Category Archives: Statistika

Penggunaan Logaritma dalam Rumus dan Fungsi Statistika

Pertama-tama, apa itu rumus dan fungsi?

Rumus dan fungsi adalah dua konsep yang sering digunakan dalam matematika dan ilmu lainnya, tetapi mereka memiliki arti yang berbeda. Rumus adalah pernyataan matematis yang menghubungkan dua atau lebih variabel menggunakan simbol atau operasi matematika, untuk menjelaskan hubungan tertentu antara mereka. Rumus sering kali memberikan cara untuk menghitung sesuatu atau menyelesaikan masalah dalam bentuk persamaan. Sementara itu, fungsi adalah suatu hubungan atau operasi yang menghubungkan setiap elemen dalam satu domain ke elemen tunggal dalam range atau kodomain. Fungsi adalah aturan atau prosedur yang mengubah satu nilai menjadi nilai lain.

Contoh rumus: Rumus kecepatan, rumus luas persegi

Contoh fungsi: Fungsi linear, fungsi kuadrat

Rumus adalah pernyataan atau persamaan yang digunakan untuk menghitung sesuatu atau menggambarkan hubungan. Rumus digunakan untuk menghitung nilai atau menyelesaikan masalah tertentu dan tidak selalu melibatkan konsep input-output yang terpisah. Biasanya rumus berupa persamaan matematis, misalnya L = s^2

Fungsi adalah suatu aturan yang memetakan input ke output. Fungsi digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara dua variabel atau lebih. Biasanya berupa notasi fungsi seperti 𝑓(𝑥) atau y=𝑓(𝑥). Fungsi memiliki input (domain) yang dipetakan ke output (range).

Apa itu logaritma?

Logaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan (atau invers) dari eksponen. Artinya, logaritma menjawab pertanyaan: “Berapa kali sebuah bilangan dasar harus dikalikan dengan dirinya sendiri untuk mendapatkan angka tertentu?”

Logaritma pertama kali diperkenalkan oleh John Napier (1550–1617), seorang matematikawan dari Skotlandia. Dia mengembangkan konsep logaritma sebagai alat untuk menyederhanakan perhitungan, terutama untuk kebutuhan astronomi dan navigasi. Pada waktu itu, menghitung angka besar secara manual (seperti perkalian dan pembagian) sangat memakan waktu. Napier menciptakan tabel logaritma untuk mempercepat proses ini. Napier menerbitkan buku berjudul Mirifici Logarithmorum Canonis Descriptio (Deskripsi Ajaib tentang Logaritma) yang memperkenalkan konsep logaritma. Logaritma saat ini memiliki beberapa jenis: Logaritma berbasis 10 (log10), logaritma natural (ln) yang berbasis bilangan Euler 𝑒 ≈ 2.718, dan logaritma berbasis umum (logb) di mana 𝑏 > 0 dan 𝑏 ≠ 1.

Pada masa sebelum kalkulator dan komputer ditemukan, logaritma sangat penting karena menyederhanakan perhitungan perkalian, pembagian, eksponensial, dan akar menjadi operasi penjumlahan atau pengurangan.

Logaritma memiliki banyak aplikasi di ilmu matematika, ilmu alam, teknologi, dan ekonomi. Dalam statistik misalnya, algoritma digunakan dalam optimasi (misalnya, Maximum Likelihood Estimation) dan untuk mengatasi masalah angka kecil/besar dalam probabilitas.

Logaritma sangat berguna dalam menyederhanakan perhitungan, terutama dalam bidang seperti navigasi, astronomi, dan ilmu fisika, di mana angka-angka yang terlibat bisa sangat besar atau sangat kecil. Sebelum ada kalkulator atau komputer, logaritma digunakan untuk menghindari perhitungan manual yang rumit dengan mengubah operasi perkalian atau pembagian menjadi penjumlahan atau pengurangan, yang jauh lebih mudah dikelola.

Seperti apa penggunaan logaritma dalam rumus matematika dan statistika?

Logaritma sering digunakan dalam berbagai rumus matematika dan statistik, termasuk dalam SEM (Structural Equation Modeling) dan fungsi likelihood. Logaritma digunakan secara luas karena beberapa alasan.

Menstabilkan perhitungan. Ketika bekerja dengan data dalam bentuk probabilitas, sering kali nilainya sangat kecil (misalnya, 0,000001). Jika kita mengalikan nilai-nilai probabilitas kecil, hasilnya bisa menjadi sangat kecil hingga komputer sulit menghitungnya dengan akurat. Logaritma membantu mengubah perkalian menjadi penjumlahan, sehingga lebih mudah dihitung.

Sifat alami distribusi normal. Dalam statistik, banyak data mengikuti distribusi normal atau mirip normal, yang berbentuk lonceng (bell-shaped curve). Fungsi distribusi normal sering kali memiliki bentuk eksponensial (melibatkan e^x), sehingga logaritma natural (log⁡ e​) menjadi alat yang alami untuk menyederhanakan perhitungan.

Membuat pola linear. Logaritma sering digunakan untuk menyederhanakan hubungan nonlinear (yang sulit dimodelkan) menjadi hubungan linear (yang lebih mudah dipahami dan dihitung).

Mengukur skala “matriks” atau variabel. Dalam fungsi likelihood di SEM, logaritma digunakan untuk menghitung determinant (|X|) dari matriks kovarians. Determinan memberi informasi tentang “volume” dari matriks (ukuran hubungan antar variabel).
Namun, determinan sering kali berupa angka yang sangat besar atau sangat kecil. Logaritma membuat angka-angka ini lebih mudah ditangani.

Mempermudah optimasi. Optimasi parameter (𝜃) dalam fungsi likelihood sering kali melibatkan pencarian nilai maksimum. Logaritma mengubah fungsi yang kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk dioptimalkan.

Sifat matematika logaritma yang berguna. Logaritma memiliki sifat-sifat yang sering dimanfaatkan dalam rumus, membuat rumus lebih sederhana dan efisien.

Maximum Likelihood Estimation (MLE)

Apa itu Maximum Likelihood?

Maximum Likelihood (ML) adalah metode estimasi statistik yang digunakan untuk menentukan nilai parameter dalam suatu model probabilistik yang paling mungkin menghasilkan data yang diamati. Konsep ini sangat umum digunakan dalam berbagai analisis, termasuk regresi, analisis faktor, dan pemodelan persamaan struktural (SEM).

Metode estimasi ini dinyatakan dalam fungsi:

L(θ)=P(x1,x2,…,xn ∣θ)

Tujuan dari ML adalah mencari nilai parameter θ/ theta yang memaksimalkan fungsi likelihood L(θ), yaitu membuat data yang diamati paling “mungkin” terjadi. Fungsi likelihood adalah cara untuk menilai “seberapa cocok” nilai parameter (θ) dengan data yang kita miliki. Intinya, ini membantu kita menjawab pertanyaan:

“Jika parameter model adalah θ, seberapa mungkin data yang kita amati terjadi?”

Bagaimana cara fungsi maximum likelihood bekerja dan seperti apa contohnya?

Bayangkan kita sedang mencoba menebak suhu udara di sebuah ruangan, tetapi kita hanya memiliki data berupa ukuran beberapa orang yang memakai jaket di sana.

  1. Kita menebak bahwa suhu θ adalah 20°C.
    • Jika banyak orang memakai jaket tipis, tebakan kita (20°C) mungkin masuk akal, sehingga “cocok” atau likely.
  2. Anda menebak bahwa suhu θ adalah 5°C.
    • Jika orang-orang terlihat memakai jaket tebal, tebakan kita (5°C) juga mungkin masuk akal, jadi ini juga likely.
  3. Namun, jika Anda menebak suhu θ adalah 30°C, dan masih banyak yang memakai jaket tebal, ini tampaknya tidak cocok dengan data. Nilai likelihood untuk θ=30°C akan rendah.

Fungsi likelihood adalah cara kita menghitung “kecocokan” itu secara sistematis.

Fungsi likelihood memiliki tiga komponen sebagai berikut.

Data: Kita memiliki data yang diamati, misalnya x1,x2,…,xn​. Dalam contoh di atas, data kita adalah orang-orang yang memakai jaket (berapa banyak, seberapa tebal jaketnya, dll.).

Model: Kita punya model yang mengatakan bahwa data ini bergantung pada suatu parameter θ. Oarameter θ dalam contoh adalah suhu ruangan.

Likelihood: Fungsi likelihood menghitung kemungkinan data x1,x2,…,xn terjadi jika kita tahu nilai θ.

Dalam bahasa sederhana: “Kalau suhu benar θ, seberapa mungkin kita akan melihat data ini?”

Bagaimana cara menyatakan likelihood? Seperti apa contoh perhitungannya?

Likelihood bukan dinyatakan dalam persen, melainkan dalam bentuk nilai numerik yang menunjukkan seberapa “mungkin” data yang diamati terjadi jika parameter tertentu diberikan. Nilainya tidak harus terletak dalam rentang 0 hingga 1 seperti probabilitas, tetapi lebih besar nilainya, lebih mungkin data tersebut cocok dengan parameter.

Berikut adalah ilustrasinya:

Kita memiliki sebuah koin yang dilempar sebanyak 10 kali. Hasil lemparan adalah: HHHTHHTTHT (H = Head, T = Tail). Total ada 6 Head dan 4 Tail.

Kita ingin mengetahui kemungkinan data ini (6 Head, 4 Tail) terjadi untuk parameter θ, di mana θ adalah probabilitas munculnya Head pada satu lemparan koin.

1. Fungsi Likelihood

Probabilitas setiap hasil lemparan diberikan oleh P(x∣θ)=θk⋅(1−θ)n, di mana:

  • k: jumlah Head (6 dalam contoh ini).
  • n: jumlah Tail (4 dalam contoh ini).
  • θ: probabilitas munculnya Head (parameter yang ingin kita estimasi).

Jadi, likelihood untuk θ adalah:

L(θ)=θ6⋅(1−θ)4

2. Perhitungan Likelihood untuk Nilai θ Tertentu

Misalkan kita mencoba beberapa nilai θ untuk melihat seberapa cocok parameter ini dengan data:

  • Jika θ = 0.5 (koin fair):

L(0.5) = 0.56⋅(1−0.5)4 = 0.015625

  • Jika θ = 0.6 (kemungkinan Head lebih tinggi):

L(0.6) = 0.66⋅(1−0.6)4 = 0.018144

  • Jika θ = 0.8 (kemungkinan Head jauh lebih tinggi):

L(0.8) = 0.86⋅(1−0.8)4 = 0.00065536

3. Interpretasi Likelihood

  • Likelihood lebih tinggi untuk θ = 0.6 (L(0,6) = 0.018144), dibandingkan dengan θ = 0.5 atau θ = 0.8.
  • Ini menunjukkan bahwa data (6 Head, 4 Tail) lebih “cocok” jika probabilitas Head adalah sekitar θ=0.6.

Apa perbedaan likelihood dengan probabilitas?

Probabilitas: Berapa kemungkinan suatu peristiwa terjadi tanpa asumsi tertentu?

Probabilitas adalah tentang prediksi. Kita sudah tahu aturan mainnya (parameter), dan kita ingin memprediksi kemungkinan suatu peristiwa terjadi.

Bayangkan kita memiliki sebuah koin, dan kita tahu bahwa koin ini fair (θ=0.5, peluang Head adalah 50%). Sekarang kita ingin tahu, seberapa besar kemungkinan mendapatkan 6 Head dari 10 kali lemparan? Kita sudah tahu parameter koin, jadi kita menghitung probabilitasnya. Jawabannya adalah sekitar 20,5% (P=0.205).

Jadi, probabilitas adalah tentang memprediksi hasil jika aturan permainan (parameter) sudah diketahui.

Likelihood: Berapa besar kemungkinan data terjadi dengan asumsi parameter tertentu?

Likelihood adalah tentang kecocokan. Kita sudah punya data hasil (misalnya, 6 Head dari 10 lemparan), dan kita ingin tahu aturan permainan (parameter) apa yang paling masuk akal menghasilkan data ini.

Misalnya, kita tidak tahu apakah koin fair atau tidak, jadi kita mencoba berbagai kemungkinan:

  • Jika koin fair (θ=0.5), seberapa cocok data ini? (Likelihoood = 0.015625)
  • Jika θ=0.6 (peluang Head lebih besar), seberapa cocok data ini? (Likelihood = 0.018144)
  • Jika θ=0.8 (koin berat ke Head), seberapa cocok data ini? (Likelihood = 0.00065536)

Ternyata, θ=0.6 menghasilkan nilai likelihood tertinggi. Maka, kita menyimpulkan bahwa probabilitas Head yang paling masuk akal untuk koin ini adalah sekitar 60%.

Jadi, likelihood adalah tentang mencari aturan permainan (parameter) yang paling cocok dengan data.

Analoginya, bayangkan kita adalah seorang detektif. Likelihood: Kita menemukan bukti, dan sekarang kita mencoba mencari tahu siapa pelaku yang paling masuk akal berdasarkan bukti itu. Probabilitas: Kita sudah tahu profil pelaku, dan kita mencoba memprediksi apa yang dia lakukan.