Archive for the Category ◊ Uncategorized ◊

• Friday, August 23rd, 2024

Rukun-Rukun Yang Wajib Tuma’’ninah
Oleh Agung Kuswantoro

Rukun-rukun yang diwajibkan tuma’ninah didalamnya, ada empat: rukuk, I’tidal sujud, dan duduk di antara dua sujud.

Adapun yang dimaksud tuma’ninah, yaitu tenang atau tidak bergerak setelah bergerak, dengan sekiranya semua anggota badan sudah menetap pada tempat, kira-kira seukuran bacaan subhanallah.

Semarang, 21 Agustus 2024/16 Safar 1446. Catatan: materi pernah disampaikan dalam kajian kitab Safinatunnajah pertemuan ke-17 (12 Agustus 2024/7 Safar 1446).

• Thursday, August 22nd, 2024

Saktah Dalam Bacaan Sholat
Oleh Agung Kuswantoro

Saktah (berhenti sebentar) dalam bacaan-bacaan sholat ada enam:

  1. Antara takbiratul ihram dan doa iftitah.
  2. Antara doa iftitah dan baca ta’awwudz.
  3. Antara membaca fatihah dan membaca ta’awwudz.
  4. Antara membaca amin dan akhir Fatihah.
  5. Antara membaca amin dan membaca surat.
  6. Antara membaca surat dan rukuk.

Semarang, 21 Agustus 2024/16 Safar 1446. Catatan: materi pernah disampaikan dalam kajian kitab Safinatunnajah pertemuan ke-17 (12 Agustus 2024/7 Safar 1446).

• Wednesday, August 21st, 2024

Haram Melakukan Salat Sunah
Oleh Agung Kuswantoro

Haram mengerjakan salat-salat sunah yang tidak punya sebab yang mendahului dan tidak punya sebab yang menyertai. Adapun waktu yang haram untuk salat ada lima:

  1. Ketika matahari terbit hingga setinggi tombak;
  2. Ketika istiwa’ kecuali hari Jum’at, hingga matahari condong ke barat;
  3. Ketika matahari kekuning-kuningan (akan terbenam) hingga matahari terbenam;
  4. Setelah mengerjakan salat asar hingga matahari terbenam;
  5. Sehabis salat subuh hingga matahari terbit.

Semarang, 21 Agustus 2024/16 Safar 1446. Catatan: materi pernah disampaikan dalam kajian kitab Safinatunnajah pertemuan ke-17 (12 Agustus 2024/7 Safar 1446).

• Saturday, August 17th, 2024

Kemerdekaan
Oleh Agung Kuswantoro

Allah berfirman:

“Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam kesusahan.” (Qs. Al-Hasyr:9).

Artinya: orang-orang Anshar mengutamakan orang-orang Muhajirin atas diri mereka sendiri untuk memurnikan dari apa yang mereka keluarkan.

Besok (17 Agustus) bangsa Indonesia merayakan hari Proklamasi Kemerdekaan yang ke-79. Adapun tema hari kemerdekaan tahun 2024 adalah: “Nusantara Baru Indonesia Maju”.

Asal Kata

Dalam Kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyah karya Abul Qosim Abdul Karim Hawazin al Qusyairi an Naisaburi ada bab/kajian mengenai hurriyah. Yang bermakna bebas/Merdeka. Ada kata lain yang serupa dengan makna merdeka selain al-Hurriyah yaitu Al Istiqlal dan al-Hurrun. Hurrun: Merdeka, hurriyah: hari Merdeka. Berasal dari kata harro-yahurru. Hurroton: kemerdekaan.

Makna Merdeka

Ibnu Abbas r.a. menuturkan sabda Rasulullah Saw. yang mengatakan: “Sesungguhnya seseorang dari kalian mencukupkan dengan apa yang menjadi kepuasan nafsunya, sampai menjadi empat hasta dan satu jengkal serta segala perkara kembali pada pamungkasnya.”

Hadist ini disebutkan dalam Kanzul ‘Ummul 3/296 nomor 7123 diriwayatkan Ibnu Lal dari Ibnu Mas’ud.

“Kemerdekaan/Kebebasan adalah ketiadaan hamba di bawah penghambaan makhluk-makhluk. Ada juga yang mengartikan berpaling dari segala hal dan menghadap pada Dzat Yang mempunyai segala hal. Pendapat lain mengartikan ketiadaan selain Allah masuk ke dalam hatimu. Semua definisi ini saling berdekatan arti. Kebebasan adalah maqam keagamaan yang dipuji dan dicari.

Hakikat Merdeka

Ustaz Asy-Syaikh mengatakan, “Sesungguhnya makna kemerdekaan/kebebasan” dibatasi dalam ketiadaan seorang hamba.

Di bawah pengaruh perbudakan makhluk; tidak dikendalikan penguasa yang mengatur alam (raja-raja atau presiden); dan tanda sahnya kemerdekaan dibuktikan dengan keguguran sifat yang membedakan dari hatinya di antara hal-hal (yang menjadi pilihannya). Baginya semua positif yang menghadangnya adalah sama.”

Allah berfirman kepada Nabi-Nya Saw: “Dan sembahlah Tuhanmu hingga keyakinan mendatangimu.” (Qs. Al-Hijr:99). Yakni, kematian. Penafsiran ini lebih disepakati pada ahli tafsir.

Tanda kemerdekaan bagi seorang hamba di antaranya adalah ketiadaan hatinya di bawah penghambaan makhluk, kepentingan-kepentingan dunia, dan tujuan-tujuan akhirat. Dirinya adalah dirinya. Tidak satu pun keduniaan yang sifatnya sementara yang memperbudaknya, tidak juga keinginan, angan-angan, permintaan, tujuan, harapan, dan bagian atau keuntungan. Dirinya bebas dari semua itu. Dalf Asy-Syibli pernah ditanya, “Tidakkah engkau tahu bahwa Dia Dzat Yang Maha Pengasih?” Lalu dijawab, “Benar, semenjak saya mengetahui sifat kasih sayang-Nya, saya tidak lagi meminta-Nya supaya mengasihi saya. Maqam kemerdekaan adalah amat mulia.

Musuh
Musuh untuk meraih merdeka adalah hawa nafsu. Nafsu bisa bersumber dari dalam diri sendiri (internal) dan musuh di luar diri sendiri (eksternal). Musuh dalam diri sendiri adalah keinginan yang berlebihan. Misal: sudah memiliki barang satu, nafsunya masih kurang untuk menambahkan barang tersebut menjadi dua hingga hitungan berikutnya. Musuh dari luar diri sendiri adalah bersumber dari luar seperti teman atau gaya hidup (baca: hedon). Seperti: pergaulan yang selalu menampilkan harta benda. Teman-temannya mempengaruhi gaya hidup yang bermewah-mewahan. Belum lagi, masalah jabatan atau status yang bergengsi dalam masyarakat.

Abul Abbas as-Sayyari berkata, “Seandainya salat tanpa bacaan Al-Qur’an sah, maka sah juga gubahan syair ini:

Saya mengangan-angankan suatu kondisi
berada dalam suatu zaman
yang engkau melihat dua biji mata saya
adalah kemerdekaan yang terbit

Memberi Pelayanan
Ketahuilah, sesungguhnya sebagian besar kebebasan terdapat dalam pemberian pelayanan pada orang-orang fakir. Saya mendengar Syaikh Abu Ali Ad-Daqaq mengatakan: ”Allah mewahyukan Nabi Dawud a.s: Jika kamu melihat-Ku dengan pencarian, maka jadilah kamu pelayan-(Ku).” Rasulullah bersabda: “Tuan suatu masyarakat adalah yang menjadi pelayan mereka.”

Yahya bin Mu’adz mengatakan , “Anak-anak dunia adalah orang-orang yang dilayani para budak dan pelayan. Anak-anak akhirat adalah orang-orang yang dilayani kelompok orang bebas dan baik.”

Ibrahim bin Adham mengatakan,”Sesungguhnya kebebasan yang mulia adalah keluar dari dunia sebelum keluar (mati) darinya.” Dia juga mengatakan, “Janganlah berkawan kecuali dengan orang bebas yang mulia. Mendengarlah dan jangan berbicara.”
Mari pahami makna merdeka secara Bahasa & penjelasan Merdeka dari sisi tasawuf, tanda orang yag Merdeka, musuh dari Merdeka, dan cara mendapatkan kemerdekaan.

Simpulan

  1. Kemerdekaan adalah ketiadaan hamba di bawah penghambaan makhluk-makhluk.
  2. Tanda kemerdekaan bagi seorang hamba di antaranya adalah ketiadaan hatinya di bawah penghambaan makhluk, kepentingan-kepentingan dunia, dan tujuan-tujuan akhirat.
  3. Sebagian besar kemerdekaan terdapat dalam pemberian pelayanan pada orang-orang fakir

Ditulis di Rumah, jam 15.15 – 14.40 Wib (Semarang, 11 Agustus 2024/6 Sofar 1446) dan diedit jam 09.00-09.15 Wib (14 Agustus 2024/9Sofar 1446)

Sumber: Kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyah

• Friday, August 16th, 2024

Menghormati Guru
Oleh Agung Kuswantoro

Dalam kitab Ta’lim muta’allim diterangkan “sebab guru yang mengajarmu satu huruf yang kamu butuhkan dalam agama, dia ibarat bapakmu dalam agama.”

Imam Asy-Syairazy berkata, “Guru-guruku berkata: “Barangsiapa yang ingin anaknya menjadi orang alim, maka dia harus menghormati para ahli fiqih. Dan, memberi sedekah pada mereka. Jika ternyata anaknya tidak menjadi alim, maka cucunya yang akan menjadi orang alim.”

Termasuk menghormati guru ialah hendaknya seorang murid tidak berjalan di depannya, tidak duduk di tempatnya, dan tidak memulai bicara padanya kecuali dengan ijinnya.

Ditulis di Rumah, jam 14.45 – 14.52 Wib.
Semarang, 11 Agustus 2024/6 Sofar 1446

• Wednesday, August 14th, 2024

Ingin Belajar Akhlak, Nyantrenlah!
Oleh Agung Kuswantoro

Adalah Syamsul Ma’arif penulis buku “Pesantren vs Kapitalisme Sekolah” yang mengajarkan kepada saya agar akhlak menjadi perhatian dalam proses pendidikan. Salah satu tempat untuk proses belajar akhlak adalah pesantren.

Keunggulan pesantren adalah sosok pengasuh dan ajaran-ajarannya. Sosok pengasuh – biasa disebut – dengan nama kiai. Kiai menjadi sosok sentral utama dalam seluruh pesantren. Akhlak kiai menjadi teladan santri. Ingin melihat akhlak yang baik, maka lihatlah kiai di pesantren. Apa pun, tindak tanduk kiai, santri akan meneladaninya.

Ajaran-ajaran yang disampaikan oleh kiai dalam pesantren berisikan nilai-nilai akhlak mulia dalam kehidupan kiai pasti berilmu, sehingga kiai mampu menyampaikan pesan/ilmu kepada santri dan masyarakat.

Ajaran-ajaranya, pasti bersumber dari al Qur’an, hadist, dan kitab-kitab. Akhlak menjadi tujuan dalam pembelajarannya, sehingga ingin belajar akhlak yang berdasarkan ilmu, maka datanglah ke pesantren. Terlebih yang mengajarkan adalah kiai. Semoga, kita menjadi diri yang mencintai al Qur’an, hadist, ilmu dan taat kepada kiai. []

Ditulis di Rumah, jam 14.35 – 14.43 Wib.
Semarang. 11 Agustus 2024/6 Sofar 1446

• Wednesday, August 14th, 2024

Memiliki Waktu
Oleh Agung Kuswantoro

Saya mengamini isi buku “Teknik Penulisan Karya Ilmiah” karya Prof. Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M.Si, MCE yang mengatakan bahwa untuk dapat menulis buku ada beberapa syarat. Adapun syarat terakhir yang dikemukakan oleh Prof. Deni adalah memiliki waktu luang dalam mendapatkan inspirasi penyempurnaan seluruh karya buku. Penekanannya adalah waktu luang.

Pengalaman saya bahwa dalam dunia tulis-menulis membutuhkan waktu khusus untuk bisa menulis. Dulu, sewaktu saya menulis disertasi, hampir tiap malam bergadang dari jam 20.00 – 01.00 Wib. Mengapa menulisnya malam hingga larut malam? Karena pagi hingga sore bekerja. Lalu, apa yang saya tulis/tema/pesannya adalah bidang yang saya tekuni. Jadi, tidak mungkin atau peluangnya kecil untuk meminta tolong orang lain menyelesaikan disertasi saya tersebut.

Ya, saya nikmati saya. Jadi, memang menulis itu butuh waktu. Dan, tidak bisa meminta tolong orang lain untuk menuliskan apa yang ingin kita tulis. Nanti hasilnya akan penulis banget. Istilahnya, tulisannya Agung banget atau gue banget.

Yuk, kuatkan tekat untuk menulis. Terlebih jika akan menulis sebuah buku dibutuhkan konsep dan proses yang baik. Sabar agar hasilnya bisa dinikmati/dibaca oleh orang lain. []

Ditulis di Bandara Soekarno Hatta 1 Agustus 2024/26 Muharrom 1446 jam 16.19 – 16.28 Wib.

• Tuesday, August 13th, 2024

Dalam Hati (Masih) Semangat Membuat Tempat Kajian
Oleh Agung Kuswantoro

Beberapa tahun lalu, saya – dibantu istri dan teman-teman – memiliki madrasah. Alhamdulillah bisa diterima masyarakat hingga 7 tahun. Namun, seiring berjalannya waktu, kami mengalami kendala, sehingga madrasah itupun, vakum/tidak aktif lagi. Setelah mencoba untuk membangkitkan lagi melalui kajian Islami melalui kajian Safinatunnajah dan Sekolah Akhlak. Alhamdulillah keberadaan dua kajian tersebut, hingga sekarang masih hidup.

Mohon doanya, agar kami tetap istikomah bersemangat mengaji ilmu dari kitab-kitab para ulama. Kedepannya, memiliki gedung dan pendidikan nonformal yang diakui oleh pemerintah. Amin. []

Ditulis di Hotel Fave Bogor. 31 Juli 2024/25 Muharrom 1446 jam 18.35 – 18.37 Wib.

• Tuesday, August 13th, 2024

https://www.youtube.com/watch?v=M0SrSscBKvQ Rekaman kajian semalam. Semoga bermanfaat.

• Sunday, August 11th, 2024

Kesepakatan Penulis
Oleh Agung Kuswantoro

Ada point menarik saat Dr. dr. Cipta Pramana, Sp OG(k) dalam webinar: “tips publikasi karya ilmiah” yaitu kesepakatan penulis. Dr. Cipta mengistilahkan dengan konsep “kolaborasi”. Kolaborasi dimaknai dengan kesepakatan penulis. Dimana isinya: siapa penulis pertama, siapa penulis kedua, siapa yang mengerjakan pendahuluan, siapa yang mengolah data, siapa yang submit, siapa yang merevisi, dan siapa yang akan mengambil data. Jangan sampai ada nama penulis yang tertinggal dalam artikel yang dipublikasikan. Itulah makna kolaborasi/kesepakatan antar penulis. []

Ditulis di Hotel Luminor, Bogor. 31 Juli 2024/25 Muharrom 1446 jam 14.40 – 14.45 Wib.