Antropologi?

 Anthropology berati ilmu tentang manusia. Antropologi adalah kajian tentang manusia dan cara-cara hidup mereka. Antropologi mempunyai dua cabang utama, yaitu antropologi yang mengkaji evolusi fisik manusia dan adaptasinya terhadap lingkungan yang berbeda-beda, dan antropologi budaya yang mengkaji baik kebudayaan-kebudayaan yang masih ada maupun kebudayaan yang sudah punah. Secara umum antropologi budaya mencakup antropologi bahasa yang mengkaji bentuk-bentuk bahasa, arkeologi yang mengkaji kebudayaan-kebudayaan yang masih punah, etnologi yang mengkaji kebudayaan yang masih ada atau kebudayaan yang hidup yang masih dapat di amati secara langsung. (https://www.bisosial.com/2012/11/pengertian-ilmu-antropologi.html?m=0).

 

Dahulu ilmu antropologi merupakan ilmu yang objek kajiannya adalah masyarakat dan kebudayaan suku bangsa. Ada pula yang menyebutkan bahwa antropologi adalah ilmu yang objek kajiannya adalah masyarakat primitif. Namun dewasa ini tepatnya setelah perang dunia ke II ilmu antropologi berkembang dengan pesat, pada abad ke -19 mulai berkembang spesialisasi ilmu antropologi, yang tadinya objek kajiannya adalah manusia beserta kebudayaan dan masyarakat primitif saja namun objek kajian ilmu antropologi berkembang menjadi masyarakat modern serta masalah-masalah kompleks yang dihadapai masyarakat. Pada saat sekarang ini dapat dikatakan bahwa semua masalah yang ada dalam masyarakat dapat dikaji dengan ilmu antropologi, sebagai contohnya adalah ketika negara sedang dilanda krisis bahan pokok makanan yaitu beras dalam negeri tidak cukup memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga harus mengimpor beras dari beberapa negara. Hal ini  tidak hanya melihat aspek bahwa banyak petani yang gagal panen sehingga produksi beras dalam negeri berkurang, namun harus pula melihat bahwa nasi sebenarnya bukan satu-satunya makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, namun juga ada jagung, ubi-ubian, sagu dan masih banyak lagi yang biasanya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia bagian timur. Namun seiring dengan perkembangan jaman sedikit demi sedikit masyarakat yang tadinya mengkonsumsi jagung, sagu, ubi-ubian sebagai makanan pokok kini telah beralih menggunakan nasi sebagai makanan pokok mereka, hal ini tentu saja akan menambah jumlah kebutuhan beras dalam negeri.

Dewasa ini muncul berbagai perdebatan tentang antopologi yang seperti apa yang ideal? Apakah antropologi yang mempelajari masyarakat dengan kebudayaannya saja yang hanya mengamati saja atau hal ini berkaitan dengan antropologi sebagai ilmu murni, ataukah antropologi yang memang sudah mengalami perkembangan atau modernisasi, kekiniian dan ada intervensi didalamnya atau hal ini berkaitan dengan antropologi sebagai ilmu terapan?. Sebenarnya hal ini tidak perlu diperdebatkan, bahwa kebudayaan bersifat dinamis dan relatif. Antropologi sebagai ilmu murni atau pure science merupakan sebuah ilmu yang hanya membahas dan mengembangkan ilmu itu sendiri sehingga didalamnya tidak ada intervensi. Sedangkan Antropologi sebagai ilmu terapan atau applied science merupakan sebuah ilmu yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu antropologi tersebut dalam masyarakat dengan kata lain ada intervensi didalamnya. Sebagai contoh adalah apabila seorang antropolog terjun ke lapangan untuk meneliti tentang kemiskinan para petani disebuah desa yang terpencil berarti antropolog itu sedang menggunakan ilmu antropologi sebagai ilmu murni karena tidak ada pengaruh kepada masyarakat yang diteliti tersebut. Namun berbeda dengan seorang antropolog yang sedang melakukan penelitian tentang bagaimana meningkatkan taraf hidup masyarakat petani di daerah yang terpencil? Hal ini berarti antropolog itu menggunakan ilmu antropologi sebagai ilmu terapan karena ada usaha untuk merubah sesuatu pada masyarakat yang diteliti tersebut. Lalu timbul permasalahan bahwa antropologi yang sesuai atau yang ideal itu yang seperti apa? Apakah pure science atau applied science? Ketika melihat di suku Fore selatan penduduk pegunungan Papua Nugini bagian timur yang dewasa ini di-“gegerkan” dengan penyakit Kuru, yaitu penyakit yang menyerang otak dan sistem saraf akibat dari kebiasaan orang Fore selatan khususnya para wanita yang memakan otak keluarga mereka yang meninggal (wanita). Tujuan dari mereka memakan otak keluarga yang meninggal adalah merupakan bagian dari proses pemakaman dan untuk menghormati keluarga mereka yang sudah meninggal. Dilihat dari sisi antropologi hal ini merupakan bagian dari kebudayaan orang Fore selatan, namun apabila dilakukan terus menerus maka akan berakibat buruk khususnya bagi para wanita karena dampak negatif dari memakan otak manusia yang sudah meninggal adalah penyakit kuru, biasanya gejala awal penyakit aneh ini biasanya dimulai dengan kehilangan koordinasi sehingga membuatnya goyah saat berjalan, lalu diikuti dengan gejala lainnya seperti timbul tremor, sakit kepala, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan serta perubahan suasana hati yang parah. Untuk itu perlu adanya peran antropologi terapan agar memberikan pendekatan agar mengurangi resiko yang dialami orang Fore selatan tersebut, namun tidak menghilangkan tradisi dari upacara kematian, hanya saja menghilangkan bagian memakan otak mayat saja, bukan menghilangkan budaya atau tradisi dari upacara kematian di Fore tersebut. Dari contoh tersebut peran antropologi terapan bukan menghilangkan tradisi atau kebudayaan di suku Fore selatan tersebut namun hanya memnghilangkan bagian yang memang merugikan bagi kesehatan masyarakat Fore tersebut. Jadi tidak ada yang ideal dari antropologi sebagai pure science dengan antropologi sebagai applied science karena tergantung dari penerapan pada keduanya. Apabila diterapkan hanya untuk mengembangkan ilmu itu sendiri maka antropologi sebagai ilmu murni berperan untuk meneliti dan mengembangkan pengetahuan bahwa ada kebudayaan yang unik di Fore Selatan, sedangkan antropologi sebagai ilmu terapan mencoba untuk melakukan intervensi, mencoba memberikan pengertian kepada masyarakat disana bahwa bagian dari budaya upacara kematian mereka yaitu tradisi memakan otak akan berdampak buruk bagi kesehatan mereka khususnya para wanita disana. Jadi dari kasus disana jelas bahwa antropologi harus bisa menjadi ilmu murni dan juga ilmu terapan atau relatif, karena tidak mungkin jika antropologi mengikuti aliran yang tidak menginginkan suatu perubahan yang terencana guna mempertahankan keaslian kebudayaan pada manusia, karena kebudayaan bersifat dinamis sehingga selalu berkembang seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi dari berbagai aspek.

Sebagai mahasiswa jurusan Antropologi dan Sosiologi sedikit banyak telah mengetahui konsep dasar tentang apa itu antropologi dan sosiologi sehingga ada gambaran yang menggugah hati ingin menjadi seseorang yang bekerja pada dinas Sosial yang ada di kota-kota yang memang dengan penduduk yang komleks. Dengan dapat bergabung di Dinas Sosial, akan semakin dekat dengan masyarakat sehingga dapat mencoba menyalurkan aspirasi masyarakat dan juga mencoba memahami apa yang memang masyarakat butuhkan sehingga pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tepat. Lalu memposisikan diri sebagai seorang antropolog yang benar-benar dapat membaur dengan masyarakat dan jeli dalam memahami masalah yang ada didalam masyarakat yang dewasa ini semakin komleks.

Menjadi seorang yang bekerja pada Dinas sosial tentu saja berorientasi pada masyarakat dengan ilmu yang telah diperoleh dalam perkuliahan maka dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk membantu masyarakat, namun sebagai manusia yang memang membutuhkan materi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka tidak dipungkiri pula aspek ekonomis pula yang menjadi orintasi bekerja di dinas sosial.

Daftar Referensi

https://www.bisosial.com/2012/11/pengertian-ilmu-antropologi.html?m=0

This entry was posted in Antropolgi. Bookmark the permalink.

16 Responses to Antropologi?

  1. Bekerja pada Dinas Sosial, menjadi pekerja sosial. Wow, Semoga terlaksana.
    Amin. 😀

  2. lumayan juga blognya hahahah

  3. aeeey says:

    artikelnya bermanfaat bon 😀 lanjutkan menulis 😀

  4. Perlu ditambahin lagi nih artikel terkait ilmu sosiologi nya bon
    terimakasih

  5. jadi semakin paham dengan apa itu antropologi. terimakasih bona informasinya 🙂

  6. artikelnya menarik bon. semangat ng-blog 🙂

  7. kegunaan widget meta buat apa ya?

  8. dasar tapi bermanfaat. trimakasih

  9. Tri Yuliana says:

    simpel, bagus artikelnya
    lanjutkan

  10. PUTRI AYU says:

    thanks informasinya ,, 😀

  11. Bagus bisa membuka wawasan bagi yang tidak mengerti apa itu antropologi, hehe 😀

  12. artikelnya menarik sekali bona,,,

  13. bagus bon, yang sosiologi ditunggu yaaa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: