Narasumber
Oleh Agung Kuswantoro
Menjadi “profesi narasumber”, sejatinya, bukanlah cita-cita utama. Saya mengikuti “alur” hidup saya yang telah “digariskan” oleh Allah SWT. Guru adalah satu profesi yang diinginkan oleh Ibu saya. Saya ikuti saja petunjuk/keinginan orang tua. Setelah jadi guru, berkembanglah menjadi dosen. Namun, ada proses “tambahan” dalam kelanjutannya yaitu menjadi: narasumber.
Menjadi narasumber dalam sebuah acara/kegiatan, tetap saya menikmatinya. Pastinya, ketika menjalani profesi narasumber harus mendapatkan izin dari pimpinan saya (Rektor/Dekan).
Bukan berarti saya menjalani profesi narasumber memiliki honor yang banyak. Tetapi, lebih cenderung pada “pengabdian” atas ilmu yang ada dalam diri saya untuk disalurkan kepada khalayak/masyarakat.
Adapun khalayak/audience/peserta acara dengan saya sebagai narasumber adalah masyarakat, siswa, dan guru. Jadi, kedudukan saya sebagai narasumber, lebih cenderung transfer knowledge/menyalurkan ilmu atas temuan saya dalam penelitian.
Dalam hati saya, saya menjalani profesi narasumber, tidaklah selamanya hingga tua. Pasti ada batasnya. Selama saya bisa/mampu, maka saya bersedia/sanggup menjalankan profesi narasumber.
Saya menyadari bahwa profesi narasumber, bukanlah profesi wajib saya. Profesi wajib saya, tetaplah dosen. Profesi dosen, saya pilih dalam hidup saya. Insya Allah hingga status pensiun. Semoga saya tetap bisa istikamah dalam berkarya sebagai dosen dan (tetap) menjadi “narasumber” atas karya saya, dimana saya sebagai dosen untuk disalurkan/transfer kepada masyarakat. []
Ditulis di pesawat dalam penerbangan Solo – Denpasar jam 08.20 – 08.40 Wib, 15 November 2023.
Recent Comments