RITUAL ADAT SUKU TENGGER

 Ngadas, merupakan desa nan permai berada di kaki Bromo. Sebuah desa yang dikelilingi oleh gunung dan deretan bukit nan hijau, membuat suasana disekitarnya menjadi dingin dan asri. Suhu udara di daerah Tengger rata-rata sangat dingin, yaitu bisa mencapai titik rendah sekitar 2°C, lebih-lebih pada saat pada saat kabut tebal datang. Kelembaban udara bisa mencapai rata-rata 80%. Curah hujan turun berkisar 2.500 mm tiap tahunnya, yaitu rata-rata 20 hari dalam setiap bulannya. Jika musim kemarau cuaca agak terang. Hal ini dikarenakan kabut relatif bersih. Suhu uadara tertinggi yang ada di sekitar Gunung Bromo mencapai 20°C. suhu udara pada malam hari lebih dingin dibandingkan suhu udara pada musimpenghujan.  Keadaan tanah, jenis tanah, dan suhu udara khususnya di daerah Tengger sangat berpengaruh pada kehidupan flora dan faunanya. Beberpa flora yang dilindungi di antaranya adalah edelwise atau bunga talayu (alphalis javanica), adas (funicullum), dan masih banyak lagi yang lainnya. Flora yang hidup di kawasan tersebut mencapai sekitar 1.025 spesies.

Masyarakat desa Ngadas merupakan bagian dari suku Tengger yang menurut mitos atau legenda yang berkembang di masyarakat suku Tengger, mereka berasal dari Roro Anteng yang merupakan putri dari Raja Brawijaya dengan Joko Seger putra seorang Brahmana. Nama suku Tengger diambil dari akhiran nama kedua suami isteri leluhur mereka yaitu “Teng” dan “Ger”. Menurut ahli sejarah, suku Tengger merupakan penduduk asli orang Jawa pada saat itu hidup pada masa kejayaan Majapahit. Saat masuknya Islam di Indonesia (pulau merasa terdesak dengan kedatangan pengaruh Islam, kemudian melarikan diri ke wilayah Bali dan pedalaman di sekitar Gunung Bromo dan Semeru).

Masyarakat suku Tengger khususnya di desa Ngadas sebagian besar memeluk agama Hindu. Namun pada saat sekarang ini di desa Ngadas sendiri sudah banyak yang beragama lain seperti Islam dan Protestan. Dan masyarakat tetap menjunjung tinggi rasa toleransi beragama disana. Ini sangat mengesankan, bahkan saya sendiri sempat berfikir banyak konflik yang terjadi disana karena perbedaan agama dan adanya dominasi agama tertentu. Namun keadaan di lapangan sangat berbeda. Interaksi yang terjadi antar masyarakat sangat erat antar pemeluk agama satu dengan agama lain.

Kelestarian budaya Tengger dibuktikan dengan masih berlangsungnya upacara-upacara tradisional yang diyakini masyarakat di sana sebagai syarat identitas orang Tengger. Meskipun di setiap desanya memiliki keberagaman agama, masyarakat disana tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budayanya dengan melakukan ritual adat sukunya. Salah satunya adalah upacara-upacara adat yang diselenggarakan secara bersama-sama seperti upacara Karo, Kapat, Kapitu atau Megeng, Kawolu, Kasanga atau Mubeng, Kasada dan Unan-unan atau Ngunasasi Pacawarsa.

  1. Upacara Karo

Upacara Ritual Adat Karo adalah upacara adat di suu Tengger yang terbesar. Dipimpin oleh beberapa orang yang dijuluki Ratu yang ditunjuk oleh kaum tengger. Bagi masyarakat Tengger julukan Ratu tidak berkonotasi perempuan sehingga ratu bisa saja berkelamin laki-laki. Ritual karo sendiri dimulai dengan cerita pertemuan kedua orang Ratu dalam sebuah tempat yang akan dipakai sebagai tempat berlangsungnya upacara. Pertemuan tersebut menjadi tanda dimulainya Upacara Sodoran yakni salah satu bagian dari rangkaian Karo. Perjumpaan tersebut melambangkan bersatunya roh leluhur atau cikal bakal manusia, yakni laki-laki dan perempuan.

Upacara ini diawali dengan pembacaan mantera oleh kedua Ratu, kemudian dilanjutkan dengan memandikan jimat kelontongan yang merupakan Sekumpulan benda keramat, dengan diiringi tarian Sodor, yaitu tarian yang dilakukan oleh 4 orang secara bergiliran yang melambangkan pertambahan generasi masyarakat Tengger. Setelah usai tari sodoran, lalu dilanjutkan dengan upacara tumpeng gede yang tujuannya adalah mengungkapkan rasa syukur mereka dengan hasil panen yang melimpah dan dianugerahi tanah yang subur. Tumpeng-tumpeng ini sudah diberi mantera oleh dukun adat desa, lalu dibagi kepada masyarakat. Nah ini yang merupakan ritual sesandingan yang merupakan puncak Karo.

Biasanya masyarakat juga mengunjungi makan para leluhur mereka. Makam yang pertama kali dikunjungi adalah makam kramat Sang Eyang Guru.

Dan rangkaian upacara Karo ditutup dengan mendatangi rumah dukun adat dengan membawa kemenyan untuk dimantrakan oleh sang dukun. Keenyan ini digunakan untuk memulangkan kembali roh leluhur mereka atau disebut Mulehi Ping Pitu.

Dari rangkaian upacara tersebut, tujuan diadakannya adalah memohon keselamatan, ketentraman, dan kedamaian alam ini.

  1. Upacara Kapitu atau Mageng

Ritual ini biasanya dijalankan oleh seseorang yang akan menjadi dukun adat di desa. Bagi seorang dukun, legen ataupun Tiyang Sepuh menjelang Me­geng harus mensucikan diri dengan jalan kramas, dengan doa sebagai berikut:

Niat ingsun adus kramas ing tlogo nirmolo, banyune tirta kanggo anyuceni badan ingsun suci. Suci, Suci, Suci, sak kersaning Bapa Kuasa. Artinya: Saya berniat mandi kramas di telaga suci-nama, airnya tirta untuk menyucikan badan saya.

(https://jawatimuran.wordpress.com/2012/10/20/megeng-dan-patigeni-upacara-pada-bulan-kapitu-masyarakat-tengger/). Setelah melakukan kramas, pada hari pertama para dukun melakukan pa- tigeni, yaitu tidak tidur, tidak makan minum serta tidak berkumpul dengan istri selama sehari-semalam. Patigeni ini diulangi lagi pada akhir megeng. Didalam ritual Mageng ini, seorang dukun harus Selama megeng, orang harus dapat menguasai hawa nafsu­nya, dan selama itu harus melakukan mutih. Mutih artinya makan de­ngan menghindari garam, gula, ikan, air putih, dan apa saja yang menye­babkan makanan enak. Selama megeng bagi Dukun serta para pembantu­nya mengurangi tidur, berbicara, makan, dan bersanggama.

 

  1. Upacara Kasada

Upacara ini adalah upacara untuk memperingati pengorbanan seorang Raden Kusuma anak Jaka Seger dan lara Anteng. Selain itu upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat tengger untuk meminta keselematan dan berkah. Upacara ini dilaksanakan padat tanggal 14 s.d. 16 bulan Kasada atau saat bulan purnama tampak di langit secara utuh setiap setahun sekali.

Pada saat upacara ini berlangsung masyarakat suku tengger berkumpul dengan membawa hasil bumi, ternak peliharaan dan ayam sebagai sesaji yang disimpan dalam tempat yang bernama ongkek. Pada saat sudah mencapai di kawah gunung Bromo, seluruh sesaji tersebut dilemparkan ke tempat tersebut. Adapun upacara ini merupakan jalan ujian bagi pulun mulenen atau dukun baru untuk disahkan sebagai dukun, jika dukun baru keliru dalam melaksanakan proses upacara Kasadamaka dukun tersebut gagal menjadi dukun. Upacara Kasada sebagai peringatan pengorbanan Raden Kusuma merupakan penghormatan kepada Raden Kusuma yang rela berkorban untuk keselamatan masyarakat tengger. Dalam legenda upacara Kasada di Gunung Bromo terdapat mahkluk halus yang tidak memiliki nama akan tetapi dipanggil Sang Yang Widi yang digambarkan sebagai asal-usulnya dari kerajaan Majapahit sebelum keturunan kerajaan Hindu-Budha di Jawa.  Ada perjanjian antara roh Dewa Kusuma dengan masyarakat Tengger yang harus memberi sesajian setiap tanggal 14 bulan Kasada.

Masih ada banyak ritual upacara adat yang ada di suku tengger terutama di desa Ngadas sendiri. Namun dari banyak ritual upacara yang ada, upacara Karo, Megeng, Kasada. Walaupun banyak ritual yang mengharuskan semua orang untuk terlibat, tanpa terkecuali masyarakat Ngadas yang beragama selain Hindu pun ikut terlibat dalam berbagai ritua upacara adat suku Tengger, karena toleransi beragama didalam masyarakat sangat dijunjung tinggi. Begitu sebaliknya, ketika misalnya masyarakat yang beragama Islam merayakan hari raya, maka masyarakat yang beragama Hindu dan agama lainnya ikut pula mneghormatinya, begitu seterusnya.

This entry was posted in Antropolgi. Bookmark the permalink.

16 Responses to RITUAL ADAT SUKU TENGGER

  1. untuk penulisannya mungkin lebih dirapi kan lagi supaya enak dilihat 🙂

  2. artikelnya bagus kakak good job 🙂

  3. Sample page bisa kamu manfaatin jadi profilnya kamu bon

  4. Tri Yuliana says:

    kalau boleh saran, ditambah gambar juga ya

  5. PUTRI AYU says:

    waah.. ajakin kesana lagi dums kak 😀

  6. keren kak, lanjutkan menulis :babyboy1

  7. Artikelnya cucok, haha 😀

  8. menarik sekali artikelnya,,,

  9. lanjutkan bon, sangat menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: