Spektogram

Menurut Dardjowidjojo (2005: 30), dari segi ilmu pengetahuan, kajian dan penyelidikan mengenai bagaimana manusia mempersepsi ujaran dapat dikatakan masih baru. Perkembangan penyelidikan dalam bidang ini dimulai dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi, terutama dengan terciptanya alat telepon. Dari tahun 1936-39 Dudly yang bekerja di Bell Telephone Laboratory, Amerika, memperbaiki mesin yang dinamakan vocoder. Pada mulanya, kegunaan mesin ini adalah untuk menyampaikan sinyal melalui kabel telepon jarak jauh. Akan tetapi, kualitasnya sebagai alat komunikasi tidak cukup baik.

Pada tahun 1940-an perusahaan telepon ini memperkenalkan spektograf, yaitu alat untuk merekam suara dalam bentuk garis-garis tebal-tipis dan panjang-pendek yang dinamakan spektogram. Penggunaannya masih sangat terbatas pada kebutuhan militer dan komersial. Kualitas bunyinya semakin lama semakin baik dan peralatan untuk kajian bunyi juga menjadi semakin canggih. Kini teknologi sudah dapat mengetahui dengan tepat siapa pembicara dalam sesuatu rekaman.

Pada perkembangannya saat ini spektogram sangat efektif dipakai untuk belajar bahasa asing. Spektogram digunakan oleh para pembelajar bahasa asing yang ingin mengatakan tuturan sesuai dengan penutur asli. Para pembelajar bahasa asing bisa mengetahui nada, intonasi, dan penekatan sebuah ucapan penutur asli berdasarkan tebal tipis dan panjang pendeknya garis yang terdapat pada spektograf.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

About Meina Febriani

Meina Febriani adalah seorang tenaga pengajar di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang.
This entry was posted in Uncategorized and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: