Belajar dari Kiai Qostur
Oleh Agung Kuswantoro
Adalah Kiai Qostur yang mengajarkan kepada saya untuk kritis dan tanggap terhadap ilmu (agama). Salah satu yang saya ingat adalah bahwa beliau menulis modul bahasa Arab. Tulisan beliau bagus, hal ini saya sering melihat di papan musala usai kajian. Biasanya kajiannya usai salat Subuh.
Saat saya pulang ke Rembang, saya sempatkan untuk berdiskusi. Biasanya saya memberikan buku dari saya tulis. Ada tiga buku yang saya berikan yaitu satu buku tentang catatan/kumpulan khutbah yang saya tulis dua buku mengenai hikmah kehidupan.
Hal yang saya sukai dari beliau adalah cerdas dan tanggap terhadap situasi kekinian. sehingga saat berdiskusi menjadi menarik, ditambah/didukung dengan kepandaian beliau dalam agama. Terutama ilmu-ilmu nahwu-shorofnya, sangat bagus.
Perkenalan saya saat saya menjadi menantu dari keluarga beliau pada tanggal 1 Januari 2012, dimana saya menikah dengan Lu’lu’ Khakimah.
Allah menakdirkan saya belajar kehidupan selama 11 tahun, walaupun sebentar saat di rumah (mudik/pulang) mengingat saya tinggal di Semarang.
Berdasarkan informasi yang peroleh bahwa beliau pernah mondok di pesantren Sarang (Mbah Zuber Ayah Mbah Maemon) dan pernah menulis modul Bahasa Arab. Hal ini terlihat dari tulisan tangan beliau saat menuliskan di papan tulis.
Tepat 11 tahun saya berguru dengan beliau (1 Januari 2023), beliau meninggal dunia. Banyak ilmu yang saya peroleh, salah satu diantaranya adalah kesitikamahan beliau dalam mengajarkan ilmu. Hal ini terbukti, para santri pada hadir untuk mensalatkan dan mendoakan beliau saat doa dan orang yang berdatangan tiada henti, termasuk Bupati Rembang.
Selamat jalan, Pakde. Insya Allah khusnul khotimah. Amin. []
Catatan: tulisan ini sudah dikoreksi dan disetujui oleh salah satu putra Kiai Qostur.
Recent Comments