welcome to my blog channel 🙂
kali ini saya akan bercerita mengenai suku bangsa Mandar di mana saya memperoleh informasi mengenai suku bangsa Mandar dari seorang Antropolog yang menjadi pembicara pada kegiatan Stadium General yang diadakan oleh jurusan pendidikan sosiologi dan antropologi ketika saya duduk di bangku pada semester 3.
Mandar adalah suatu kesatuan etnis yang berada di Sulawesi Barat. Dulu sebelum terjadi pemekaran wilayah, mandar bersama dengan etnis Bugis, Makassar, Toraja mewarnai kbergaman di Sulawesi Selatan. Meskipun secara politis Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat di beri sekat tetapi secara historis dan kultural Mandar tetap terikat dengan “sepupu-sepupu” serumpunya di Sulawes Selatan.
Orang Mandar terkenal sebagai suku bangsa orang pelaut yang telah mengembangkan budaya maritim setelah beberapa abad lamanya. Orang Mandar dalam menangkap ikan menggunakan perahu untuk berlayar. Perahu layar mereka telah mengarungi perairan Nusantara. Walaupun dengan perahu yang kecil tetapi dengan kelihaian orang-orang Mandar dalam berlayar dan menangkap ikan maka suku bangsa Mandar di kenal sebagai suku bangsa pelaut.
Dalam hal pernikahan dalam suku bangsa Mandar ada yang namanya uang Panai seperti di Jawa yaitu uang Mahar. Uang Panai sendiri memiliki nominal yang tidak sedikit minimal yaitu 50 juta dan harus memberi hewan lembu atau sapi dengan harga 1,5 M. Uang panai sendiri nominalnya sesuai dengan title si pengantin wanita. Misal saja si wanita berpendidikan S1 uang pinai sebesar Rp 50.000.000, dan jika si wanita berpendidikan S2 maka uang panai sebesar Rp 75.000.000 dan seterusnya. Jadi uang panai yang harus di berikan kepada calon pengantin wanita nominalnya sesuai dengan tingkat pendidikan si calon pengantin wanita. Jadi semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula jumlah uang panai yang harus di berikan oleh si calon pengantin pria.
Sistem religi pada suku bangsa Mandar. Dahulu pada awal kemulaan adanya suku bangsa Mandar disana orang-orang suku bangsa Mandar semua menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Animisme yaitu kepercayaan terhadap roh halus atau roh nenek moyang yang dianggap sebagai leluhurnya. Dan Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang di percaya mempunyai kekuatan yang lebih. Tetapi setelah perkembangan zaman dan masuknya pengaruh luar terutama agama Islam suku bangsa Mandar mengenal Islam dan mulai berhijrah masuk ke agama Islam. Setelah adanya kepercayaan Animisme dan Dinamisne di suku bangsa Mandar tidak mengenal agama seperti Hindu Budha dan lain-lain tetapi mereka langsung mengenal Islam dan sampai sekarang mayoritas di suku bangsa Mandar adalah beragama Islam. Mereka telah mempercayai adanya bahwa Tuhan itu satu yaitu Allah SWT. walaupun pada umunya suku bangsa Mandar penganut agama Islam yang setia tapi dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak lepas dengan kepercayaa-kepercayaan seperti halnya pamali dan larangan-larangan dan juga perbuatan magis seperti pemakaian jimat atau benda keramat dan sesaji.
Orang-orang suku bangsa Mandar juga meyakini bahwa asal usul manusia yaitu muncul didala batang bambu yang dibelah dua.
Pada suku bangsa mandar memiliki kepercayaan jika ingin menebang pohon dilakukan ketika bulan purnama tiba karena diyakini pada saat bulan purnama semua air yang ada di dalam pohon berada atau berkumpul di akar. Dan setelah di teliti oleh para ilmuwan tertanya fakta membuktikan bahwa pada bulan purnama kandungan air yang ada di dalam pohon berkumpul di akar.
Untuk mencari ikan pun mereka meyakini bahwa sebelum berlayar mencari ikan pada malam harinya si nelayan melakukan hubungan intim dahulu pada malam hari. Dari hubungan intim tersebut dapat diketahui hasil tangkapan ikan yang akan di dapat pada saat berlayar mencari ikan.
terimakasih sudah mampir 🙂
bacaan ini sangat menarik, karena tidka semua orang mengetahui suku mandar dan dengan tulisan ini saya dapat mengetahui budaya suku mandar
Terimakasih 🙂
Tulisanmu semakin meyakinkan bahwa indonesia punya banyak banget keanekaragaman :thumbup
Terimakasih 🙂
postingan yang sangat menarik
Terimakasih 🙂
sangat menarik untuk tulisannya put, menceritakan kembali suku mandar sulawesi. namun ada yang sedikit kurang yaitu adat istiadatnya, kemudian untuk kehidupannya juga seperti apa itu kurang rinci , tapi memang cukup bermanfaat untuk semua orang yang ingin tau tentang suku-suku yang ada di Indonesia khususnya suku mandar ini. 🙂 semangat menulis lagi ya putri 🙂
Terimakasih akan saya perbaiki lagi mbak 🙂