Cahaya
Karya: Yosi Pratama
Kemanakah ku pergi mencari api
Disaat hati tertutupi
Dimanakah jalan tuk mencari bulan
Disaat hati tak karuan
Angin bertiup lembut seolah menyapa hatiku yang hampa
Awan menangis seolah tau hatiku koyak teriris
Menangis tak ada gunanya hanya menambah nestapa
Ah.. sudahlah mungkin cahaya tak kan pernah ada
Ingin kuhancurkan semua batu yang merebut cahayaku
Ingin kubakar semua besi-besi yang menertawakanku
Tapi apadaya besi-besi tua ini menghancurkan mimpiku
Hanya menunggu waktu hingga ku melihat cahayaku lagi
Aku terdiam dalam buih penyesalan
Tenggelam di gelapnya penjara
Membeku oleh dinginnya merindu
Inilah kisah hidupku yang pilu
Tak ingin buahku tumbang bersama pohon
Image source: https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAYQjB1qFQoTCI6nhobGm8kCFQaRjgodfnYDqQ&url=http%3A%2F%2Fwww.bimbingan.org%2Fciri-khas-karya-seni-surealisme.htm&psig=AFQjCNHeRZnPImV9erkk5u-mMIXhA8jXvw&ust=1447990159174540