Di dalam materi ini dijelaskan mengenai karya ilmiah dan metode penelitian antropologi dimana siswa diajarkan untuk Melakukan kajian literatur, dan diskusi tentang metode dan teknik penelitian kualitatif sebagai ciri penelitian antropologi yang nantinya siswa dituntut untuk menyusun karya ilmiah berdasarkan hasil penelitian atau kajian antropologis yang akan disajikan dalam bentuk laporan. Berbicara mengenai karya ilmiah di sini akan kita ulas sedikit mengenai pengertiannya. Karya ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang dapat d bagi menjadi dua golongan yaitu karangan yang ilmiah dan karangan non-ilmiah. Penggolongan tersebut berdasarkan fakta dan cara yang disajikan dalam karangan.
Fakta umum merupakan fakta yang disajikan dalam karangan ilmiah yang dianggap sesuai prosedur dan dapat dibuktikan kebenarannya, berbeda fakta-fakta pribadi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya oleh semua orang. Selain fakta, di dalam karya ilmiah juga memiliki bahasa ragam ilmiah. Raham ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Ragam inilahh yang disebut sebagai ragam baku dimana ragam ini ditandai dengan adanya ketentuan yang diukur dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Dalam hal ini kita juga berbicara mengenai metode ilmiah yang mana metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam ilmu tertentu untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu pengetahuan bukanlah suatu ilmu dan tanpa di sadari terdapat hubungan atau kesatuan pengetahuan di sana.
Kesatuan pengetahuan tersebut dapat di capai melalui tiga tingkatan yaitu, 1) pengumpulan data, 2) penentuan ciri-ciri umum dan sistem, 3) verifikasi. Untuk antropologi budaya, tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian yang ada di dalam masyarakat. Aktivitas pengumpulan fakta terdiri dari berbagai metode seperti mengobservasi, mencatat, mengolah, dan mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup. Secara umum metode pengumpulan data di bagi menjadi tiga:
- Penelitian Lapangan
Penelitian ini disebut sebagai field work yang mana peneliti harus menunggu terjadinya gejala yang menjadi objek observasinya dan peneliti di sana ikut serta dalam aktivitas yang terjadi.
- Penelitian Laboratorium
Gejala dijadikan sebagai objek penelitian dapat dibuat dan sengaja diadakan oleh peneliti dan di dalam penelitian ini peneliti tidak ada hubungannya dengan objek yang diteliti.
- Penelitian dalam kepustakaan
Gejala yang akan menjadi objek penelitian dari kepustakaan, harus dicari beratus-ratus ribu buku yang beraneka ragam. Dalam penelitian ini juga peneliti tidak ada hubungannya dengan objek yang diteliti.
Seorang peneliti antropologi kebanyakan menggunakan metode pengumpulan fakta yang bersifat kualitatif. Metode ini berupa metode wawancara dan catatan hasil (field notes). Dalam catatan hasil (field notes) sendiri harus diolah menjadi karangan deskripsi yang nantinya akan menjadi karangan yang dapat dibaca orang lain. Seluruh metode yang digunakan, mulai dari metode pengumpulan sampai dengan mengolah data menjadi karangan merupakan bidang deskriptif dari ilmu antropologi yang disebut etnografi dengan kata lain berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku-suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog. Untuk belajar lebih mengenai etnografi Spradley (1997) menganjurkan untuk malakukan, kerjakan, dan terus kerjakan. Metodenya disebut Deveopmental Research Sequence atau “Alur Penelitian Maju Bertahap” yaitu dengan teknik tunggal, identifikasi tugas, maju bertahap, penelitian orisinal dan problem solving.
Adapun tahapan-tahapan penelitian etnografi menurut Jerome Kerk dan Marc. L Miler tersebut adalah sebagai berikut:
- Tahap pertama : Tahap pertama penelitian etnografi adalah memilih masyarakat sebagai objek penelitian. Pada tahapan ini seorang penelitian harus pandai-pandai menentukan masyarakat mana yang memliki kebudayaan yang mengakar dan dalam Tahap pertama ini disebut sebagai find- ing the field. Hal-hal yang dilakukan adalah cara-cara untuk masuk ke lapangan dengan baik dan lancar. Peneliti harus dapat masuk dalam struktur aktivitas dari masyarakat.
- Tahap kedua : melakukan investigasi untuk menemukan (Discovery) dan mengumpulkan (Getting) data, peneliti harus melakukan penyusunan rencana peneliti yang rapi dan matang serta harus pandai menentukan dimana tempat dan siapa yang nantinya di jadikan sampel data.
- Tahap ketiga : Pada tahapan ini data-data penelitian sudah mulai dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan mulai disusun secara sistematis. Kegiatan yang dilakukan agar tahapan ini berjalan lancar adalah pengecekan validitas data yaitu melakukan pengujian data yang didapat melalui evaluasi pengambilan data.
- Tahap ke-empat : Tahap ini adalah tahap terakhir dari penelitian etnografi yaitu . Pada tahapan ini peneliti melakukan penjelasan untuk pamit kelapangan (leaving, explanation, getting out, and getting oven ). Kegiatan ini dilakukan karena penelitian sudah sampai batas waktu yang ditentukan dan juga sudah mendapatkan data-data primer yang diperlukan secara mendalam.
Teknik Penggalian Data dalam Penelitian Etnografi
- Teknik observasi : Teknik observasi biasa disebut sebagai metode pengamatan lapangan. Ada empat macam metode observasi, yaitu pengamatan biasa (pengamatan yang dilaksanakan peneliti tanpa terlibat kontak langsung dengan pelaku (informan)), pengamatan terkendali (pengamatan terkendali peneliti tidak perlu mengadakan kontak emosional dengan informan), pengamatan terlibat (keterlibatan peneliti yang mengadakan hubungan emosional dan sosial dengan para informan), dan pengamatan penuh atau lengkap (jika si peneliti mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang sedang ditelitinya).
- Teknik Wawancara : Teknik wawancara atau interview dipakai untuk memperoleh data atau keterangan lebih jauh selain data-data yang diperoleh melalui data observasi. Terdapat wawancara berencana (menyusun sejumlah pertanyaan sedemikian rupa dalam bentuk questioner atau angket) dan wawancara tanpa rencana (memperoleh tanggapan yang cukup luas menyangkut aspek-aspek kejiwaan yang sangat dalam. Misalnya, wawancara untuk memperoleh tanggapan tentang pandangan hidup atau sistem keyakinan).
Dalam melaksanakan metode wawancara atau interview terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan. Ketiga hal tersebut adalah teknik bertanya dalam wawancara, persiapan wawancara, dan pencatatan data selama wawancara berlangsung. Ketiganya harus dilaksanakan secara berurutan agar mendapatkan data yang benar-benar valid.
Sumber bacaan :
Lestari,puji.2009. Antropologi Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT Rineka Cipta
Doyin, Mukh; Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.Semarang:Unnes Press
Brotowidjoyo, Mukhayat D.1993.Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta:Akademika Pressindo
Spradley, James P.1997.Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya
https://blog.unnes.ac.id/firdhaindriani/