Mahasiswa dan Budaya 6 S di Rumah Konservasi #3

Menghormati Yang Lebih Tua

gambar: satumenit.blogspot.co.id

Universitas Negeri Semarang (Unnes) menerapkan kurikulum baru pada awal tahun ajaran kali ini, yakni Kurikulum 2015. Perbedaan mendasar dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya pendidikan konservasi di dalamnya. Hal ini sejalan dengan diproklamirkannya Universitas Negeri Semarang sebagai Universitas Konservasi. Tujuannya antara lain adalah untuk menjaga, merawat, melestarikan, dan mengembangkan nilai lokal yang bermanfaat bagi kehidupan. Penerapan ilmu konservasi menjadi keniscayaan agar nilai-nilai dalam konservasi mengakar menjadi karakter mahasiswa Unnes.

Salah satu contoh bentuk nilai lokal yang seharusnya dipertahankan dalam kehidupan kampus adalah penerapan budaya 6 S, yaitu Senyum, Sapa, Salam, Salim, Sopan, dan Santun. Keenam hal ini adalah hal yang biasa kita lakukan saat berinteraksi dengan orang lain.

Senyum tulus yang terpancar dari wajah kita saat berbicara dengan orang lain pasti akan membuat lawan bicara kita nyaman. Senyum adalah ibadah yang paling mudah dan murah. Maka tersenyumlah .. kepada siapapun yang kita temui 🙂

Salam yang diucapkan dengan ketulusan mampu mencairkan suasana kaku. Bila ada seseorang yang mengucap salam dengan suara lembut dan bersahabat, hati kita pun terasa sejuk mendengarnya. Persaudaraan berawal dari salam, mari kita tebarkan salam.

Sapaan ramah yang kita ucapkan kepada orang lain akan membuat suasana menjadi akrab dan hangat. Biasakanlah menyapa. Mulailah pada seseorang yang berada didekat kita.

Salim merupakan budaya khas yang mungkin hanya ada di Indonesia. Budaya ini seharusnya kita lestarikan. Salim merupakan tanda hormat kita kepada orang yang lebih tua. Sebagai contohnya saat kita berpergian kita harus terlebih dulu salim atau ijin kepada orang tua. Saat bertemu dengan dosen kita sebaiknya menyapa dengan salam kemudian salim. Sehingga hubungan baik antara dosen dan mahasiswa dapat terjaga.

Sopan ketika duduk, sopan ketika lewat di depan orang tua, sopan kepada desen, sopan ketika berbicara, sopan ketika berinteraksi dengan orang lain. Jaman sekarang kesopanan sepertinya sudah mulai berkurang di kalangan anak remaja. Nah sekarang apakah kita termasuk mahasiswa yang memiliki etika kesopanan ?

Santun adalah sifat yang hanya dimiliki oleh orang-orang istimewa. Orang-orang yang mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya. Orang-orang yang mengalah memberikan haknya untuk kepentingan orang lain semata-mata untuk kebaikan.

Sebagai mahasiswa di universitas konservasi, membudayakan kebiasaan 6 S di lingkungan kampus maupun di luar kampus merupakan hal penting. Tidak hanya membudayakannya dalam kehidupan kita sehari-hari, namun juga mengajarkannya kepada orang-orang di sekitar kita, agar budaya ini tidak luntur karena tidak ada yang membiasakannya. Yang terpenting adalah kita sendiri harus ikut melestarikan nilai lokal tersebut. Orang lain akan lebih menghargai kita jika kita bisa bersikap santun dan merendah kepada orang lain. Kita sebagai mahasiswa seharusnya menjadi pelopor pelestarian budaya lokal ini. Salam Konservasi !!

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Tags: , , , , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:


Skip to toolbar