Struktur Sosial Masyarakat Nelayan Tambak Lorok

Latar belakang

     Sebagian besar penduduk di daerah pesisir mata pencahariannya adalah nelayan. Usaha perikanan merupakan upaya pemanfaatan sumber hayati guna dimanfaatkan bagi kepentingan hidup masyarakat. biasanya usaha pada sektor perikanan terdapat dua jenis yaitu budidaya ikan darat dan budidaya ikan laut.
Wilayah pantai utara atau lebih dikenal dengan pantura merupakan salah satu sentra penghasil ikan laut. Tentu saja didalamnya ada struktur sosial dalam masyarakatnya. Tambak Lorok merupakan salah satu daerah pantai di kota Semarang yang terletak di Sungai Banger, kelurahan Tanjung Mas. Mata pencaharian sebagaian pendudukanya adalah nelayan.

     Di Tambak Lorok ini, penduduknya tidak asli orang semarang. Mereka memang rantauan dari kudus, demak, bahkan mereka merantau secara bersama (tetangga saat masih di desa asal). Di Tambak Lorok ini ada dua jenis nelayan. Pertama adalah nelayan yang memiliki alat-alat produksi seperti perahu, disel, jaring dan alat produksi yang lainnya. Biasanya ini disebut dengan Juragan. Sedangkan yang kedua adalah nelayan yang hanya memberikan jasa tenaga untuk membantu si Juragan dalam menangkap ikan. Dari sini muncul struktur sosial dalam masyarakat Tambak Lorok yang akan dikaji lebih lanjut pada pembahasan dalam penulisan ini.

Tujuan
Sebagai mahasiswa sosiologi dan antropologi yang berkuliah di Semarang, maka alangkah baiknya kita peka akan lingkungan sekitar kita, bahwa banyak fenomena sosial yang banyak kita jumpai di sekeliling kita contohnya adalah masyarakat nelayan di Tambak lorok. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui struktur sosial yang ada dalam masyarakat nelayan, khususnya di desa Tambak Lorok.

Alasan menarik untuk dikaji.

       Tambak lorok merupakan daerah yang tadinya memang belum ada, namun tempat ini sekarang ada dan dihuni oleh para pendatang dari beberapa daerah yang akhirnya menetap dan dengan sendirinya struktur sosial masyarakat nelayan terbentuk, untuk itu hal ini menarik untuk dikaji.

Hasil dan Pembahasan

       Sebelum tahun 1950an kawasan yang sekarang disebut dengan tambak lorok belum ada, baru sekitar tahun 1950 pada kawasan ini muncul sebuah pemukiman yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian mencari ikan dan hasil laut lain atau sering disebut sebagai nelayan. Dengan adanya fenomena bahwa masyarakat yang bermukim di kawasan ini memiliki ketergantungan terhadap Natural Resources (sumber alam) dalam hal ini laut sebagai tempat mencari ikan, sungai dan muara sebagai tempat menambat perahu dan keluar masuknya perahu ke laut, dalam hal ini telah menyatu dengan kehidupan kebudayaan masyarakat serta berlangsung turun menurun maka pemukiman ini lebih dikenal dengan Pemukiman Nelayan. Di Tambak Lorok sendiri tidak hanya ada tempat untuk menyandarkan perahu dan tempat untuk menjemur hasil tangkapan, namun juga disedikan TPA (tempat pelelangan ikan) serta ada pasar yang berada disekitar pinggir jalan menuju Tambak Lorok yang menjual hasil laut yang masih segar. Untuk pembagian kerjanya sendiri yang pergi melaut adalah para laki-laki, sedangkan para perempuan bertugas menjemur dan menjual hasil tanggapan mereka. Struktur sosial dalam masyarakat nelayan sendiri terdiri dari pemilik alat-alat produksi (Juragan) dan nelayan yang mengandalkan jasa tenaganya membantu mencari ikan (Buruh nelayan).
Struktur sosial masyarakat nelayan di Tambak Lorok sendiri adalah sebagai berikut :

Juragan Pengusaha.
Juragan pengusaha merupakan orang yang mempunyai perahu lebih dari 3 perahu dan orang itu tidak ikut melaut, hanya mengandalkan para buruh nelayan saja. Pendapatan yang mereka peroleh biasanya adalah hasil laut juga yang nantinya akan mendapat bagian beberapa persen berdasarkan kesepakatan. Biasanya kedudukan Juragan pengusaha di dalam masyarakat petani ini akan berbeda nama pada setiap wilayah pesisirnya.

Nelayan Pemilik alat produksi.
Nelayan pemilik alat produksi merupakan orang yang mempunyai alat-alat produksi atau alat-alat yang digunakan untuk menagkap ikan ( perahu, disel, jaring, dll) .Namun orang itu juga ikut ke laut untuk menangkap ikan. Biasanya inisiatif untuk melaut datang dari nelayan pemilik perahu ini, nanti untuk membantu biasanya nelayan pemilik perahu akan meminta bantuan kepada para nelayan yang tidak memiliki perahu. Sedangkan sistem pembagiannya berdasarkan kesepakatan antara nelayan pemilik dengan nelayan yang membantu dengan jasa tenaganya tersebut.
Nelayan pemilik alat produksi seperti pemilik disel atau jaring atau sebagainya biasanya akan ikut bergabung pula dengan nelayan buruh lainnya untuk melaut bersama dengan nelayan pemilik perahu. Hanya saja pembagian hasil tangkapannya yang akan lebih banyak atau bisa juga nanti nelayan yang lainnya membawa alat yang dibutuhkan dalam bertahan satu malam di tengah laut misalnya saja kompor, tabung gas, dan alat yang dibutuhkan lainnya bergantung dengan kesepakatan saja.

Buruh nelayan.
Artinya bahwa nelayan ini tidak memiliki alat-alat produksi dan hanya ikut membantu saja dengan mengandalkan kemampuan dan jasa tenaga saja. Biasanya buruh nelayan ini sudah memiliki juragan atau pemilik perahu yang tetap dan nantinya akan selalu ikut melaut dengan nelayan pemilik perahu itu.
Dari pembahasan diatas terlihat bahwa dalam struktur masyarakat nelayan di Tambak Lorok struktur yang berada paling tinggi adalah Juragan pengusaha atau lebih dikenal dengan Juragan karena disini terlihat jelas bahwa secara ekonomi Juragan ini adalah orang yang paling banyak modalnya sehingga pendapatan yang diperoleh juga akan lebih banyak dari nelayan yang lainnya. Atau mungkin sama karena kesepakatan pembagian hasilnya sama, namun keuntungan dari Juragan ini adalah tidak usah untuk pergi melaut seperti yang lainnya. Hanya dengan menyewakan perahunya saja, ia akan mendapatkan hasil tangkapan dan bisa dijual.
Secara umum struktur dapat diartikan sebagai konstruksi, rangkaian atau susunan dari berbagai substansi yang ada didalamnya. Dan struktur sebenarnya adalah sesuatu yang abstrak, namun biasanya konsep struktur dipakai dalam peristilahan teknis, hanya karena agar lebih mudah untuk pemahaman tentang gejala-gejala sosial. Menurut Raymond Firth struktur sosial meruapakan suatu pergaulan hidup manusia melalui berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga didalamnya dimana orang-orang tersebut ikut ambil bagian.
Pada struktur masyarakat nelayan di Tambak Lorok memiliki kesaman pada struktur masyarakat pertanian pada umumnya. Hal ini terlihat ketika digambarkan sebagai berikut :

  1. Juragan Pengusaha Petani Pemilik Lahan
  2. Juragan Kuli Petani pemilik lahan sekaligus penggarap
  3. Buruh Nelayan
  4. Buruh Tani

      Perbedaan status sosial tidak menimbulkan jarak sosial antar lapisan, karena acuan kehidupan bermasyarakat yang dianut adalah didasarkan pada norma-norma dan nilai-nilai yang merupakan prioritas utama cara mereka bertindak dalam masyarakat.

Simpulan

     Struktur sosial bersifat absatrak. Karena pada dasarnya struktur sosial merupakan konstruksi dari masyarakat. Struktur masyarakat nelayan di Tambak lorok sama dengan struktur masyarakat pertanian pada umumnya. Yang menduduki pada posisi paling tinggi adalah Pemilik alat-alat produksi baik itu produksi dalam masyarakat nelayan maupun produksi dalam masyarakat Pertanian. Sedangkan pemilik alat produksi namun ikut juga dalam melakukan proses produksinya berada pada tingkat yang lebih rendah dibawah yang hanya memiliki alat produksi dan tidak ikut melakukan proses produksi. Lalu yang terakhir adalah buruh, baik itu buruh nelayan maupun buruh tani yang mana keduanya hanya memiliki modal tenaga yang nantinya akan ditawarkan kepada para nelayan dan petani pemilik alat produksi baik yang tidak ikut melakukan proses produksi maupun ikut.

Daftar pustaka

Dety Sukmawati. Struktur dan pola hubungan sosial ekonomi juragan dengan buruh. Jurnal Kependudukan Padjajaran, Vol. 10, No 1, Januari 2008 : 50-63

https://jurnal.unpad.ac.id/kependudukan/article/view/doc5/2438
Drs. Syarif Moeis. 2008. Struktur sosial : kelompok dalam masyarakat. https://wacana.ub.ac.id/index.php/wacana/article/view/176/153. 17/04/2015.

Dedi Sambas. Struktur sosial. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess/article/view/734/743. 17/04/2015.

This entry was posted in Sosiologi. Bookmark the permalink.

16 Responses to Struktur Sosial Masyarakat Nelayan Tambak Lorok

  1. Bon, tulisan dirapikan lagi ya termasuk yang bagian daftar pustakanya, 😀

  2. alangkah baiknya setiap judul di kasih subjudul 😀

  3. penulisannya dirapikan lagi bon 😀

  4. renny ayuningsih says:

    Backgroundnya kalo bisa disesuaikan sama temanya. yang berkaitan sama sosiologi atau antropologi.

  5. Tri Yuliana says:

    Bonbon, tulisan dirapikan lagi ya, termasuk yang bagian daftar pustakanya,
    dan sub judulnya
    Semangaddd 😀

  6. PUTRI AYU says:

    makasih kakak informasinya 😉 jangan lupa daftar pustaka dirapikan ya kak…

  7. kalo bisa ditambahini foto observasinya sama daftar pustaka di rapikan lagi yak :peluk

  8. Subhanallah bon, apik artikel e menambah wawasan

  9. sangat bermanfaat sekali saudari resti bona

  10. sangat bermanfaat bona,,,
    lanjutkan semangat menulis,,,

  11. sudah bagus kakak, tinggal ditambahkan dokumentasi gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: