Oleh Agung Kuswantoro
Marketing atau pemasaran apakah hanya untuk perusahaan? Ataukah marketing tidak diperlukan untuk sekolah? Jamal Ma’mur Asmani (2015) menjawabnya sekolah membutuhkan marketing strategi jitu agar mampu menerapkan jiwa kompetisi dan sportivitas untuk melahirkan sekolah unggulan.
Konsep inti marketing adalah menggali kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan sebagai dasar untuk menciptakan produk yang mempunyai nilai, biaya, kepuasan pelanggan, sehingga bisa dipertukarkan dengan sukses (hal : 9).
Unsur-unsur marketing adalah meliputi pemasar, barang, dan jasa, serta proses pertukaran. Pemasar adalah organisasi yang memiliki tujuan tertentu. Barang dan jasa sebagai proses dalam pasar. Pasar mempunyai kapasitas pertukaran (daya beli) untuk bisa memperoleh barang yang diminta. Sedangkan proses pertukaran merupakan kegiatan dua pihak yang masing-masing memerlukan pihak lain untuk pemenuhan kebutuhan.
Bicara marketing saat ini tidak lepas dari globalisasi. Untuk bisa bertahan (survive), suatu organisasi harus memhami globalisme. Kennedy dan Cohen mengatakan globalisme merupakan kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia itu satu. Selain globalisasi, marketing juga harus memperhatikan kecepatan gerak. Kecepatan gerak harus ditunjang oleh kegiatan penelitian dan pengembangan Research And Development (RAD) yang berkelanjutan.
Tawaran marketing unggul untuk memajukan sekolah menurut Jamal Ma’mur Asmuni (2015) dalam buku ini ada lima. Pertama, menciptakan perbedaan. Sekolah harus mampu melihat sisi yang berbeda dari sekolah lain. Misal, sekolah mengunggulkan potensi lokalnya. Ada sebuah sekolah di Pati, Jawa Tengah mampu mengantarkan siswanya meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional karena siswa meneliti batu kapur yang berlokasi di daerah tempat tinggalnya. Ia memanfaatkan potensi lokalnya sebagai objek penelitiannya. Ia cerdas mengoptimalkan potensi lokal, dimana orang mengatakan sebagai kelemahannya. Disinilah letak perbedaan sekolah tersebut.
Kedua, melahirkan keunggulan. Menurut Sudarwan Denim, keunggulan sekolah bisa dibagi menjadi keunggulan akademik dan ekstrakurikuler. Keunggulan akademik dibuktikan dengan nilai yang dicapai anak didiknya. Sedangkan, keunggulan ekstrakurikuler dibuktikan dengan berbagai keterampilan yang dikuasai oleh anak didiknya.
Ketiga, menguatkan solidaritas internal. Terwujudnya perbedaan dan keunggulan tidak terlepas dari kerjasama yang solid seluruh elemen sekolah, mulai dari pimpinan hingga bawahan. Sehingga tercipta satu visi, misi, dan aksi yang konsisten dan berkelanjutan.
Keempat, mengasah kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan menangkap dan menemukan hal-hal baru yang belum ada sebelumnya. Apabila sekolah mampu mengambangkan kreativitas, eksistensi dan reputasinya akan tetap terjaga.
Kelima, mengedepankan inovasi. Inovasi menjadi bukti kesungguhan sekolah dalam mengelola kualitasnya, pasti akan melakukan inovasi. Syarat utama inovasi adalah memiliki mental cendekiawan, yaitu tidak pernah merasa puas terhadap prestasi yang diraih. Sekolah akan selalu melihat lembaga yang berada di atasnya, sehingga tertantang untuk melakukan pembaharuan secara kontinu.
Itulah lima strategi marketing sekolah. Pekerjaan marketing bukanlah hal mudah. Marketing dibutuhkan agar sekolah tetap hidup, bertahan, dan maju. Dibutuhkan sumberdaya yang mumpuni baik manusia maupun pendukungnya. Sekolah yang mampu melakukan marketing, pasti ia memiliki keunggulan yang berbeda dengan sekolah lainnya. Sekolah tersebut pandai memanfaatkan sumber daya di sekitarnya dengan mengoptimalkan semua unsur elemen yang ada di sekolah tersebut mulai dari atasan hingga bawahan.
Agung Kuswantoro, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Judul Buku : Manajemen Efektif Marketing Sekolah
Penulis : Jamal Ma’mur Asmani
Peresensi : Agung Kuswantoro
Penerbit : Diva, Press
Tahun : 2015
Hal : 240 hlmn
ISBN : 978 602 255 850 7
Editor : Kurniawan Dinihari
Recent Comments