Apa itu Antropologi Terapan?

Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari dan memahami tentang semua yang ada didalam masyarakat baik itu masyarakatnya sendiri, kebudayaan bahkan dinamika yang ada didalamnya. Antropologi merupakan ilmu yang tergolong masih baru, ilmu ini mula-mula diperkenalkan oleh bangsa Eropa untuk meneliti dan melihat bagaimana masyarakat diluar Eropa itu dan diperbandingkan dengan masyarakat yang ada di Eropa (eropa sentris).

Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, Antropologi pun mulai berkembang pula mengikuti perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat. Antropologi yang dahulu untuk meneliti kebudayaan yang unik di setiap daerah, sekarang Antropologi pun meneliti kebudayaan yang unik disetiap kelompok masyarakat tertentu. Misal saja komunitas-komunitas seperti anak punk, anak jalanan, pengamen, pencopet dan lain-lain. Serta kemunculan antropologi bidang baru, yaitu antropologi terapan juga untuk menghadapi tantangan zaman di era globalisasi saat ini yang dapat langsung diaplikasikan kepada masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

            Antropologi yang menganggap semua kegiatan itu merupakan antropologi itu sama halnya dengan budaya menurut kaum klasik yang menganggap bahwa budaya itu lebih banyak dilihat sebagai sesuatu yang sifatnya holistik, melekat dan ada dalam manusia secara sadar menjadi kebiasaan bersama kecuali refleks dan mimpi. Redcliffe Brown (1952) melihat budaya sebagai suatu proses yang diperoleh melalui hubungan dengan orang lain atau melalui benda-benda seperti buku atau karya seni, pengetahuan, kemahiran, kepercayaan, rasa dan sentimen. Bahkan berbagai tindakan manusia yang nerupakan kemampuan naluri yang terbawa dalam gen bersama kelahirannya (makan, minum atau berjalan dengan kedua kakinya) juga dirombak menjadi tindakan kebudayaan karena manusia makan pada waktu-waktu tertentu yang dianggap wajar dan pantas, ia makan dan minum dengan alat-alat, cara-cara dan sopan santun yang seringkali sangat rumit dan harus dipelajari dahulu dengan susah payah. Dan manusia berjalan tidak hanya menurut wujud biologisnya saja yang telah ditentukan oleh alam, tetapi merombak cara berjalannya dengan gaya seperti prajurit bahkan berjalan dengan gaya lemah lembut seperti pragawati, dsb yang semua harus dipelajari dahulu.

            Dalam perkembangannya, suatu kebudayaan itu tidaklah bersifat adaptif seperti yang dikemukakan oleh kajian-kajian antropologi terdahulu, melainkan bersifat dinamis. Berbagai kelompok masyarakat yang memiliki kebutuhan tertentu saling berinteraksi dengan masyarakat diluar kelompoknya, dan melalui interaksi yang terjadi itu menyebabkan perubahan-perubahan dari masyarakatnya. Seiring dengan berjalannya waktu, kebudayaan dari kelompok masyarakat tersebut akan berubah atau bercampur dengan kebudayaan diluar kelompok tersebut. Dua kebudayaan tersebut bisa saja membentuk kebudayaan baru yang sesuai dengan harapan pada waktu itu.

Terlalu besarnya pengaruh dari kebudayaan luar menjadikan kebudayaan yang sudah tertanam sejak dahulu menjadi pudar dan bahkan menghilang. Seperti yang terjadi pada masa kini, banyaknya budaya dari negara asing yang masuk ke kebudayaan itu menjadikan masyarakatnya mengimitasi budaya dari negara asing dan mengagung-agungkan budaya orang lain atau negara lain.

            Antropologi terapan merupakan bidang baru dalam ilmu antropologi yang mempelajari masalah-masalah masyarakat yang kekinian. Antropologi terapan sangatlah penting dimasa sekarang ini dengan adanya perkembangan masyarakat yang semakin modern. Dan antropologi terapan dapat mencari solusi bagi masyarakat yang ada disuatu daerah, terutama masalah tradisi-tradisi yang ada dimasyarakat Indonesia yang pada hakikatnya dapat menimbulkan masalah baru bagi bidang-bidang lainnya. Jika perubahan pada manusia itu terjadi secara alami seperti yang dikemukakan oleh aliran antropologi lain, maka bagaimana dengan masyarakat yang masih mengenal tradisi yang dapat membuat mereka merasa menderita? Contohnya yakni ritual atau tradisi yang dilakukan oleh suku bangsa Tana Toraja diprovinsi Sulawesi Selatan. Suku bangsa tersebut selalu melaksakan sebuah ritual kematian bagi keluarga mereka. Ritual yang dapat menghabiskan dana yang sangat besar yaitu 100 juta atau bahkan lebih sedangkan sebagian besar dari masyarakat suku bangsa Tana Toraja memiliki kelas sosial menengah kebawah. Dan ritual tersebut harus selalu dilaksanakan walaupun tidak secara bersamaan pada saat salah satu dari keluarga mereka meninggal.

Disinilah peran antropologi terapan yang membantu para masyarakat untuk mengatasi masalah tentang kebudayaan bagi masyarakat dan mencari solusi untuk menghilangkan atau menggantikan sedikit dari ritual yang asli, namun tidak menghilangkan nilai keaslian dari ritual tersebut.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Abtropologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: