Pengertian Dari Prilaku Menyimpang
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa prilaku menyimpang adalah prilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat. Prilaku menyimpang disebut juga non kompornitas. Terdapat dua sifat menyimpang yaitu penyimapangan yang bersifat positif adalah suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan/norma yang berlaku, namun mempunyai dampak positif terhadap system social dimana ia tinggal dan menyimpang yang bersifat negative adalah kecendrungan bertindak kea rah nilai-nilai social yang dipandang rendah dan berakibat buruk sehingga mengganggu system social yang ada.
Macam-macam Prilaku Menyimpang Dan Contohnya.
Macam-macam prilaku menyimpang yaiut:
Berdasarkan kekarapannya.
- Penyimpangan primer
adalah penyimpangan social yang bersipat sementara (temporer) sehingga individu yang berlaku penyimpangan tersebut masih dapat terima oleh kelompok sosialnya sebab pelanggaran terhadap norma-norma umum tidak berlangsung secara terus menerus. Misalnya, tindakan melanggar rambu-rambu lalulintas.
- Penyimpangan sekunder
Adalah penyimapangan social yang nyata dan sering dilakukan sehingga menimbulkan akibat yang cukup parah dan mengganggu orang lain. Misalnya: prilaku suka mencuri, berjudi, atau mabuk-mabukan.
Berdasarkan jumlah pelakunya
- Penyimpangan individu
adalah pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang/individu tertentu terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakatnya.
- Penyimpangan kelompok
adalah pelanggaran yang dilakukan bersama-sama oleh sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok tertentu.
Proses Pembentukan Prilaku Penyimpangan
Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna.
Menurut teori sosialisasi, prilaku manusia yang tidak dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati. Jika tidak sempurna, proses sosialisasi akan menghasilkan prilaku menyimpang. Proses sosialisasi tidak sempurna timpul karena nilai dan norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi sehingga seseorang tidak memperhatikan resiko yang terjadi.
Contoh : anak sulung perempuan dapat berprilaku seperti peria sebagai akibat sosialisasi yang tidak sempurna dilingkungan keluarganya. Hal ini terjadi karena ia harus bertindak sebagai pengganti ayah yang telah meninggal.
Prilaku penyimpangan yang lebih parah juga dapat timbul sebagai akibat tidak sempurnanya proses sosialisasi dalam keluarga. Anak yang melakukan kejahatan cendrung berasal dari keluarga yang retak yaitu orang tuanya cerai, salah satu atau kedua orang tuanya meninggal. Tekanan ekonomi dan orang tua yang bersifat otoriter.
Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
Prilaku menyimpang bersumber pada pergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan teman tidak semuanya positif. Hasil pergaulan yang negative dapat menimbulkan prilaku yang menyimpang. Daerah-daerah tidak teratur dan tidak ada organisasinya akan cendrung melahirkan daerah kejahatan. Dengan demikian, proses sosialisasi tesebut merupakan proses pembentukan nilai-nilai dari sub kebudayaan yang menyimpang.
Contoh: didaerah lingkungan pencari yang mempunyai nilai dan norma social yang menyimpang dari kebudayaan masyarakat setempat. Nilai dan norma social itu sudah dihayati oleh anggota kelompok sebagai proses sosialisasi yang wajar