Wisata Alam Kebumen

back to school - tree with education icons, vectorKabupaten Kebumen terkenal dengan wisata alamnya terutama pantai dan pegunungan. Lingkungan yang hijau dan masih jauh dari industrialisasi membuat kawasan alam di Kebumen masih terjaga. Namun, seiring berkembangnya industri pariwisata dan pertambangan batu kapur, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini daerah tersebut mengalami perubahan dari segi lingkungan fisik maupun aspek sosial-budaya masyarakatnya. Kemunculan tempat-tempat tujuan wisata telah memberikan kontribusi positif dan juga berdampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan warga sekitar. Salah satu dampak positif dari industri pariwisata ini yaitu menyediakan lapangan kerja baru bagi para warga yang tinggal di sekitar lokasi wisata yang bersangkutan. Dengan kata lain, potensi kepariwisataan di Kebumen telah berperan membangun taraf hidup yang lebih baik bagi warga sekitar. Selain dari segi mata pencaharian, lokasi wisata ini juga menjadi sarana mengekpresikan kesenian tradisional setempat agar dapat dikenal wisatawan terutama mereka yang datang dari luar wilayah. Akan tetapi, keberadaan pariwisata ini juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan seperti tercemarnya lingkungan akibat tumpukan sampah, tercemarnya sungai akibat terlalu banyak WC umum, dan timbulnya masalah-masalah sosial seperti kesenjangan pendapatan dan

Berwisata merupakan salah satu kebutuhan tersier manusia yang populer dan selalu dilakukan oleh berbagai kalangan manusia dari daerah manapun. Mengunjungi tempat wisata merupakan salah satu cara yang dilakukan manusia untuk menghibur diri, menenangkan diri, dan melepas kejenuhan yang diperoleh setelah sekian waktu menjalani rutinitas. Selain menjadi tempat kunjungan bagi para wisatawan, tempat wisata juga menjadi komoditas bagi daerah setempat sekaligus menjadi ikon yang memperlihatkan kelebihan suatu daerah tempat pariwisata itu berada. Salah satu lokasi wisata yang populer bagi para wisatawan untuk dikunjungi ketika waktu libur atau akhir pekan tiba adalah wisata alam. Kabupaten Kebumen terkenal dengan wisata alamnya terutama pantai dan pegunungan. Lingkungan yang hijau dan masih jauh dari industrialisasi membuat kawasan alam di Kebumen masih terjaga. Namun, seiring berkembangnya industri pariwisata dan pertambangan batu kapur, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini daerah tersebut mengalami perubahan dari segi lingkungan fisik maupun aspek sosial-budaya masyarakatnya. Kemunculan tempat-tempat tujuan wisata telah memberikan kontribusi positif dan juga berdampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan warga sekitar.

Berbagai keuntungan dan pengaruh negaif industri pariwisata di Kebumen terhadap warga dan lingkungan sekitar telah menjadi kelebihan dan tantangan tersendiri bagi pihak pengelola dan warga yang bermukim di sekitar lokasi wisata alam di Kebumen. Selain harus menjaga kualitas infrastruktur penunjang kepariwisataan, semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan pariwisata itu juga harus tetap memperhatikan lingkungan sebagaimana prinsip pembangunan yang berwawasan lingkunagan. Prinsip tersebut hendaknya selalu menjadi pegangan bagi semua pihak agar lokasi wisata tetap menjadi primadona yang selalu menarik perhatian para wisatawan tanpa mengesampingkan kelestarian lingkungannya. Dengan demikian, maka pengunjung akan merasa nyaman dan mau mengunjungi lokasi wisata yang bersangkutan. Lalu bagaimana pendapat atau respon warga sekitar terhadap keberadaan tempat wisata tersebut? Bagaimana baik dan buruknya dampak yang ditimbulkan dari keberadaan tempat wisata di Kebumen? Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai “POTENSI WISATA ALAM DAN PERANANNYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KEBUMEN”.

  1. Deskripsi Lokasi Kebumen

Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27′ – 7°50′ Lintang Selatan dan 109°22′ – 109°50′ Bujur Timur. Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedangkan pada bagian utara berupa pegunungan dan perbukitan yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu Selatan. Sementara itu di barat wilayah Gombong, terdapat Kawasan Karst Gombong Selatan sebuah rangkaian pegunungan kapur yang membujur hingga pantai selatan berarah utara – selatan. Daerah ini memiliki lebih dari seratus gua ber stalagtit dan stalagmit. Sungai terbesar di Kabupaten Kebumen adalah Sungai Luk Ulo, Sungai Jatinegara, Sungai Karanganyar, Sungai Kretek, Sungai Kedungbener, Sungai Kemit, Sungai Gombong, Sungai Ijo, Sungai Kejawang, dan Sungai Gebang.

Sebagian besar penduduk di daerah Kebumen memiliki mata pencaharian yang sifatnya ekstraktif (mengambil/memanfaatkan langsung hasil alam) dengan cara yang tradisional dan ramah lingkungan. Mata pencaharian yang dimaksud meliputi pertanian, perikanan, dan kepariwisataan (wisata alam). Meskipun demikian, ada juga penduduk yang berprofesi sebagai guru dan dosen. Hampir di setiap daerah banyak guru atau dosen yang berasal dari Kabupaten Kebumen, peneliti asal Australia menyebut Kebumen sebagai Pengimpor Guru bukan hanya di Indonesia bahkan banyak juga dibeberapa negara seperti Malaysia, Suriname, Belanda, Kaledonia Baru.

Kesenian di Kabupaten Kebumen memiliki kemiripan dengan kesenian khas Banyumasan. Dikutip dari pernyataan Dr. Wakit Abdullah saat mempertahankan disertasinya berjudul Kearifan Lokal dalam Bahsa dan Budaya Jawa Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen yang mengatakan bahwa kearifan lokal dalam bahasa dan budaya Jawa masyarakat Kebumen sebagai bagian integral dari bahasa dan budaya Jawa Banyumas diidentifikasi menunjukkan ciri-ciri yang hampir sama antara tradisi Banyumas dengan tradisi di pesisir selatan Kebumen. Kesenian yang populer di masyarakat Kebumen meliputi ebeg dan lengger.

 

  1. Kepariwisataan di Kebumen

Wisata alam yang banyak dijumpai di Kebumen adalah Pantai dan Goa. Pantai yang telah dijadikan lokasi wisata meliputi pantai Ayah dan Menganti di Kecamatan Ayah, Karang Bolong dan Suwuk di Kecamatan Buayan, serta pantai Petanahan di Kecamatan Puring. Sementara untuk wisata Goa, ada Goa Jatijajar dan Goa petruk. Selain pantai dan Goa, dikebumen juga ada wisata waduk seperti wadaslintang dan waduk sempor. Untuk wisata selain alam, juga ada wisata Benteng yang bernama Benteng Van Deer Wijck yang berlokasi di Gombong. Di Kebumen juga terdapat wisata religi yaitu Makam Syeikh Anom Sida Karsa.

  1. Tanggapan Warga Terhadap Industri Wisata Alam di Kebumen

 

            Berdirinya industri pariwisata di Kebumen direspon baik oleh warga sekitar. Menurut para kalangan orang terdidik yang penulis wawancarai di lokasi wisata Goa Jatijajar, Pantai Ayah, dan Menganti mengatakan bahwa keberadaan lokasi wisata akan menambah pendapatan daerah, menambah lapangan kerja baru, membuka peluang bisnis baru, serta menjadikan lokasi keberadaan wisata yang bersangkutan menjadi terkenal di kalangan masyarakat luar wilayah. Sementara bagi orang awam yang bermukim di sekitar lokasi wisata mengakui bahwa lokasi wisata yang ada akan membantu mendapatkan pekerjaan sampingan selain menjadi petani dan nelayan. Warga menilai semakin banyak lokasi yang dibuka menjadi tempat wisata, akan semakin menambah kemakmuran suatu daerah. Mereka, dan kondisi soail-budayanya akan dikenal oleh orang luar yang berkunjung ke lokasi wisata tertentu.

  1. Peran dari Industri Pariwisata terhadap Lingkungan fisik & Sosial di Kebumen

 

Untuk mengetahui peranan kepariwisataan terhadap lingkungan fisik dan sosial, maka perlu dikaji bagaimana kontribusi dan distribusi industri Kepariwisataan yang bersangkutan guna mengetahui bagaimana dampak baik dan buruknya. Kontribusi yang dimaksud berkaitan dengan dampaknya bagi lingkungan sekitar, sedangkan distribusi berkaitan dengan bagaimana cara pengelolaannya. Kepariwisataan di Kebumen telah memberikan kontribusi terhadap ketersediaan lapangan kerja baru dan pendapatan daerah. Selain itu, keberadaan tempat wisata ini juga memberikan dampak bagi tingkat harga lahan. Masyarakat memandang sisi positifnya saja dalam menilai keberadaan wisata di daerah mereka tanpa memperhatikan bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan. Beberapa dampak negatif bagi lingkungan diantaranya meliputi tercemarnya sungai disekitar lokasi wisata karena dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir oleh pedagang jajanan dan juga pengunjung. Selain itu, banyaknya bisnis WC umum yang tidak mempunyai septikteng menyebabkan air sungai keruh.

Memang, dengan adanya tempat wisata di daerah mereka, peluang untuk membuka bisnis dan bekerja menjadi lebih tinggi. Contohnya bisnis penginapan/perhotelan, bisnis kuliner, bahkan menjadikan kesenian daerah mereka sebagai komoditas yang manifesnya dapat dilihat pada pertunjukan-pertunjukan kesenian daerah yang berkembang di sekitar wilayah pariwisata diantaranya adalah Kuda Lumping, Tari Lawet, Wayang Kulit dan Seni Calung.. Makanan khas dan kesenian daerah dapat disajikan melalui kepariwisataan yang menjadi sarananya. Sehingga kearifan lokal setempat dapat dikenal masyarakat luar yang berkunjung ke lokasi wisata. Potensi dan kegiatan produktif masyarakat sekitar objek wisata diantaranya meliputi; perdagangan, dengan berdirinya kios-kios di dalam objek wisata Kerajinan/cendera mata, seperti anyaman pandan, batik tulis, keramik, tanah liat, dan batu akik, Pramuwisata/pemandu. dan Usaha jasa foto.

Sementra dari segi distribusinya pengembangan objek wisata tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Adapun kelemahan yang diidentifikasi oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. Kelemahan yang teridentifikasi meliputi :

  1. Kurang profesionalnya aparatur dalam melaksanakan tugas pelayanan
  2. Terbatasnya jumlah karyawan/petugas yang memahami bidang kepariwisataan dan melaksanakan pelayanan/pemandu di lokasi objek wisata.
  3. Masih maraknya keberadaan pungutan liar di lokasi wisata
  4. Kurangnya kegiatan dan sarana promosi wisata

Perkembangan kawasan wisata Pantai Kartini berdampak terhadap kesenjangan sosial masyarakat setempat. Dengan demikian setelah perkembangan kawasan wisata Pantai Kartini di dalam masyarakat terjadi perbedaan status sosial, dimana masyarakat yang bekerja sektor pariwisata lebih tinggi status sosialnya dari masyarakat yang memiliki pekerjaan di sektor perikanan. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang ditegaskan oleh Wiranatha (2008) bahwa pariwisata berdampak negatif terhadap terjadinya kesenjangan pendapatan/kesejahteraan masyarakat antara pelaku pariwisata dengan masyarakat lain yang tidak bersentuhan dengan pariwisata secara langsung.

 

  1. Kesimpulan

 

            Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat diketahui bahwa keberadaan lokasi wisata direspon positif oleh masyarakat. Industri pariwisata di Kebumen memiliki dampak positif dan negatif. Kontribusi positifnya antara lain yaitu menyediakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah. Sedangkan dampak buruknya dapat dilihat pada pencemaran lingkungan akibat sampah dan sanitasi yang kurang baik. Selain bagi lingkungan, pengaruh negatif juga dapat dilihat pada masalah sosial yang berkaitan dengan pengelolaan dan pendapatan warga dimana pengelolaan wistanya masih kurang dan pendapatan warga mengalami kesenjangan.

DAFTAR PUSTAKA

Id.wikipedia.org/kebumen

Uns.ac.id/ Tradisi Pesisir Selatan Kebumen Mirip dengan Tradisi Banyumas

Lewaherilla, Niki Elistus, 2002. Pariwisata Bahari; Pemanfaatan Potensi Wilayah Pesisir dan                Lautan. Makalah Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor.

Wiranatha, Agung Suryawan., 21 Januari 2008. Pengelolaan Objek Wisata Berbasis                            Masyarakat (Debat Publik), Bali Post

           

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: