STUDY MASYARAKAT INDONESIA “Lunturnya Budaya Tolong-menolong dalam Masyarakat”

Hai sahabat cakrawalars

Selamat datang di halaman kami. Kali ini kami akan menyuguhkan materi yang sangat menarik untuk anda, kalian-kalian para pencari pengetahuan. Kali ini akan kami suguhkan materi tentang Study Masyarakat Indonesia tepatnya yakni materi tentang Lunturnya Budaya Tolong-menolong dalam Masyarakat.

Berikut materinya…

Indonesia merupakan suatu tipikal negara yang mempunyai tingkat pluralitas yang tinggi dan mempunyai rasa keterbukaan yang sangat tinggi pula, sehingga tidak heran jika dengan sifat keterbukaannya tersebut menjadikan kebudayaan-kebudayaan asing dari luar negeri bebas keluar masuk ke Indonesia, baik itu kebudayaan positif maupun kebudayaan yang sifatnya negatif. Apalagi ini merupakan masa modernisasi, masa dimana perubahan terjadi secara besar-besaran dalam semua aspek kehidupan manusia.

Dalam masa modernisasi ini, banyak sekali kebudayaandari Negara-negara Barat yang menyebar luas ke daerah-daerah atau negara-negara lain, dengan sifat keterbukaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia, maka tidak jarang jika beberapa kebudayaan Negara Barat tersebut juga dengan mudahnya masuk ke indonesia. Akibat masuknya kebudayaan dari Negara Barat tersebut, maka filterisasi sangat diperlukan bagi Negara Indonesia, karena tidak semua kebudayaan barat itu bersifat positif, melainkan ada beberapa budaya barat yang bersifat negatif ynag cenderung merugikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Soekanto (2013:304) memaparkan bahwa, modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan, karena prosesnya meliputi bidang-bidang yang sangat luas, menyangkut proses disorganisasi, problema-problema sosila, konflik antar kelompok, hambartan-hambatan terhadap perubahan, dan sebagainya.

Seperti yang kita ketahui bahwa segala sesuatu yang sifatnya negatif pasti relatif merugikan. Begitupun sebaliknya, semua hal yang bersifat positif itu juga cenderung membawa manfaat, meskipun hal ini tidak selamanya berlaku demikian. Begitupun dengan kebudayaan, jika berbagai kebudayaan asing yang masuk ke indonesia ini merupakan kebudayaan yang sifatnya negatif, maka dapat diprediksikan kebudayaan itu pasti juga sangat merugikan bagi kelangsungan kebudayaan indonesia sendiri, namun sebaliknya jika beberapa kebudayaan asing yang masuk ke Negara Indonesia ini merupakan kebudayaan yang sifatnya positif, maka sudah barang tentu kebudayaan ini akan mampu membawa kebaikan dan kemanfaatan bagi Negara Indonesia.

Inilah yang menjadi alasan, mengapa dosen kami memberikan tugas ini kepada kami, yaitu untuk melihat bagaimana kondisi Negara Indonesia saat ini, bagaimana kondisi Negara Indonesia dengan adanya berbagai kebudayaan asing yang bebas keluar masuk ke Indonesia, bagaimana sikap keseharian masyarakat Indonesia saat ini, apakah mereka masih memegang teguh nilai-nilai budaya asli mereka, yaitu budaya lokal indonesia, ataukah masyarakat Indonesia kini sudah terpengaruh oleh ada dan berkembangnya kebudayaan asing yang masuk di indonesia ini. bagaimana gambaran kondisi negara indonesia saat ini, yang semakin hari semakin menurun tingkat eksistensi kebudayaannnya.

Dalam menggambarkan kondisi kebudayaan indonesia saat ini, dosen kami menyuruh kami untuk melakukan salah satu kebudayaan lokal indonesia yang saat ini sudah jarang nampak dalam kehidupan di masyarakat indonesia, yaitu tentang budaya gotong-royong atau budaya tolong-menolong antara sesama masyarakat indonesia.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa manusia sejatinya mempunyai dua ketentuan atau dua hakekat. Hakekat manusia sebagai makhluk individu dan hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Hakekat manusia sebagai makhluk individu ditunjukkan dengan bagaimana interaksi manusia dengan Tuhan mereka, yaitu beribadah dan mengabdi kepada Tuhan yang diyakini oleh masing-masing manusia. Hakekat manusia sebagai makhluk sosial ditunjukkan dengan bagaimana interaksi manusia dengan manusia atau orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan bisa hidup sendiri, mereka pasti selalu membutuhkan orang lain dalam membantu kehidupan sehari-hari mereka. Salah satu bentuk bantuan yang dilakukan oleh manusia satu dengan manusia yang lain adalah dengan kegiatan gotong-royong atau tolong-menolong. Gotong-royong ini seringkali dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu masyarakat, karena masyarakat merupakan suatu kehidupan bersama yang antara anggota satu dengan anggota yang lain saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Kesumohamidjojo sebagaimana dikutip oleh Handoyo, dkk. (2015:3) memberikan pemahaman bahwa masyarakat merupakan kelompok manusia yang hidup relatif sebagai kebersamaan berdasarkan suatu tatanan kebudayaan tertentu. Dimana definisi ini memuat unsur pokok, yaitu kelompok manusia, hidup dalam kebersamaan, berdasarkan tatanan kebudayaan tertentu.

Hal ini memberikan gambaran bahwa manusia dalam hidup bermasyarakat harus senantiasa hidup bersama, harus saling kerjasama, dan tolong-menolong antar sesama anggota masyarakat. Dengan demikian, kesejahteraan serta kerukunan hidup dalam bermasyarakat akan mudah terwujud.

Disini kita akan melihat bersama tentang bagaimana eksistensi kebudayaan tolong-menolongtersebut pada masa yang sekarang ini. Dalam menggambarkan kebudayaan gotong-royong atau tolong-menolong di indonesia, di sini saya akan mencoba menyajikan beberapa bentuk kegiatan gotong-royong atau tolong-menolong yang pernah saya lakukan dalam kehidupan bermasyarakat.

  1. Menjadi Relawan Seminar

Kuliah merupakan salah satu jenjang pendidikan dalam kegiatan belajar yang dilakukan oleh seseorang setelah menyelesaikan jenjang pendidikan di SMA/ sederajat. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam perkuliahan tentu berbeda dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dijenjang pendidikan sebelum-sebelumnya, baik itu SMA, SMP, ataupun SD. Meskipun ada kemiripan dalam proses pembelajaranmungkin itu hanya sebagian kecil saja, seperti pengajar yang memberikan materi pembelajaran kepada murid, pengajar yang memeberikan tugas kepada murid, ataupun beberapa aktivitas-aktivitas lain yang terjadi di dalam kelas. Itupun tidak sedemikian rupa sama persis, misalnya ketika masa SMA, SMP, ataupun SD, seorang yang mengajar atau yang memeberikan materi itu dipanggil dengan sebutan guru, sedangkan untuk orang yang diajar atau yang diberi materi dipanggil dengan sebutan siswa atau siswi. Sedangkan dalam perkuliahan, seorang yang mengajar atau yang memeberikan materi itu dipanggil dengan sebutan dosen, sedangkan untuk orang yang diajar atau yang diberi materi dipanggil dengan sebutan mahasiswa atau mahasiswi.

Itulah salah satu bentuk perbedaan antara kegiatan pembelajaran di jenjang perkuliahan dengan pembelajaran di jenjang SMA, SMP, ataupun SD. Masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang lain, misalnya dari segi tugas. Tugas yang diterima oleh siswa dengan tugas yang diterima oleh mahasiswa tentunya sangat berbeda, baik dari segi kualitas tugas maupun dari segi kuantitas tugas. Hal ini karena pola pemikiran mahasiswa itu lebih luas dan lebih berkembang dibandingkan dengan pola pemikiran siswa, maka dari itu tugas yang diterima oleh masing-masing dari mereka tentu juga berbeda pula. Tugas yang diterima oleh siswa cenderung lebih mudah dan lebih ringan, berbeda dengan tugas yang diterima oleh mahasiswa yang cenderung lebih rumit dan lebih berat. Salah satu tugas mahasiswa yang bisa dibilang berat adalah tugas seminar, dimana mahasiswa diwajibkan untuk melakukan kegiatan seminar dalam suatu desa atau wilayah tertentu dengan melibatkan beberapa masyarakat atau tokoh desa tertentu. Disinilah letak beban berat tersebut, dimana mahasiswa harus mengumpulkan masyarakat untuk berkumpul menghadiri seminar yang ditugaskan oleh dosen mereka kepadanya, dan tidak semua masyarakat mau untuk hanya sekedar datang menghadiri seminar tanpa ada imbalannya. Hal inilah yang menyulitkan mahasiswa, ia harus mengeluarkan modal banyak demi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen kepadanya.

Dalam hal ini, saya dan beberapa teman saya berusaha untuk menolong salah satu mahasiswa Psikologi Unnes semester tujuh, yang diberi tugas dosennya untuk mengadakan kegiatan seminar tentang Cara Menjaga Kesehatan Jiwa dan Cara Mengenali Penderita Gangguan Jiwa di Desa Patemon, namun karena kurangnya faktor biaya dan lokasi yang tidak memungkinkan untuk mengadakan seminar dan juga untuk mengundang beberapa pemuda Desa Patemon, akhirnya kakak angkatan saya tersebut meminta bantuan kepada saya dan beberapa teman saya untuk bersedia menjadi relawan dalam menghadiri seminar yang diadakannya tersebut, guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kepadanya, kemudian saya dan beberapa teman saya menyanggupi permintaannya dan kami bersedia untuk menolongnya, menjadi relawan dalam menghadiri seminar. Akhirnya dengan kehadiran saya dan teman-teman saya ke acara seminar yang diadakan oleh kakak angkatan saya tersebut, kakak angkatan saya menjadi merasa sangat terbantu dan mengucapkan banyak terimakasih kepada kami, karena kami sudah mau meluangkan tenaga dan waktu untuk menjadi relawan dalam menghadiri seminar. Dia mengatakan bahwa, jika saja saya dan teman-teman saya tidak datang menghadiri seminar yang diadakannya,yang tujuannya adalah untuk menyelesaikan tugas kuliah dari dosennya, maka ia terpaksa harus mengeluarkan biaya dan tenaga yang banyak dalam menyelenggarakan seminar dan juga mengundang beberapa pemuda desa untuk menghadiri seminar tersebut.

  1. Membacakan Makna Kitab

Kitab merupakan suatu karangan para ulama islam terdahulu yang didalamnya terdapat beberapa materi pembelajaran tentang hukum-hukum islam atau beberapa pengetahuan spiritual tentang agama islam, yang hingga saat ini masih diajarkan dalam dunia pendidikan nonforml, yaitu di Pondok Pesantren. Alhamdulillah sampai saat ini saya masih tinggal di Pondok Pesantren, maka tidak jarang jika keseharian saya sering sekali menjumpai, membaca, dan juga mempelajari isi dan juga kandungan yang terdapat dalam kitab-kitab salafy tersebut, apalagi sebentar lagi di pondok saya akan diadakan ujian akhir maderasah diniyah, tentu saya dan teman-teman saya lebih sering membuka dan mempelajari kitab tersebut, guna mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian maderasah. Ujian ini dilakukan oleh pihak maderasah diniyah guna mengetahui seberapa dalam pemahaman yang kami dapatkan dari beberapa materi yang telah diberikan atau disampaikan oleh beberapa ustad-ustadzah atau guru-guru kami kepada kami. Amrulah dalam Pentingnya Madrasah Diniyah Taklimiyah (MDT), memaparkan bahwa, Madrasah ialah suatu pendidikan keagamaan islam nonformal yang menyelenggarakan pendidikan islam sebagai pelengkap bagi siswa pendidikan umum.

Untuk mengikuti ujian ini, para santri diwajibkan harus memenuhi beberapa persyaratan terlebih dahulu, salah satunya yaitu harus lulus koreksi kitab, sehingga bagi santri yang kitabnya masih bolong-bolong atau makna kitabnya belum lengkap, maka mereka harus melengkapi makna kitabnya tersebut.

Di sisni saya dimintai bantuan oleh beberapa teman saya untuk membacakan makna kitab yang akan digunakan sebagai persyaratan mengikuti ujian, jadi saya yang membacakan makna kitab dari kitab saya, dan teman-teman saya yang menulisya di kitab mereka masing-masing.

  1. Membersihkan Masjid

Indonesia merupakan negara dengan multikulturalisme yang tinggi, dimana Negara Indonesia ini mempunyai keberagaman dan juga kebudayaan yang tak terhitung jumlahnya, salah satu bentuk keberagaman itu adalah dalam hal agama, dimana di Indonesia ini terdapat beberapa agama yang sudah diakui menurut aturan hukum yang sah.

Salah satu artikel menyebutkan bahwa, pada era Orde Baru, agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia hanya lima, yakni Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha, namun setelah era reformasi, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 6/2000, pemerintah mencabut larangan atas agama, kepercayaan, dan adat istiadat Tionghoa. Keppres No. 6/2000 yang dikeluarkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid ini kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia yang menyatakan bahwa pemerintah mengakui keberadaan agama Kong Hu Cu di indonesia.

Dari artikel di atas, dapat kita ketahui bahwa pada saat ini, agama yang ada di indonesia berjumlah enam agama. Setiap agama, pasti mempunyai tempat khusus yang digunakan untuk melaksanakan ibadah bagi masing-masing pemeluknya. Salah satunya yaitu masjid, masjid ini digunakan untuk tempat ibadah ummat islam. Sebagai salah satu tempat suci, maka kebersihan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh sebab itu, maka kebersihan sangat dijaga demi kelancaran ibadah ummat islam. Yang biasa menjaga kebersihan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masjid biasanya adalah tanggung jawab takmir masjid. Takmir masjid merupakan orang yang diamanahi untuk mengurus masjid, jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan masjid, maka itu merupakan tanggungan takmir masjid tersebut, salah satunya yaitu terkait dengan kebersihan masjid.

Dalam hal ini, saya membantu takmir masjidPatemon untuk menyapu masjid, dimana pada suatu hari saya dapati Masjid Patemon ini dalam keadaan kotor dan berdebu.Akhirnya saya mencari takmir masjid tersebut untuk memberitahukan bahwa masjid dalam keadaan kotor, namun menurut salah seorang warga di sana, takmir Masjid Patemon sedang tidak ada di masjid, karena ia sedang menghadiri acar di luar, oleh sebab itu saya membantu takmir masjid tersebut untuk menyapu masjid Patemon.

  1. Bersih-bersih Pondok Pesantren

Kotoran dan sampah merupakan dua produk manusia yang setiap hari, bahkan setiap saat pasti ada. Ketika sampah dan kotoran sudah menumpuk, maka langkah yang tepat untuk menyikapinya adalah dengan membersihkannya. Dalam hal ini yaitu bersih-bersih di pondok pesantren Al Asror. Sudah menjadi salah satu rutinitas mingguan pondok pesantren, bahwa setiap minggu pagi pasti dilakukan bersih-bersih pondok, dimana semua sudut ruangan, kamar tidur, dan kamar mandi dibersihkan. Bersih-bersih dilakukan mulai dari menyapu lantai, mengepel, menguras bak mandi, hingga membuang dan membakar sampah. Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh para santri Al Asror.

Disini saya sebagai salah satu santri Al Asror juga ikut membantu temn-teman santri dalam kegiatan bersih-bersih pondok tersebut, dalam hal ini saya membantu untuk membuang dan membakar sampah.

  1. Membantu Membacakan Tahlil

Sudah menjadi salah satu kebudayaan dari masyarakat Jawa, bahwa setiap mereka selesai melakukan sesuatu, berhasil, dan juga tercapai apa yang menjadi tujuannya. Masyarakat jawa biasanya melakukan acara selamatan atau syukuran, apalagi masyarakat jawa tersebut beragama islam, tentunya sangat sering sekali melakukan acara selametan atau syukuran tersebut. Selametan atau syukuran ini dilakukan sebagai bentuk terima kasih dan ungkapan rasa syukur mereka kepada Tuhan atas keberhasilan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Dalam selametan atau syukuran, pasti terdapat serangkaian acara mulai dari awal hingga akhir acara. Salah satu rangkaian acaranya yaitu tahlil, tahlil ini merupakan salah satu ciri dari ummat islam sendiri.

Dalam hal ini saya dimintai oleh seseorang untuk membacakan tahlil dalam acara syukuran yang dilakukan oleh orang tersebut. Beliau adalah bapak Bambang, beliau merupakan pembina Dewan Perwakilan Mahasiswa Unnes, dan kebetulan kita saling mengenal, jadi pada saat DPM KM Unnes sukses melaksanakan acara pelantikan Kepengurusan Dewan Perwakilan Mahasiswa Unnes 2016, pihak DPM melakukan acara syukuran, yang acara ini ditujukan sebagai bentuk terima kasih dan rasa syukur mereka kepada Tuhan atas suksesnya acara pelantikan kepengurusan tersebut, dan saya dimintai tolong oleh Bapak Bambang untuk membacakan tahlil dalam acara syukuran yang dilakukan oleh DPM Unnes tersebut.

Daftar Pustaka:

Handoyo, Eko, dkk. 2015. Studi Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Penerbit   Ombak.

https://ilmupengetahuanumum.com/agama-agama-di-indonesia/

https://www.nu.or.id/post/read/48642/pentingnya-madrasah-diniyyah-taklimiyah-mdt

Soekanto, Soerjono dan Sulistyowati, Budi. 2013. SOSIOLOGI Suatu Pengantar.  Jakarta: Rajawali Pers.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: