Berbagai bahasa di Indonesia tidak terlepas dari asl-usul perkembangan bahasa di dunia. Menurut Wilhelm Schmidt, di Asia terdapat tiga golongan besar rumpun bahasa, yakni rumpun bahasa Togon, Jerman, dan Austria. Rumpun bahasa Austria terbagi menjadi dua kelompok rumpun bahasa, yaitu Austro-Asia dan Austronesia. Selanjutnya, rumpun bahasa Autronesia berkembang menjadi bahasa-bahasa yang saat ini dipakai oleh orang-orang yang mendiami Kepulauan Nusantara. Dalam perkembangannya rumpun bahasa Austria berkembang menjadi dua cabang, antara lain sebagai berikut.
- Rumpun bahasa Austro-Asia, yang terdiri atas:
- bahasa-bahasa Khasi;
- bahasa Nikobar;
- bahasa Mon Khmer;
- bahasa Munda dan Santali;
- bahasa Tsyam;
- bahasa Palaung-Wa;
- bahasa Annam-Muong;
- bahasa Semang-Sakai.
2. Rumpun bahasa Austronesia, yang terdiri atas dua golongan, antara lain:
- bahasa-bahasa Nusantara yang terdiri atas bahasa-bahasa Malagasi, Formosa, bahasa-bahasa Filipina, bahasa Melayu, Jawa, Bali, Batak, Dayak, Sikka, dan Solor.
- bahasa-bahasa Oseania yang terdiri atas bahasa-bahasa Maori, Hawai, Tahiti, Kaledonia Baru, Hibrid, Fiji, dan Solomon.
Karakteristik dan Wilayah Penyebaran Bahasa-Bahasa di Indonesia
Daerah penyebaran bahasa-bahasa Austro-Asia meliputi wilayah-wilayah di India Belakang, India Muka, serta berbagai wilayah lainnya di daratan Asia Tenggara. Misalnya, bahasa Mon Khmer di India Belakang, bahasa Munda dan Sentali di India Muka, serta bahasa Semang dan Sakai di Malaka.
Daerah penyebaran rumpun bahasa Austronesia memiliki jangkauan wilayah yang sangat luas, antara lain.
Sebelah barat : Pulau Madagaskar
Sebelah timur : Pulau Paas atau Paskah (dekat Pantai Barat Amerika
Selatan)
Sebelah utara : Pulau Formosa (Taiwan)
Sebelah selatan : Kepulauan Selandia Baru
Secara geografis wilayah penyebaran bahasa-bahasa Austronesia memiliki jangkauan yang sangat luas. Berdasarkan letak wilayah penyebarannya, bahasa-bahasa dari rumpun Austronesia terbagi atas dua golongan besar, yaitu sebagai berikut.
a. Golongan bahasa-bahasa Autronesia Timur (yang disebut sebagai bahasa-bahasa Oseania), antara lain sebagai berikut.
- Bahasa-bahasa di Kepulauan Polinesia, seperti bahasa Maori, Hawai, dan Tahiti.
- Bahasa-bahasa di Kepulauan Melanesia, seperti bahasa Kaledonia Baru, Hibrid, Fiji, Solomon, dan Santa Cruz.
- Bahasa-bahasa di Kepulauan Mikronesia, seperti bahasa di Kepulauan Marshall, Kepulauan Gilbert, dan Kepulauan Carolina.
b. Golongan bahasa-bahasa Austronesia Barat (yang disebut bahasa-bahasa Nusantara). Berdasarkan tata bahasanya, kelompok bahasa-bahasa di Nusantara terbagi atas dua jenis, yaitu sebagai berikut
Bagian Barat terdiri atas, antara lain
1) kelompok bahasa di Pulau Formosa (Taiwan), seperti bahasa Tavorlang dan bahasa Singkang;
2) kelompok bahasa di Kepulauan Filipina, seperti bahasa Tagalog, Bisaya, dan Sangir Talaud;
3) kelompok bahasa di Sumatra, seperti bahasa Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau, dan Nias;
4) kelompok bahasa di Jawa, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Madura;
5) kelompok bahasa Kalimantan (Dayak), seperti bahasa Ngaju, dan Kayan Buang;
6) kelompok bahasa di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Barat (Bali-Sasak), seperti bahasa Bali, Sasak, dan Sumbawa;
7) kelompok bahasa Sulawesi, seperti bahasa Bugis, Makassar, Gorontalo, dan Buton;
8) kelompok bahasa Minahasa, seperti bahasa Tombulu, Tonea, dan Tondano;
9) bahasa Malagasi di Madagaskar;
10) bahasa Cham di Indocina Selatan.
Bagian Timur terdiri atas bahasa-bahasa di Kepulauan Nusa Tenggara Timur, seperti bahasa Sikka, Solor, Roti, Kisar, dan Tetun. Batas sebaran geografis antara bahasa-bahasa di Kepulauan Nusantara Barat dan bahasa-bahasa di Kepulauan Nusantara Timur adalah sebelah timur Pulau Sumba mengarah ke utara yang membagi Pulau Flores menjadi dua bagian antara Maumere dan Lio dan membagi Kepulauan Sula menjadi dua bagian.
Referensi:
Siany L dan Atiek Catur B. 2009. Khazanah Antropologi 1: untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional