Archive for Desember 20th, 2015

Proses Globalisasi dan Strategi Mempertahankan dan Memperkuat Nilai-Nilai Budaya Indonesia (Materi Antropologi SMA Kelas XII)

Globalisasi berasal dari kata Globalisme, yakni paham kebijakan nasional yang memperlakukan seluruh dunia sebagai lingkungan yang pantas untuk pengaruh politik dengan kata lain Globalisasi adalah suatu proses terbentuknya suatu tatanan, aturan, dan sistem yang berlaku bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia, yang mana tidak mengenal adanya batas-batas wilayah; bahkan tidak mengenal aturan lokal, regional, kebijakan negara yang dapat mengurangi ruang lingkup masuknya nilai, ide, pikiran atau gagasan masyarakat yang harus dihilangkan.

Proses Globalisasi

Berbicara gobalisasai, marilah kita melihat sedikit sejarah gobalisasi, globalisasi muncul pada saat manusia mulai mengenal sistem perdagangan antar negara sekitar tahun 1000-1500M. perdagangan tersebut didominasi oleh kaum muslim di asia afrika yang membentuk jaringan perdagangan antara lain jepang, tiongkok, jerman, Vietnam, indonesia dll. Setelah itu, melalui perdagangan dilakukan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh inggris, spanyol,belanda, portugis disertai revolusi industri dan kolonialisasi. Kemudian setelah berakhirnya perang dingin, komunisme telah runtuh dan sebagai jalan terbaik untuk mewujudkan kesejahteraan dunia adalah kapitalisme yang menimbulkan pasar bebas. Dengan adanya kapitalisme menimbulkan emajuan teknologi, komunikasi dan transportasi yang sangat pesat bahkan sekat atau batas antar negara juga semakin kabur, dan dari situlah globalisasi muncul.

Globalisasi ditunjukkan sebagai semua proses yang merujuk pada penyatuan seluruh warga di dunia yang secara menglobal. Akan tetapi, globalisasi ternyata merupakan penyatuan yang bersifat semu, karena nila-nilai yang telah ada, sekarang didominasi oleh nilai-nilai asing bagi masyarakat dunia. Selain itu, hal yang cukup mendasar , ketika secara psikologis mayoritas warga dunia terkucil dari pergaulan internasional dan keterlibatan mereka hanya sebatas menjadi obyek dan bukan sebagai subyek. Read the rest of this entry »

Relativitas, Ketahanan, Inovasi dan Asimilasi Budaya (Materi Antropologi SMA Kelas XII)

Relativitas Budaya

Relativitas budaya artinya kebiasaan-kebiasaan dan pemikiran dalam suatu masyarakat harus dipandang dalam konteks masyarakat tersebut. Dengan demikian, jika kita ingin menilai kebudayaaan dari masyarakat lain, maka harus memahami kebudayaan masyarakat tersebut terlebih dahulu, sehingga baik dan buruknya penilaian terhadap masyarakat tersebut tidak tergantung pada ukuran-ukuran yang ada pada kebudayaan kita sendiri, melainkan berdasarkan ukuran-ukuran yang ada pada masyarakat tersebut. Gagasan, nilai, norma, maupun pola perilaku tertentu yang dilakukan oleh orang-orang dengan kebudayaan yang berbeda  dengan kebudayaan kita, yang mungkin terlihat aneh atau dapat dikatakan tidak masuk akal sebenarnya diaggap wajar saja pada lingkungan masyarakatnya. Begitupun juga sebaliknya.

Relativitas budaya adalah hal yang sangat penting bagi antropolog, hal ini terjadi karena dalam kehidupan sehari-hari seseorang selalu memiliki kecenderungan untuk menganggap rendah kebudayaan yang berbedaatau bertentangan denga kebudayaan orang tersebut. Hal tersebut dianggap biasa saja dan wajar dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi kebiasaan tersebut dapat berujung pada sikap etnosentrisme. Etnosentrisme sendiri adalah sikap seseorang yang menilai kebudayaan-kebudayaan lain menurut standar atau ukuran yang berlaku dalam kebudayaannya sendiri. Sikap yang seperti itu adalah salah satu penghambat untuk mewujudkan suatu relativisme budaya. Read the rest of this entry »

Karya lmiah dan Metode Penelitian Antropologi (Materi Antropologi SMA Kelas XII)

Karya Ilmiah

Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti atau dengan pengertian lain adalah, karya seorang ilmuwan yang berupa hasil pengembangan, seperti pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman,pnlti dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Tujuannya adalah agar dapat dipelajari pembaca hingga mampu mendatangkan kritik dan saran.

Metode Penelitian Antropologi

Pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Artinya, dalam penelitian antropologi dapat dilakukan melalui pengkajian secara statistik, baik dilakukan untuk mengukur pengaruh maupun korelasi antar variabel penelitian, ataupun dilakukan secara kualitatif (naturalistik). Metode penelitian antropologi yang dapat digunakan yaitu, deskriptif, komparatif, studi kasus, etnografis, dan survei. Metode dalam antropologi akan difokuskan pada metode penelitian komparatif  (kualitatif) secara rinci karena merupakan ciri khas dalam penelitian antropologi. Metode komparatif antropologi adalah metode penelitian yang mencabut unsur-unsur kebudayaan dari konteks masyarakat yang hidup dan dibandingkan dengan sebanyak mungkin unsur-unsur dan aspek suatu kebudayaan. Read the rest of this entry »

Lewat ke baris perkakas