Analisis Mengenal Gender

 

Salam Ceria…

Generasi Muda Berprestasi…

Dalam postingan kali ini, Saya akan mempublikasikan tugas Semester 2 dalam mata kuliah “Sosiologi Indonesia.” Tugas tersebut membahas tentang analisis pada berita tertentu yag berkaitan dengan gender. Sebagai penambah wawasan saja, Silahkan lebih lanjut di baca tulisan dibawah ini.

Contoh Artikel yang Sesuai Dengan Tema (Ini Dia Gojek Wanita yang Bawa Anak)

Selasa, 24 November 2015 11:59

Jessi Carina

Driver Go-Jek bernama Wiwin Sulistyowati yang sering membawa anaknya, Muhammad Alwi, ketika menerima penumpang.<

/p>

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA — Beberapa hari ini, media sosial diramaikan dengan posting-an soal pengemudi Go-Jek wanita yang menerima penumpang sambil membawa anaknya.

Pengemudi tersebut bernama Wiwin Sulistyowati dan anak yang digendong bernama Muhammad Alwi (1,5).

Awalnya, Wiwin tidak menyangka ada salah seorang penumpang yang memotret dirinya dan Alwi lalu mengunggahnya di media sosial.

Tiap menerima penumpang, dia sengaja memohon kepada penumpang untuk memaklumi kondisinya.

“Saya sudah tiga bulan ini jadi driver Go-Jek dan saya bangga. Terpaksa saya bawa Alwi karena ketidakmampuan saya membayar orang untuk jaga Alwi,” kata Wiwin yang ditemui Kompas.com di Cinere, Depok, Selasa (24/11/2015).

“Saya selalu mohon-mohon tiap ketemu customer. Saya bilang maaf saya bawa bayi, minta tolong jangan diaduin ya,” ujar Wiwin yang mengenakan jilbab biru sambil menggendong Alwi.

Dia bersyukur penumpang banyak yang memaklumi kondisi dirinya.

Analisis contoh kasus Gender

          Faktor ekonomi yang sekarang ini semakin sulit dan semakin mahal untuk mencukupi kebutuhan hidup kita baik primer maupun sekunder menyebabkan banyak sekali orang yang melakukan pekerjaan diluar kodratnya. Contohnya pekerjaan yang di lakukan oleh ibu Wiwin Sulistyowati yang terpaksa menjadi Tukang Ojek Online (Go-Jek) untuk mencukupi kehidupannya dengan membawa anak laki-lakinya yang masih balita bernama Muhammad Alwi. Kondisi ini juga dilatar belakangi karena beliau ditinggal suaminya yang seharusnya bertugas dan bertanggung jawab dalam keluarganya yakni mencari nafkah untuk sang istri dan anaknya tetapi malah pergi meninggalkan beliau dan anaknya. Demi meneruskan kehidupannya, beliau rela mengerjakan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh kaum laki-laki. Beliau juga bekerja dengan membawa anaknya karena beliau tidak mampu untuk membayar orang lain untuk mengurus anaknya selagi beliau bekerja. Meskipun pekerjaannya tidak umum di kerjakan oleh kaum perempuan,namun pekerjaan beliau masih dapat di terima oleh masyarakat.

          Adanya faktor ekonomi yang melatar belakangi kehidupan ibu Wiwin yang semakin sulit menjadikan beliau melakukan peran sebagai seorang ibu sekaligus ayah untuk anaknya. Beliau yang kodratnya sebagai ibu rumah tangga yang seharusnya tidak bekerja diluar rumah layaknya laki-laki namun karena faktor tersebut beliau harus mengubah perannya dan rela melakukan pekerjaan yang tak sesuai kodratnya

Pengertian Gender

Gender adalah peran-peran sosial yang di konstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab dan kesempatan laki-laki dan perempuan yang di harapkan masyarakat agar peran-peran sosial tersebut dapat dilakukan oleh keduanya (laki-laki dan perempuan). Gender bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan.oleh karena itu, gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur , ketentuan sosial dan budaya di tempat mereka berada.

Dengan kata lain gender adalah pembedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran,fungsi,hak,kewajiban dan perilaku yang dibentuk oleh ketentuan sosial dan budaya setempat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan gender adalah sebagai berikut :

  • Konstruksi/bentuk sosial
  • Tidak di miliki sejak lahir
  • Biasa dibentuk/biasa berubah
  • Dipengaruhi tempat,waktu,suku,status sosial,budaya dan pemahaman agama,negara ideologi,politik dan hukum serta ekonomi

Alasan Gender menjadi Perhatian

Banyak sekali dari masyarakat yang belum memahami bahwa gender adalah suatu konstruksi budaya tentang peran sosial dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Kondisi demikian mengakibatkan kesenjangan peran sosial dan tanggung jawab sehingga terjadi diskriminasi, baik diskriminasi terhadap laki-laki dan perempuan. Hanya saja bila dibandingkan, diskriminasi terhadap perempuan kurang menguntungkan daripada terhadap laki-laki.

Perempuan yang jumlahnya lebih besar daripada laki-laki di dalam bidang pembangunan belum mampu memberikan sumbangan yang positif. Padahal jumlah pnduduk peempuan yang besar merupakan potensi pembangunan, bila kualitas peran dan kedudukanya ditngkatkan. Beberapa ketidakadilan dan diskriminasi gender serta kondisi-kondisi perempuan yang mempengaruhi peningkatan peran dan kedudukan perepuan dalam pembangunan. Berikut adalah sebab-sebab mengapa Gender menjadi perhatian:

  1. Ketidakadilan dan diskriminasi Gender

Berbagai perbedaan peran dan kedudukan antara laki-laki dan perempuan baik secara langsung berupa perlakuan atau sikap maupun tidak langsung berupa dampak suatu peraturan perundang-undangan maupun kebijakan telah menimbulkan berbagai ketidakadilan yang telah berakar dalam sejarah,adat,norma atau struktur masyarakat.

Ketidakadilan ini di karenakan adanya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk yang tidak hanya menimpa kaum perempuan saja tetapi juga lelakinya. Namun secara menyeluruh ketidakadilan gender dalam berbagai kehidupan ini lebih banyak menimpa kaum perempuan.

  1. Kondisi perempuan Indonesia saat ini

Menurut Human Development Report tahun 1999 , Indonesia berada pada peringkat 105 dan 174 negara dengan tolak ukur yang mencerminkan pendidikan,pendapatan,dan kesehatan dasar. Demikian pula gender empeworment measure yang mengevaluasi kemajuan suatu bangsa dalam memajukan perempuan dalam bidang ekonomi dan politik , Indonesia menduduki peringkat 70 dengan nilai 0,365.

Dinyatakan pula dalam laporan itu bahwa visi yang menjadi inspirasi hubungan gender pada abad 21 adalah orde dunia baru yang menjamin persamaan penuh dalam kesepakatan antara perempuan dan laki-laki sebagai konsep dasarnya.

  1. Masalah gender dalam bidang politik,ekonomi, sosial dan budaya

Ketimpangan gender (gender inequality) merupakan kendala dalam pencapaian kesamaan kedudukan perempuan dengan laki-laki sebagai mitra sejajar. Keadaan politik dan ekonomi dunia akan sangat mempengaruhi keadaan politik,ekonomi,sosial budaya serta pertahanan dan keamanan di indonesia. Perubahan yang terjadi dalam segala aspek kehidupan akan berpengaruh juga secara timbal balik pada sikap,perilaku, serta peranan laki-laki dan perempuan dalam keluarga sebagai unit terkecil masyarakat.

Kesetaraan Gender di Indonesia

Dalam kondisi masyarakat Indonesia saat ini di pandang telah berlangsung kesenjangan gender di berbagai sektor . kesenjangan gender pada sektor ekonomi , pendidikan dan ketenagakerjaan penyebabnya ibarat lingkaran setan , karena masalah yang satu mengakibatkan terjadinya masalah yang lain . dengan kata lain apabila telah terjadi kesenjangan gender pada sektor pendidikan , maka akan mengakibatkan terjadinya kesenjangan pada sektor ketenagakerjaan ,selanjutnya mengakibatkan terjadi kesenjangan ekonomi

Apabila jumlah perempuan yang berpendidikan lebih sedikit di bandingkan jumlah laki-laki, maka perempuan yang terserap dalam lapangan pekerjaan tertentu jumlahnya makin sedikit . akibatnya perempuan lulusan pendidikan yang mampu mengakses ke sektor ekonomi juga semakin kecil .demikian pula di dalam keluarga , anak dari keluarga yang kurang beruntung secara ekonomi akan bersaing dengan saudaranya yang laki-laki .biasanya anak laki-laki menjadi prioritas untuk melanjutkan sekolah dan bagi perempuan yang tidak sekolah ,maka yang bersangkutan akan menjadi tenaga kerja berpendidikan rendah akibatnya akan mendapatkan upah yang juga murah . lebih parah lagi bagi perempuan yang masih buta huruf , sehingga yang bersangkutan akan lebih sulit untuk mengakses lapangan kerja , terpaksa bekerja di sektor pertanian tradisional .

DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, ace. 2004. Keseteraan Gender. PT Genesindo : Bandung.

Supiandi,dkk. 2001. Modul 2 Bagaimana Mengatasi Kesenjangan Gender. BPKB : Jakarta.

https://sumsel.tribunnews.com/2015/11/24/ini-dia-gojek-wanita-yang-bawa-anak

 

Tulisan ini dipublikasikan di Artikel Kuliah Sosiologi & Antropologi. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: