Oleh: Yovie Kyu
DI SPANYOL ada seorang penulis drama terkenal yang bernama Lope de Vega. Nama besarnya begitu dikenang oleh orang-orang Spanyol karena kehebatannya dalam menulis. Ia memiliki karya yang begitu fantastis. Sejarah mencatat bahwa Lope de Vega bisa menghasilkan sebanyak 2200 karya naskah drama sepanjang hidupnya.
Rupanya resep rahasianya untuk bisa meraih prestasi yang mencengangkan itu karena dirinya menyedikitkan tidur. Bahkan orang-orang yang begitu mengenalnya mengatakan bahwa ia adalah sosok yang nyaris tidak pernah tidur. Seumur hidupnya ia terus aktif menulis, membaca dan menulis lagi. Dan untuk bisa melakukan hal tersebut ia harus tidur dalam waktu yang sangat sedikit.
Formula juara menyedikitkan tidur ini dilakukan pula oleh Bakti Kurniawan ketika ia masih menjadi seorang mahasiswa di Institut Teknologi Bandung. Total waktu tidurnya dalam sehari hanya 3 jam saja. Awalnya memang sangat berat menjalani pola hidup dengan porsi jam tidur yang begitu sedikit. Ia seringkali mengantuk di kelas bahkan sulit “nyambung” jika diajak bicara oleh teman-temannya. Namun, lama kelamaan ia bisa mengatasi hal tersebut. Dan luar biasanya, prestasi akademiknya begitu mengagumkan. Di semester pertama ia berhasil meraih IPK sempurna 4,0.
Laporkan iklan?
Hal serupa dilakukan pula oleh Lestari Puji Ayu. Kebiasaannya menyedikitkan waktu tidurnya sudah ia terapkan sejak mulai SMP. Dan terbukti, ia berhasil meraih nilai tertinggi dan dinobatkan sebagai siswa lulusan terbaik. Beranjak ke SMA, ia masih meneruskan kebiasaannya tersebut. Akhirnya ia pun bisa menjadi juara umum di SMA selama tiga tahun berturut-turut dan memenangkan berbagai olimpiade kimia.
Selain itu, Lestari Puji pun berhasil meraih keinginannya untuk bisa masuk ke Fakultas Kedokteran. Dan kini, ia pun telah menjadi seorang dokter jenius yang siap membantu masyarakat mengobati penyakit-penyakit mereka.
Ketika kita melihat pribadi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, kita pun akan mendapati sosok beliau memiliki sedikit sekali waktu tidur. Seusai shalat Isya beliau tidak lagi banyak bercakap-cakap dan segera kembali ke kamarnya. Kemudian beliau pun bangun cepat untuk mengisi waktu malamnya dengan shalat malam, bermunajat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan memanjangkan bacaan-bacaan shalatnya hingga kedua kaki beliau membengkak, saking lamanya beliau berdiri.
Solihin Abu Izzudin dalam bukunya “Zero to Hero” menuliskan bahwa seseorang yang memiliki kebiasaan tidur selama 8 jam dalam sehari, itu berarti ia telah menggunakan 20 tahun usianya untuk tidur saat ia mencapai usia 60 tahun. Dengan kata lain sepertiga umurnya hanya diisi dengan tidur. Tentu hal ini sungguh merugikan untuk kita yang hanya diberikan jatah waktu hidup yang singkat di dunia.
Jika kita bisa menyedikitkan waktu tidur kita, niscaya akan lebih banyak hal yang bisa kita kerjakan. Lebih banyak kebaikan yang bisa kita lakukan. Oleh karena itu mulailah kurangi porsi tidur kita secara bertahap, sehingga kita bisa menjalani kehidupa singkat di dunia ini dengan sebaik-bainya.
Wallahu a’lam bishawab.
Sumber:
https://www.islampos.com/kurangi-tidurmu-lejitkan-prestasimu-218017/