Archive for Desember 21st, 2015

Globalisasi dan Perubahan Komunitas Lokal (Materi Sosiologi SMA Kelas XII)

Perubahan+Sosial+budayaKata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa latin modernus yang dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya periode waktu masa kini. Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat modern. Menurut Koentjaraningrat mendefinisikan modernisasi sebagai usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan keadaan dunia sekarang. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan (social planning).

Ciri Manusia Modern

Menurut Alex Inkeles, terdapat 9 ciri manusia modern, yaitu:

  1. Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan.
  2. Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungannya sendiri atau kejadian yang terjadi jauh di luar lingkungannya, serta dapat bersikap demokratis.
  3. Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu.
  4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
  5. Percaya diri.
  6. Perhitungan.
  7. Menghargai harkat hidup manusia lain.
  8. Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
  9. Menjungjung tinggi sikap dimana imbalan yang diterima seseorang harus sesuai dengan prestasinya dalam masyarakat.

Read the rest of this entry »

Ketimpangan Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial Di Tengah Globalisasi (Materi Sosiologi SMA Kelas XII)

kesenjangan sosKetimpangan Sosial

Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya. Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Dua faktor penghambat tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Faktor Internal

Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan oleh tingkat pendidikan/keterampilan ataupun kesehatan yang rendah, serta adanya hambatan budaya (budaya kemiskinan).

  1. Faktor Eksternal

Yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada pelaturan-pelaturan resmi (kebijakan), sehingga dapat memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Dengan kata lain ketimpangan sosial tersebut diakibatkan oleh hambatan-hambatan atau tekanan-tekanan struktural. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab munculnya kemiskinan struktural.

Ketimpangan Sosial di Masyarakat

  1. Penyebab Ketimpangan Sosial di Masyarakat; Terjadi karena adanya perbedaan sosial dan stratifikasi sosial yang sangat mencolok.
  2. Ancaman Ketimpangan Sosial di Masyarakat; Ketimpangan sosial ini akan berakumulasi dan bersinergi dengan berbagai persoalan masyarakat yang kompleks, yang pada akhirnya akan mengganggu proses pembangunan ekonomi.

Ketimpangan Sosial dalam Dunia Pendidikan

Randall Collins dalam The Credential Society: An Historical Sociology of Education and Stratification, mengemukakan bahwa justru pendidikan formal merupakan awal dari proses stratifikasi sosial itu sendiri. Di Indonesia hal ini didukung oleh adanya pola perjalanan sekolah anak yang berbeda dari kalangan keluarga mampu dan miskin. Read the rest of this entry »

Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Materi Sosiologi SMA Kelas XII)

Komunitas merupakan kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional maupun yang mempunyai teriotrial. Istilah community dapat juga diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”.

Dalam pengertian lain, komunitas (community) diartikan sebagai sekelompok orang yang hidup bersama pada lokasi yang sama sehingga mereka telah berkembang menjadi sebuah “kelompok hidup” (group lives) yang diikat oleh kesamaan kepentingan (common interest). Artinya, ada social relationship yang kuat di antara mereka, pada satu batasan geografis tertentu.

Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat atau komunitas adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Pemberdayaan komunitas dapat disebut sebagai suatu upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas atau kemampuan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dsiklus-masyarakat-pnpm-mpan kesejahteraannya.

Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Read the rest of this entry »

Konsep Dasar, Peran Fungsi, dan Keterampilan Antropologi dalam Mengkaji Kesamaan dan Keberagaman Budaya, Agama, Religi atau Kepercayaan, Tradisi, dan Bahasa (Materi Antropologi SMA Kelas X)

Konsep Dasar Antropologi

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu, maka antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia yaitu mempelajari ras-ras anthropologymanusia, ciri fisiknya, kebudayaannya, perilakunya dsb. Menurut Keesing dan Keesing antropologi merupakan studi mengenai manusia, baik dalam kedudukannya sebagai bagian dari dunia binatang maupun dalam kedudukannya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat.

Yang di pelajari dalam antropologi antara lain:

  1. Keanekaragaman fisik manusia
  2. Keanekaragaman masyarakat dan budaya manusia.
  3. Perkembangan atau perubahan masyarakat dan budaya.
  4. Masyarakat, kebudayaan, dan segala dinamika yang ada di dalamnya.

Cabang Antropologi :

  1. Antropologi fisik adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentangsejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya. Antropologi fisik terdiri dari:
  • Paleoantropologi yaitu ilmu bagian yang meneliti asal-usul atau terjadinya dan evolusi manusia dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu (fosil-fosil manusia) tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti dengan berbagai metode penggalian. Singkatnya paleoantropologi adalah ilmu antropologi yang mempelajari asal-usul masyarakat atau masyarakat terdahulu melalui peninggalannya.
  • Somatologi atau antropologi biologi yaitu ilmu antropologi yang mempelajari fisik manusia yaitu persamaan dan perbedaan ciri-ciri fisik manusia tiap individu contohnya adalah ras.
  1. Antropologi sosial-budaya
  • Etnolinguistik atau antropologi linguistik adalah suatu ilmu bagian antropologi yang mepelajari bahasa-bahasa yang digunakan oleh suku-suku bangsa. Contoh: mepelajari bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa, Sunda, Batak, dll.
  • Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dari penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal huruf (mempelajari kebudayaan prasejarah).
  • Etnologi ilmu bagian antropologi yang mencoba mencapai pengertian mengenai asas-asas manusia dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa sekarang ini.

Read the rest of this entry »

Budaya, Perwujudan, Unsur, Isi Atau Substansi Budaya, Dan Nilai Budaya (Materi Antropologi SMA Kelas X)

A. Pengertian Budaya

Berikut ini terdapat beberapa pengertian budaya yang dikemukakan oleh para ahli:

  1. B. Tylor

Budaya merupakan suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2. Linton

Kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigursi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

3. Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.

4. Selo Soemardjan dan Selo Soemardi

Kebudayaan adalah semua hasil karya, ras dan cipta masyarakat.

B. Perwujudan Budaya

Terdapat 3 wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut adalah:

  1. Gagasan (ide)

Kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam alam pikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2. Aktifitas (tindakan)

Kebudayaan sebagai suatu tindakan yang berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan , sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat dinikmati dan di dokumentasikan. Read the rest of this entry »

Internalisasi Nilai-nilai Budaya dalam Pembentukkan Kepribadian dan Karakter (Materi Antropologi SMA Kelas X)

Proses internalisasi merupakan proses penghayatan yang berlangsung sepanjang hidup individu mulai saat dilahirkan hingga akhir hayatnya. Dalam sepanjang hidupnya, seseorang terus belajar mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadian. Melalui hubungan sosial yang terjalin antara individu dan kelompok, proses internalisasi terjadi pada diri seseorang.

Proses internalisasi pada dasarnya tidak hanya monoton didapat dari keluarga, melainkan dapat didapat dari lingkungan kita. Lingkungan yang dimaksud tersebut adalah lingkungan sosial. Secara tidak sadar kita telah dipengaruhi oleh berbagai tokoh masyarakat, seperti Pejabat, Guru, Kyai, dll. Dari situlah kita dapat memetik beberapa hal yang kita dapatkan dari mereka yang kemudian kita menjadikannya sebagai sebuah kepribadian dan kebudayaan kita. Kepribadian sendiri artinya adalah suatu gaya perilaku yang menetap dan secara khas dapat dikenali pada setiap individu. Sedangkan Karakter adalah budi pekerti yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).

Internalisasi merupakan suatu proses penenaman nilai tentang budaya. Dalam penanaman dan penumbuhkembangan nilai tersebut dilakukan melalui berbagai didaktik-metodik pendidikan dan pengajaran, seperti pendidikan, pengarahan indoktrinasi, brain-washing, dan lain sebagainya.Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif dianggap sebagai alat untuk mencegah, memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat. Read the rest of this entry »

Perilaku Menyimpang dan Sub Kebudayaan Menyimpang (Materi Antropologi SMA Kelas X)

per mnyimpPengertian Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas.

Ada beberapa definisi perilaku menyimpang menurut sosiolog, antara lain sebagai berikut:

  1. James Vender Zender

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.

2. Bruce J Cohen

Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

3. Robert M.Z. Lawang

Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.

Ciri-ciri Perilaku Menyimpang

Menurut Paul B. Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
  2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
  3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya ditentukan oleh frekuensi dan kadar penyimpangan.
  4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.
  5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.
  6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

Read the rest of this entry »

Budaya Lokal, Budaya Asing, dan Hubungan antar Budaya (Materi Antropologi SMA Kelas X)

Konsep Budaya Lokal

Budaya lokal biasanya didefinisikan sebagai budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Menurut J.W. Ajawaila, budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. budaya-indonesiaAkan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikankonsep budaya lokal. Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada suatu tradisi yangberkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis telah dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal. Namun, dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya batas-batas fisik suatu kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi dan penyebaran media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya lokal suatu kelompok masyarakat yang masih sedemikian asli.

Kemajemukan budaya lokal di Indonesia tercermin dari keragaman budaya dan adat istiadat dalam masyarakat. Suku bangsa di Indonesia, seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan alam lingkungannya. Keadaan geografis yang terisolir menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang berbeda-beda. Misalnya, perbedaan bahasa dan adat istiadat antara suku bangsa Gayo-Alas di daerah pegunungan Gayo-Alas dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir pantai Aceh.

Ciri Budaya Lokal

Ciri-ciri budaya lokal dapat dikenali dalam bentuk kelembagaan sosial yang dimiliki oleh suatu suku bangsa. Kelembagaan sosial merupakan ikatan sosial bersama di antara anggota masyarakat yang mengoordinasikan tindakan sosial bersama antara anggota masyarakat. Lembaga sosial memiliki orientasi perilaku sosial ke dalam yang sangat kuat. Hal itu ditunjukkan dengan orientasi untuk memenuhi kebutuhan anggota lembaga sosial tersebut. Bentuk kelembagaan sosial itu dapat dijumpai dalam sistem gotong royong di Jawa dan di dalam sistem banjar atau ikatan adat di Bali. Gotong royong merupakan ikatan hubungan tolong-menolong di antara masyarakat desa. Di daerah pedesaan pola hubungan gotong royong dapat terwujud dalam banyak aspek kehidupan. Kerja bakti, bersih desa, dan panen bersama merupakan beberapa contoh dari aktivitas gotong royong yang sampai sekarang masih dapat ditemukan di daerah pedesaan. Di dalam masyarakat Jawa, kebiasaan gotong royong terbagi dalam berbagai macam bentuk. Bentuk itu di antaranya berkaitan dengan upacara siklus hidupmanusia, seperti perkawinan, kematian, dan panen yang dikemas dalam bentuk selamatan. Read the rest of this entry »

Keterkaitan antara Keberagaman Budaya, Bahasa, Dialek, Tradisi dengan Kehidupan Masyarakat dalam Suatu Daerah Ragam Bahasa yang Terdapat di Masyarakat (Materi Antropologi SMA Kelas XI)

Di dalam masyarakat terdapat berbagai macam ragam bahasa yang digunakan oleh berbagai kelompok masyarakat dan suku bangsa. Menurut Harimurti Kridalaksana, munculnya berbagai ragam bahasa atau dialek tersebut disebabkan karena adanya faktor perbedaan waktu, tempat, sosial, budaya, situasi, serta sarana pengungkapan. Adapun berbagai macam ragam bahasa atau dialek yang berkembang di masyarakat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis, antara lain sebagai berikut.

  1. Ragam bahasa yang digunakan oleh seseorang yang berbeda ragam bahasanya dengan orang lain yang disebut idiolek. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan oleh orang dari suku Sunda akan berbeda dengan bahasa serta dialek yang digunakan seseorang dari suku Ambon.
  2. Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat di suatu wilayah tertentu yang membedakannya dari bahasa yang dipakai oleh sekelompok anggota masyarakat di wilayah lainnya yang disebut dialek. Misalnya, bahasa Indonesia dialek Minang yang diucapkan oleh orang di daerah Padang akan berbeda dengan bahasa Indonesia dialek Jawa yang diucapkan oleh orang di daerah Solo.
  3. Ragam bahasa yang digunakan oleh seke lompok masyarakat di suatu lingkungan tertentu yang berbeda dari suatu bahasa atau dialek yang digunakan oleh sekelompok masyarakat di suatu lingkungan sosial lainnya. Misalnya, ragam bahasa atau dialek yang digunakan oleh orang-orang di lingkungan pasar akan berbeda dengan ragam bahasa atau dialek yang digunakan oleh orang-orang di kantor atau sekolah.
  4. Ragam bahasa yang dipergunakan oleh sekelompok masyarakat di suatu lingkungan kelas sosial tertentu akan berbeda dengan ragam bahasa atau dialek yang digunakan oleh sekelompok masyarakat di lingkungan kelas sosial lainnya. Misalnya, bahasa atau dialek yang dipergunakan oleh orang-orang dari lingkungan kelas sosial yang tinggi akan berbeda dari bahasa atau dialek yang digunakan oleh orang-orang dari kelompok kelas sosial menengah atau kelas sosial rendah.

Read the rest of this entry »

Pemetaan Budaya, Masyarakat Pengguna Bahasa Dialek, dan Tradisi Lisan di Suatu Daerah dan Nusantara (Materi Antropologi SMA Kelas XI)

Berbagai bahasa di Indonesia tidak terlepas dari asl-usul perkembangan bahasa di dunia. Menurut Wilhelm Schmidt, di Asia terdapat tiga golongan besar rumpun bahasa, yakni rumpun bahasa Togon, Jerman, dan Austria. Rumpun bahasa Austria terbagi menjadi dua kelompok rumpun bahasa, yaitu Austro-Asia dan Austronesia. Selanjutnya, rumpun bahasa Autronesia berkembang menjadi bahasa-bahasa yang saat ini dipakai oleh orang-orang yang mendiami Kepulauan Nusantara. Dalam perkembangannya rumpun bahasa Austria berkembang menjadi dua cabang, antara lain sebagai berikut.

  1. Rumpun bahasa Austro-Asia, yang terdiri atas:
  • bahasa-bahasa Khasi;
  • bahasa Nikobar;
  • bahasa Mon Khmer;
  • bahasa Munda dan Santali;
  • bahasa Tsyam;
  • bahasa Palaung-Wa;
  • bahasa Annam-Muong;
  • bahasa Semang-Sakai.

2. Rumpun bahasa Austronesia, yang terdiri atas dua golongan, antara lain:

  • bahasa-bahasa Nusantara yang terdiri atas bahasa-bahasa Malagasi, Formosa, bahasa-bahasa Filipina, bahasa Melayu, Jawa, Bali, Batak, Dayak, Sikka, dan Solor.
  • bahasa-bahasa Oseania yang terdiri atas bahasa-bahasa Maori, Hawai, Tahiti, Kaledonia Baru, Hibrid, Fiji, dan Solomon.

Read the rest of this entry »

Lewat ke baris perkakas