Kesehatan adalah sesuatu yang dekat dengan kehidupan kita, bahkan sanking dekatnya bagaikan kulit dan daging. Menjadi pribadi yang sehat secara fisik dan psikis merupakan kondisi ideal yang diharapkan oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Kesehatan setiap manusia tentu dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan, seperti gaya hidup, sumber makanan, dan lingkungan. Bagaimana ketiga hal tersebut berkontribusi dalam kehidupan manusia? Berikut penjelasan singkat mengenainya.
Sebuah masyarakat yang memiliki kesamaan kebudayaan akan memiliki tingkat kesadaran akan kesehatan yang berbeda-beda, dalam konteks inilah ilmu antropologi mencoba memahami dan mengkaji perbedaan tersebut secara ilmiah. Antropologi kesehatan mempelajari tentang bagaimana suatu masyarakat memandang konsep kesehatan dan melakukan praktek-praktek keseharan secara alami serta turun temurun dari suatu generasi ke generasi. Antropologi kesehatan menjelaskan secara mendalam tentang hubungan timbal balik antara lingkungan dan budaya masyarakat yang mempengaruhi kesehatan yang dilihat dari segi-segi fisik, jiwa, dan sosial serta perawatannna masing-masing antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial keseluruhannya.
Foster dan anderson mendefinisikan antropologi kesehatan adalah suatu disiplin biobudaya yang memperhatikan aspek-aspek biologis dan budaya berkenaan dengan perilaku manusia, khususnya bagaimana cara kedua aspek ini berinteraksi sehingga berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit.[1]
Dalam antropologi kesehatan dikenal konsep sehat, sakit, dan penyakit. Definisi penyakit dipengaruhi oleh budaya yang berlaku dalam masyarakat, dimana dalam kebudayaan terdapat proses adaptasi manusia dengan lingkungan. Konsep ini digunakan dalam hal menghadapi perbedaan dalam sistem pengetahuan yang disebabkan oleh kebudayaan yang berlainan. Konsep sehat, sakit dan penyakit terbagi atas definisi tradisonal dimana masih erat kaitannya dengan magi yang irasional dan erat dengan masyarakat non industri serta berhubungan dengan resiprositas. Definisi modern yang rasional dan empirik pada masyarakat industrial yang kapitalis. Dalam konsep sehat, sakit dan penyakit dikenal relativisme budaya dimana tidak ada yang lebih besar dan tinggi dibandingkan yang lainnya.
Sakit secara medis adalah keadaan dimana seorang pasien mengalami gangguan metabolisme, virus dan bakteri. Sementara sakit secara kultural dimaa seorang anggota masyarakat tidak dapat menjalankan fungsi dan peran karena gangguan fisik atau psikis. Sakit dalam masyarakat tradisional merupakan alat pengikat solidaritas kelompok, contohnya jika seorang anggota kelompok mengalami peristiwa sakit maka sebagian atau seluruh anggota masyarakat akan turut andil dalam upaya penyembuhannya entah itu sekedar menengok atau mengobatinya. Dalam antropologi kesehatan harus dibedakan antara disease yaitu diagnosa secara medis dan illness yaitu sakit secara kultural berdasarkan persepsi masyarakat dengan latar sosial budaya serta lingkungan.
[1] Foster, Anderson. 2006. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press.
Inti dari mempelajari antropologi kesehatan apa fat? jelasin dong 😀
terimakasih mbak arum.
antropologi kesehatan mempelajari tentang kesehatan dilihat dari perspektif antropologi
ditunggu postingan artikel selanjutnya 🙂
trmaksh buat ilmunya kakak
artikelnya bagus, menambah wawasan
Lanjutkan kaka
kereen banget patma. bermanfaat karena aku gak ikut ankes hehe