudayaan. Mulai dari kesenian , bahasa, agama, sampai mata pencaharian termasuk bagian dari kebudayaan.

Salah satu bagian dari kebudayaan yang terkena pengaruh dari industrialisasi dan sangat menarik untuk dikaji yaitu mata pencaharian. Mengapa demikian? Karena mata pencarian adalah sumber pendapatan utama bagi masyarakat. Dari mata pencarian, masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan mata pencaharian juga dapat menjadikan ciri khas bagi suatu masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut, akhirnya penulis memiliki ketertarikan untuk mengkaji terkait pengaruh industrialisasi terhadap kebudayaan masyarakat, lebih khususnya yaitu mengenai mata pencaharian masyarakat yang termasuk dalam unsusr kebudayaan itu sendiri.

 

PEMBAHASAN

Dalam penelitian yang berjudul pengaruh industrialisasi terhadap mata pencarian masyarakat desa madugowongjati kecamatan gringsing kabupaten batang ini akan membahas tentang pengaruh industri di daerah pantai utara kabupaten batang, tepatnya di wilayah kecamatan gringsing yang semakin lama perkembangannya semakin pesat. Sektor industri yang berkembang memang sudah tergolong umum, yaitu pabrik kayu lapis dan pabrik batu bara. Kedua pabrik ini memiliki sumbangsih yang besar bagi kehidupan masyarakat disekitarnya. Hal ini dikarenakan pabrik tersebut memberikan lapangan pekerjaan yang besar bagi masayarakat sekitar. Adanya industri pabrik kayu lapis dan batu bara memang memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitarnya untuk mendapatkan pekerjaan. Cara yang ditawarkan untuk dapat menjadi karyawan pabrik juga tergolong tidak terlalu sulit, sehingga kemudian banyak masyarakat sekitar yang menentukan pilihan untuk bekerja sebagai karyawan di pabrik tersebut.

Masyarakat desa madugowongjati adalah salah satu masyarakat yang  sebagian warganya memilih untuk bekerja di pabrik tersebut, dari masayarakat yang memiliki ijasah SD sampai SMA, dari yang berusia belasan sampai puluhan tahun mereka berusaha mendaftarkan diri mereka menjadi karyawan. Desa madugowongjati yang sebagian besar wilayahnya adalah wilayah pertanian menjadikan masyarakatnya bekerja sebagai petani, setelah adanya perkembangan industrialisasi yang semakin pesat, banyak masyarakat kemudian memilih untuk bekerja sebagai karyawan pabrik, terutama mereka yang berusia muda dan sebagaian adalah yang berusia sudah cukup tua. Hal tersebut dikarenakan gaji ataupun upah yang ditawarkan pabrik cukup menjanjikan masyarakat yaitu sesuai Upah minimum regional daerah kabupaten Batang.

Ketertarikan masyarakat terhadap pekerjaan di sektor pabrik bukan hanya karena tawaran upah yang menjanjikan, akan tetapi juga dikarenakan adanya masyarakat terdahulu yang telah bekerja di pabrik tersebut yang notabene mereka adalah sanak saudara terdekat ataupun orang-orang terdekat yang sudah lama dikenal. Dari situlah kemudian muncul cerita antar mulut kemulut, dari orang-orang yang sudah bekerja terlebih dahulu di pabrik kepada orang-orang yang belum bekerja di pabrik tersebut. Karena adanya cerita dari mulut kemulut, secara alamiah masyarakat yang belum bekerja di pabrikpun mengalami ketertarikan terhadap hal yang sudah diceritakan oleh orang-orang terdahulu yang bekerja di pabrik. Hanya berawal dari cerita, kemudian muncul rasa ketertarikan, dan dari rasa ketertarikan muncullah keinginan untuk mencoba. Apalagi didukung dengan jarak dan lokasi pabrik yang mudah dijangkau oleh masyarakat menjadikan daya tarik industri pabrik semakin besar.

Pabrik yang merupakan tempat untuk memproduksi suatu barang yang menghasilkan nilai guna dengan skala kuantitas yang besar memang memiliki peranan penting dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi para tenaga kerja. Di sisi lain adanya industrialisasi dimana pabrik yang dijadikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan industri juga berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal inilah yang kemudian membuat suatu industri memiliki kekuatan dalam berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Perkembangan industri di kabupaten Batang sendiri, khususnya di daerah kecamatan Gringsing disebabkan karena wilayah geografis kecamatan gringsing berada di sepanjang pantai utara pula jawa, dimana wilayah tersebut adalah daerah strategis Jalan raya pantura yang menjadi jalan penghubung untuk berlangsungnya proses perekonomian di pulau jawa. Sehingga industri yang di dirikan di wilayah tersebut dapat didistribusikan dengan mudah, disisi lain kawasan lahan yang masih banyak tersedia juga menawarkan setiap orang untuk mendirikan tempat untuk usaha perorangan maupun kelompok. Karena adanya peluang yang demikian, kemudian para investorpun menanamkan saham sebanyak-banyaknya untuk membangun pabrik industri dengan harapan dapat berkembang dengan cepat.

Ternyata memang hipotesis yang selama ini dibangun oleh para investor terbukti kebenarannya dan dapat terealisasi dengan cepat, buktinya di wilayah yang tadinya hanya berupa lahan tanah kebun milik masyarakat, sekarang disulap menjadi lahan penuh dengan bangunan-bangunan besar yang menghasilkan uang permenitnya serta menarik minat masyarakat untuk mencari nafkah di tempat tersebut. Dengan demikian pabrik menjadi pilihan alternatif masyarakat sebagai tempat bekerja dan menjadi karyawan di tempat tersebut.

Banyaknya masyarakat Madugowongjati yang memilih untuk bekerja sebagai karyawan pabrik membuat mereka semakin menyampingkan latar belakang wilayah mereka yang mayoritas adalah lahan pertanian. Lahan pertanian desa madugowongjati tergolong sangat luas, apabila dibuat perbandingan dengan pemukiman penduduk, lahan pertanian yang ada luasnya mencapai sepuluh kali lipat dari pemukiman penduduk. Pemanfaatan lahan sendiri digunakan untuk menanam padi, jagung, sayuran, dan rempah-rempah. Lahan yang subur memang memberikan kemudahan untuk ditanami apapun, sehingga untuk memnuhi kebutuhan makanan pokok sehari-hari, masyarakat setempat tidak perlu bersusah payah untuk mencari di tempat yang jauh seperti pasar. Dalam hal ini bahan pokok seperti beras, setiap keluarga ataupun setiap rumah biasanya sudah memiliki cadangan beras sendiri di rumah hasil dari pertanian yang dimiliki perorangan. Hal tersebut memang tidaklah asing lagi, karena lahan pertanian di desa madugowongjati yang luas memungkinkan setiap orang memiliki tanah pertanian masing-masing.

Pada dasarnya, tanah yang dimiliki oleh setiap perorangan merupakan tanah warisan dari nenek moyang mereka, sehingga aktivitas bertani yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari juga diwariskan secara turun temurun. Karena itulah, kemudian mayoritas masyarakat madugowongjati bermata pencarian sebagai petani. Bertani dijadikan sebagai bagian kehidupan dalam masyarakat. Setiap pagi dan sore hari orang-orang pergi ke sawah untuk merawat padi ataupun tanaman pertanian mereka lainnya. Sebagai sebuah aktivitas pergi ke sawah merupakan dorongan dari hati mereka, dan bukan karena tuntutan untuk mendapatkan uang dari hasil pertanian. Masyarakat akan merasa bangga dan sangat bersyukur ketika tanaman pertaniannya tumbuh subur, hasil pertanian hanyalah sebagai bonus terhadap kerja keras dan rasa syukur yang dimiliki masyarakat. Salah satu pemikiran yang sudah berkembang di dalamnya juga sangat unik, yaitu masyarakat merasa aneh ketika dalam satu hari mereka tidak pergi ke sawah, dan hanya berdiam diri saja di rumah. Bahkan ketika sedang sakit atau merasa sedang tidak enak badanpun banyak dari sebagian masyarakat yang tetap memaksakan diri untuk pergi ke sawahnya.

Adanya pabrik yang merupakan bagian dari industri memberikan dampak ataupun pengaruh pada masyarakat sekitar, khususnya masyarakat desa Madugowongjati. Banyak masyarakat yang memilih untuk bekerja menjadi karyawan pabrik, terutama mereka yang masih berusia muda atau dalam usia kerja produktif. Lambat laun masyarakat yang masih tetap konsisiten bekerja pada lahan pertanian semakin berkurang, karena generasi generasi muda yang ada lebih memilih untuk bekerja sebagai karyawan pabrik yang penghasilannya lebih jelas dibanding menjadi petani yang penghasilannya tidak menentu. Sehingga yang terjadi yaitu mulai lunturnya budaya dalam masyarakat. Aktivitas bertani yang dilakukan setiap hari semakin lama, semakin berkurang. Pandangan masyarakat mengenai kebanggaan mereka terhadap tanaman mereka mulai luntur, dan pandangan mereka digantikan dengan bekerja untuk memperoleh penghasilan sebanyak-banyaknya.

Pandangan masyarakat desa Madugowongjati yang berubah sebenarnya tidak dianggap salah, karena memang perubahan pandangan masyarakat dalam bekerja untuk memperoleh penghasilan sebanyak-banyaknya juga memiliki tujuan yang baik, yaitu untuk keberlangsungan hidup manusia. Hanya saja aktivitas-aktivitas yang sebelumnya sudah biasa dilakukan dalam masyarakat dan merupakan warisan nenek moyang sudah mulai memudar.

KESIMPULAN

Kebudayaan merupakan kebiasan ataupun aktivitas yang dilakukan masyarakat secara berualang-ulang. Kebudayaan sendiri juga hasil warisan dari nenek moyang yang sewaktu waktu kebudayaan tersebut dapat mengalami pergeseran ataupun perubahan. Di dalam masyarakat, khususnya masyarakat desa Madugowongjati memiliki suatu ciri khas dalam unsur kebudayaanya. Salah satunya pada mata pencarian masyarakat, dimana mata pencarian yang dimiliki masyarakat memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaanya. Akan tatapi karena adanya proses industrialisasi yang berkembang di sekitar desa Madugowongjati membuat pandangan unik terhadap suatu aktivitas pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat desa  Madugowongjati semakin memudar. Hal tersebut dikarenakan adanya daya tarik tertentu yang dimiliki oleh sebuah industri. Daya tarik tersebut berupa upah yang menjanjikan, lokasi yang terjangkau, dan cara masuk menjadi karyawan yang tergolong juga cukup mudah.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25395/1/AKHMAD%20ASEP%20ERISTA-FITK.pdf