Materi Sosiologi SMA kelas XI: Konflik, Kekerasan, dan Pemecahan Masalah Sosial

images (1)

Pengertian Konflik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.

Pengertian Konflik menurut Ahli :

  • Soerjono Soekanto

Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.

  • Gillin and Gillin

konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.

Faktor-faktor Penyebab Konflik

Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :

  • perbedaan antarindividu, perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.
  • perbedaan kebudayaan, dimana kebudayaan ikut andil dalam pembentukan kepribadian seseorang yang menyebabkan setiap kelompok masyarakat memiliki nilai dan norma yang berbeda.
  • perbedaan kepentingan, dimana setiap anggota masyarakat memiliki kepentingan yang berbeda yang menyebabkan konflik diantara masyarakat.
  • perubahan sosial, perubahan yang dapat mengganggu keseimbangan dalam sistem nilai dan norma dapat menimbulkan konflik dalam kelmpok masyarakat.

Sementara kekerasan berarti perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. konflik sering kali berubah menjadi kekerasan terutama apabila uoaya-upaya yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelesaian konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan. demikian pula bila upaya memperoleh keadilan di pengadilan ternyata gagal.

Bentuk-Bentuk Konflik
Berdasarkan Sifatnya

  • Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci, dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Konflik ini dapat mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda. Contoh : konflik Ambon, Poso, Kupang, dan Sambas.
  • Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan konsensus dari perbedaan pendapat tersebut. Contoh : perbedaan pendapat dalam organisasi

Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik

  • Konflik vertikal, merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki. Contoh : konflik antara atasan dan bawahan dalam satu kantor.
  • Konflik horizontal, merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif sama. Contoh : konflik antarorganisasi massa.
  • Konflik diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contoh: Konflik Aceh.

Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik

  • konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. Contoh : konflik Palestina-Israel.
  • konflik tertutup, merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik.

 Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di Masyarakat

  • konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik.
  • konflik politik, merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan.
  • konflik ekonomi, merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
  • konflik budaya, merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.
  • konflik ideologi, merupakan konflik akibat adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang.

Berdasarkan Cara Pengelolaannya

  • konflik interindividu, merupakan konflik yang paling erat kaitannya dengan emosi individu. konflik dapat muncul dari dua penyebab, yaitu karena kelebihan beban atau karena ketidaksesuaian seseorang dalam melaksakan peranan.
  • konflik antarindividu, merupakan konflik yang terjadi antarseseorang dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang substantif, menyangkut perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan, atau bersifat emosional.
  • konflik antarkelompok, merupakan konfik yang banyak dijumpai dalam kehidupan manusia sekarang ini karena manusia hidup dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk sosial.

Dampak Negatif dari Terjadinya Konflik

  • Dampak Langsung 
  1. Menimbulkan keretakan hubungan antara individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lainnya.
  2. Adanya perubahan kepribadian seseorang, seperti selalu memunculkan rasa curiga, rasa benci, dan akhirnya dapat berubah menjadi tindakan kekerasan.
  3. Hancurnya harta benda dan korban jiwa, jika konflik tersebut berubah menjadi tindakan kekerasan.
  4. Kemiskinan bertambah akibat tidak kondusifnya keamanan.
  5. Lumpuhnya roda perekonomian jika suatu konflik berlanjut menjadi tindak kekerasan.
  6. Pendidikan formal dan informal terhambat karena rusaknya sarana dan prasarana pendidikan.
  • Dampak tidak langsung yaitu dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat langsung dalam sebuah konflik, ataupun dampak jangka panjang dari suatu konflik yang tidak secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang berkonflik. Contoh: agresi Israel yang dilakukan kepada para pejuang Hizbullah di Lebanon akan membawa dampak pada kenaikan harga minyak dunia yang akan merembet pada kenaikan harga-harga barang di pasaran.

Upaya Penyelesaian atau Pengendalian Konflik dan Kekerasan

Akomodasi

Proses penyelesaian konflik ke arah tercapainya kesepakatan sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi juga berarti sebagai usaha manusia untuk meredakan dan menghindari konflik dalam rangka mencapai kestabilan.

Coercion
Merupakan suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan yang berifat sepihak.

Negosiasi atau Kompromi

Upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh masing-masing pihak dengan cara memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.

Arbritasi

Bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan cara meminta bantuan ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai. keputusan yang dibuat harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.

Mediasi

Penyelesaian konflik sosial yang dilakukan dengan cara mendatangkan pihak ketiga yang sifatnya netral dan tidak memihak. namun, keputusan pihak ketiga tidak mengikat pihak manapun.

Adjudication

Penyelesaian konflik melalui pengadilan.

Toleransi

Suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Dalam masyarakat Jawa dikenal dengan istilah ‘tepa slira’ atau tenggang rasa agar hubungan sesamanya bisa saling menyadari kekurangan diri sendiri masing-masing.

Statlemate

Suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai mempunyai kekuatan yang seimbang. Mereka kemudia berhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan atau menghentikan konflik.


Konsiliasi

Suatu bentuk penyelesaian konflik sosial yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang dapat memberikan keputusan dengan adil. Contoh: pengendalian konflik melalui lembaga perwakilan rakyat.

Rekonsiliasi

Upaya kompromistis yang ditempuh untuk mengakomodasi dua kepentingan yang berbeda. Bertujuan untuk memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula.

Transformasi Politik

Sebuah proses penyelesaian konflik yang membutuhkan kontribusi timbal balik dari pihak yang ditransformasikan dan dari pihak yang hendak dituju oleh proses tersebut.

Cara-cara lain untuk memecahkan konflik antara lain sebagai berikut:

  • Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dsb.
  • Subjugation atau Domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya.
  • Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil kepututsan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
  • Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sepakat untuk melakukan kerjasama dengan kelompok mayoritas.
  • Integrasi, yaitu mendiskusikan, menleaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.
  • Kolaborasi, merupakan upaya penyelesaian konflik melalui pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
  • Competition, apabila terdapat indikasi salah satu pihak berusaha mencapai tujuan tanpa menghiraukan pihak lain, maka metode kompetisi dapat diterapkan.

 

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, Yan, dkk. Sosiologi SMA Kelas XI. JAkarta: Yudistira

Maryati, Kun, dkk. Sosiologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: