hallo teman-teman…
Kali ini penulis akan membahas mengenai “Laporan Hasil Observasi Mengenai Kehidupan Masyarakat Perkotaan Di Kabupaten Grobogan”. Dimana materi tersebut berada di dalam mata kuliah Sosiologi Perkotaan yang penulis tempuh ketika Semester 4 lalu. Tugas observasi mengenai Laporan Hasil Observasi Mengenai Kehidupan Masyarakat Perkotaan Di Kabupaten Grobogan tersebut bertujuan untuk menambah pemahaman mengenai mata kuliah Sosiologi Perkotaan yang penulis tempuh. Semoga bermanfaat….
Pengertian Sosiologi Perkotaan
Dalam pembahasan ini, penulis mengambil pengertian sosiologoi menurut Soeryono Soekanto yang dikutip dari buku Pengantar Ilmu Sosial (2010) mengatakan bahwa :
“sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia baik dalam kelompok maupun dalam masyarakat. Sosiologi memusatkan perhatian terhadap segi-segi kemasyarakatan yang sifatnya umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Pitirin Sorokin, pengertian sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, seperti gejala agama, gejala moral, gejala ekonomi, dan gejala keluarga. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala nonsosial, seperti gejala geografis dan biologis. Serta ciri umum semua jenis gejala sosiallainya.
Berdasarkan beberapa pengertian sosiologi dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiologi merupakan suati ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia didalam kelompok dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial.
Pengertian kota menurut Max Weber, ia mengatakan bahwa kota merupakan suatu tempat yang dapat dikatakan sebagai kota apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Jadi menurut Max Weber, ciri kota adalah adanya pasar, dan sebagai benteng, serta mempunyai sistem hukum dan lain-lainnya, dan bersifat kosmopolitan. Sedangakan menurut Karl Marx dan F.Engels, mereka berpendapat bahwa kota sebagai persekutuan yang dibentuk\untuk melindungi hak milik dan untuk memperbanyak alat-alat produksi dan alat -alat yang diperlukan agar anggota masing-masing dapat mempertahankan diri. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dan dibentuk untuk melindungi hak milik untuk memperbanyak alat-alat produksi dan alat-alat yang diperlukan agar anggota masing-masing dapat mempertahankan diri.
(www.ssbelajar.net/2012/12/pengertian-dan-ciri-ciri-kota.html?m=1)
Setelah memahami apa yang dimaksud dengan sosiologi dan kota berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi perkotaan merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan aspek sosialnya, yakni hubungan atau interkasi manausia dengan lingkungannya dalam sebuah daerah perkotaan. Dalam sosiologi perkotan yang dipelajari antara lain menegenei pola hubungan atau gaya hidup dalam masyarakat,mata pencaharian hidup, permasalah yang terjadi dalam masyarakat perkotaaan dan cara menyeleseikan permasalahan tersebut.
Sejarah Berkembangnya Kota Grobogan
Kabupaten Grobogan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, ibukotanya adalah Purwodadi. Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terbesar kedua setelah Cilacap. Nama Grobogan berasal dari kata grobog yang berarti tempat menyimpan segala sesuatu. Hal tersebut terjadi karena, saat Sunan Ngundung pulang dari pertempuran di kerajaan Majapahit dan pulang ke Demak dengan membawa grobok untuk membawa pusaka dan perhiasan tertinggal disuatu tempat. Peristiwa tersebut sangat mengesankan Sunan Ngundung, sebagai kenangan tempat tersebut di beri nama Grobogan, yaitu tempat grobog tertinggal. Secara administratif kabupaten Grobogan lahir pada 4 Maret 1726.
Dalam perkembangannya, Grobogan merupakan suatu daerah yang sederhana kemudian mulai berkembang melalui penyusunan bentuk organisasi baik dalam bidang pemerintahan maupun bidang politik yang masih dalam taraf terbatas dan sangat sederhana. Dari situlah, menjadi tolak ukur bagi masyarakatnya untuk berjuang demi perkembangan serta kemajuan daerah tersebut, menjadi simbol penyemangat bagi masyarakatnya untuk selalu bersatu dan berjuang bersama-sama demi mewujudkan kota Grobogan yang lebih maju, menuju pada masyarakat yang adil, damai dan sejahtera, selain itu mampu bersikap secara demokratis, agamis dan mampu berdaya saing secara jujur. Mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Sebagaimana julukan kota Grobogan yaitu kota sawah dan kota tani. Lahan pertanian masih terbentang luas di daerah Grobogan meskipun banyak dari sebagian lahan tersebut yang telah beralih menjadi lahan pabrik dan perumahan. Ada pula beberapa masyarakat Grobogan yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, karena terdapat sebuah waduk yaitu waduk Kedung Ombo yang dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk mencari ikan dan juga dijadikan tempat wisata oleh pemerintah. Di waduk tersebut juga terdapat banyak pedagang yang menjajakan daganganya yang berupa ikan hasil tangkapan dari waduk tersebut.
Seiring dengan kemajuan zaman, banyak dibangun fasilitas-fasilitas umum dan sarana prasarana yang ditujukan untuk kesejahteraan masyakat. Pemusatan pembangunan dilakukan di Purwodadi yang merupakan ibukota kabupaten Grobogan. Mulai dari pusat pemerintahan, kesehatan, pendidikan, serta fasilitas-fasilitas lainya yang lebih modern dibandingan fasilitas yang ada di desa-desa. Dewasa ini banyak dari masyarakatnya yang tidak hanya mengandalkan alam dalam mempertahankan hidupnya, banyak dari mereka yang telah mengembangkan ide kreatifnya dimulai dari pembukaan industri rumahan secara sederhana yang kemudian berkembang menjadi pesat. Apabila dilihat dari segi mata pencaharian masyarakat di kota Grobogan, yang awalnya homogen sekarang ini menjadi heterogen, karena mereka mempunyai aktivitas dalam mempertahankan hidupnya dengan cara yang berbeda-beda. Yaitu dalam pekerjaannya tidak hanya sebagai petani dan nelayan saja, namun telah bervariasi yakni ada yang menjadi guru, polisi, dokter, perawat, bidan, pedagang, buruh pabrik, dan lain sebagainya.
Selain hal-hal diatas, di Grobogan banyak didirikan pabrik-pabrik yang dapat menampung tenaga kerja dari masyarakat Grobogan itu sendiri. Sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Grobogan. Adanya pusat industri tersebut juga mempengaruhi pola hidup masyarakat sekitar. Perubahan pola hidup tersebut terjadi karena modernisasi yang terus menerus berkembang. Masyarakat memiliki pemikiran yang lebih raional dibandingkan dengan zaman dahulu ketika Grobogan belum di masuki oleh perindustrian. Namun, meskipun pola hidup dan pola pikir masyarakat berubah menjadi lebih modern dan lebih maju, tidak menghilangkan rasa kekeluargaan yang dimiliki masyarakat Grobogan terhadap masyarakat lain.
Kehidupan Masyarakat Kabupaten Grobogan ditinjau dari beberapa aspek
Perkotaan dipandang sebagai pusat dari semua aspek maupun bidang dalam kehidupan, antara lain : bidang agama, bidang politik, bidang pendidikan, bidang pemerintahan, dan lain sebagainya. Berikut akan dijelaskan kehidupan masyarakat di kota Grobogan menurut beberapa aspek, antara lain :
- Dilihat dari aspek sosial. Masyarakat Grobogan masih memiliki sikap kekeluargaan yang tinggi. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya modernisasi mulai mengikis sikap-sikap solidaritas yang ada pada masyarakat. Namun, Hubungan antara tetangganya masih dapat dikatakan rukun dan damai meskipun juga terdapat konflik baik secara fisik maupun batin, hal itu wajar mengingat bahwa masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai macam suku. Ras, agama, dan kebudayaan.
- Dilihat dari aspek fisik, bangunan pada kawasan tersebut letaknya saling berdekatan satu sama lain, berbeda dengan daerah pedesaan yang setiap rumah warganya memiliki pekarangan yang sangat luas. Selain dipadati oleh pemukiman penduduknya, lahan tersebut juga digunakan dalam pembangunan berbagai sarana dan prasarana serta fasilitas yang diperlukan oleh masyrakat setempat. Seperti contohnya pembangunan rumah sakit, sekolah, kantor, tempat makan, area pembelanjaan.
- Dilihat dari aspek ekonomi. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan nelayan, namun seiring perkembangan zaman dan dibangunya pabrik-pabrik. Banyak dari masyarakat yang beralih profesi sebagai buruh pabrik. Sebagian besar masyarakat juga bekerja sebagai pedagang unuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Perekonomian masyarakat yang semakin maju disetiap waktu diharapkan mampu membawa masyarakat Grobogan menuju masyarakat yang sejahtera.
- Dilihat dari aspek pendidikan, kondisi pendidikan yang berada di kabupaten Grobogan dapat dikatakan maju karena apabil dilihat dari kondisi bangunan, fasilitas sarana dan prasarana, serta kualitas pendidikan yang ada dapat terpelihara dengan baik. Pendidikan di kabupaten Grobogan ini tidak hanya bestandar nasional saja, tetapi juga ada yang berstandar internasional yakni di SMAN 1 Purwodadi. Sehingga dengan ini, banyak siswa dan siswi yang berasal dari luar kabupaten Grobogan yang bersekolah di sini.
- Dilihat dari aspek sarana pra sarana, sarana dan prasarana yang ada di Grobogan terbilang cukup memadai, pada aspek agama terdapat rumah-rumah ibadah sebagaimana semua agama yang ada di Indonesia. Pada aspek pendidikan, banyak sekali sekolah Negri yang bereputasi prestasi baik dan terakreditasi A, begitu pula sekolah swasta yang memberi fasilitas yang memadai bagi siswa didik. Pada aspek kesehatan, di Grobogan terdapat beberapa rumah sakit besar milik pemerintah dan swasta yang memiliki pelayanan baik serta biaya pelayanan yang terjangkau bagi masyarakat Grobogan itu sendiri. Untuk sarana dan prasarana lain seperti transportasi dan lain-lain sangat mempermudah kegiatan masyarakat dalam berpergian.
- Dilihat pada aspek pemerintahan, pemerintahan yang ada sudah baik karena telah mampu melakukan pelayanan bagi masyarakat,seperti halnya pelayanan administratif, pelayanan jaringan listrik, pelayanan jaringan telekomunikasi dan lain sebagainya.
Perilaku Anak Muda
Perilaku para remaja atau anak muda yang ada di Grobogan telah mengalami pergeseran, dimana pada zaman dahulu masih kental dengan unggah-ungguh jawa, namun saat ini mulai luntur akibar adanya modernisasi dan globalisasi yang mudah sekali mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan para anak muda tersebut. Daripada menggunakan bahasa jawa krama, para anak muda lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia terhadap orang-orang yang lebih tua dan dihormati, dimana dirasa lebih mudah dan tidak praktis.
Perubahan perilaku juga terjadi pada anak-anak muda terhadap kebiasaan nongkrong atau berbelanja. Mereka lebih suka berbelanja di mall daripada dipasar, dimana menurut mereka dengan berbelanja di mall dapat meningkatkan prestise dan gengsi mereka. Begitu pula dengan nongkrong, anak-anak muda di kota lebih suka menghabiskan waktu mereka di cafe, rumah makan ataupun tempat wisata daripada berkumpul dengan keluarga mereka.
Masalah Yang Dialami Masyarakat Grobogan
Masalah yang dihadapi masyarakat Grobogan hingga saat ini adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap industri-industri rumahan yang dikelola sendiri oleh masyarakat, selain itu pemerintah setempat juga kurang dalam memperhatikan dan memaksimalkan usaha pemberdayaan sumber daya alam dan manusia kabupaten Grobogan. Grobogan memiliki sumber daya alam yang melimpah pada bidang pertanian dan peternakan, dimana Grobogan menjadi produksi tertinggi sapi potong. Grobogan juga menjadi pemasok kedelai terbesar di Jawa Tengah. Selain itu ada industri mebel,genteng dan kerajinan bambu. Namun sumberdaya alam tersebut tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Masalah lain yaitu banyaknya objek wisata yang terdapat di kabupaten Grobogan yang tidak di eksplorasi oleh pemerintah. Objek wisata tersebut rusak tak terurus oleh pemerintah sehingga tidak begitu dinikmati oleh masyarakat, sehingga masyarakat lebih suka berwisata keluar daerah Grobogan.
Selain masalah diatas, ada satu lagi masalah yaitu masalah jalan raya yang rusak. Jalan di Grobogan seringkali mudah rusak meskipun belum lama diperbaiki. Pembangunan jalan yang buruk membuat jalan mudah rusak dan harus mendapatkan perbaikan disetiap tahunya. Serta pembangunan jalan yang belum merata menyebabkan terbatasnya akses masyarakatat dalam ber transportasi terlebih lagi pada daerah-daerah terpencil dan pedalaman yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah kabupaten.
DAFTAR PUSTAKA
Hardati, Puji, dkk. 2010. Pengantar Ilmu Sosial. Semarang : Widya Karya Semarang.
www.ssbelajar.net/2012/12/pengertian-dan-ciri-ciri-kota.html?m=1