Antropologi Ekologi: Pengalihfungsian Lahan Pertanian di Kabupaten Pemalang

       Kabupaten Pemalang merupakan kabupaten yang masih memiliki banyak daerah pertanian yang subur. Dimana masyarakat kabupaten Pemalang masih sangat mengandalkan pertanian sebagai tempat mereka untuk bekerja. Sumber penghidupan mereka ada pada pertanian, sehingga masyarakat petani berusaha menjaga serta merawat padi yang ditanamnya semaksimal mungkin, agar mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Masyarakat petani amat mahir dalam mengatur sistem irigasi di sawah yang mereka garap. Ketika di berbagai daerah mengalami kekeringan, dan khawatir akan mendapat hasil panen yang buruk, maka mayoritas masyarakat petani di Pemalang mampu mengatasi ancaman kekeringan, bahkan banyak daerah pertanian di Pemalang yang sudah menuai hasil panen yang bagus. Kesuburan dan luasnya daerah pertanian, menjadikan Pemalang sebagai daerah yang memiliki lumbung padi terbesar di Jawa Tengah. Oleh sebab itu, pendapatan APBD dan masyarakat Pemalang khususnya di sektor agraris semakin meningkat.

Kini pertumbuhan penduduk semakin pesat, dan kebutuhan pokok masyarakat seperti sandang, pangan, papan harus terpenuhi. Setiap masyarakat membutuhkan rumah untuk berlindung dan berkumpul dengan keluarga. Untuk membuat sebuah rumah haruslah mengorbankan sebuah lahan. Karena kebutuhan akan rumah tidak hanya dirasakan oleh satu orang saja tetapi banyak orang, maka lahan yang dibutuhkan untuk membangun beberapa rumah pun semakin besar dan luas. Hal ini menjadi peluang bagi pemilik bisnis properti untuk mengembangkan usahanya di daerah Pemalang. Sudah banyak perumahan-perumahan yang dibangun, tetapi dengan adanya pembangunan perumahan, banyak lahan pertanian yang terkorbankan. Selain itu masyarakat yang bekerja sebagai petani, akan kehilangan kesempatan kerja dan juga sumber penghidupan. Kemudian akan muncul dampak lainnya seperti krisis pangan yang disebabkan kurangnya lahan untuk pertanian, bila usaha property semakin meluas. Apalagi mayoritas petani bukanlah pemilik tanah pertanian tersebut. Mereka hanya dipekerjakan untuk menggarap sawah oleh pemilik tanah, sehingga mereka tidak memiliki wewenang apabila tanah pertanian tersebut dijual dan otomatis mereka tidak dapat mengakses sumber daya dan juga tidak dapat memiliki pekerjaan tetap lagi.

Ketika permasalahan akan kebutuhan papan sudah dapat diselesaikan, tetapi dengan adanya solusi pembangunan perumahan, akan memunculkan berbagai masalah baru. Di satu sisi ada pihak yang diuntungkan dengan adanya perumahan, selain para pengusaha properti yakni masyarakat yang membutuhkan rumah. Masyarakat modern tentunya lebih memilih membeli kavling perumahan. Hal ini disebabkan kavlingan perumahan yang mereka beli langsung dapat dihuni, daripada mereka harus membeli tanah terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan membangun rumah. Kemudian di sisi lain ada komunitas yang dirugikan dengan adanya pembangunan kawasan perumahan yaitu masyarakat petani. Jika masyarakat petani tidak memiliki lahan untuk diolah, maka mereka tidak bisa menjadi petani dan sumber pendapatan mereka terus berkurang. Apalagi keterampilan seorang petani terbatas, seringkali masyarakat petani tidak memiliki keterampilan lain kecuali bertani. Hal ini akan menyulitkan mereka dalam mencari pekerjaan baru. Belum lagi munculnya permasalahan keseimbangan ekosistem bila lahan pertanian semakin berkurang.

Pembangunan di berbagai daerah selalu menimbulkan hal pro dan kontra. Termasuk pembangunan kawasan perumahan yang ada di Kabupaten Pemalang. Dari uraian diatas, muncul beberapa permasalahan yang timbul akibat dari pembangunan kawasan perumahan. Yang pertama, bagaimana masyarakat petani memenuhi kebutuhan hidupnya apabila mereka sudah tidak memiliki lahan untuk diolah? Kemudian bagaimana efek dari pembangunan kawasan perumahan terhadap ekosistem?

PEMBAHASAN

            Daerah pertanian di Kabupaten Pemalang masih sangat subur, dan hasilnya memuaskan bila ditanami. Hal ini terlihat dari setiap hasil panen masyarakat tani yang jarang sekali mengalami kegagalan. Karena Pemalang merupakan kota kecil yang masih banyak memiliki daerah pedesaan, juga lahan pertanian, maka mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian.

            Dengan adanya pembangunan perumahan, lahan pertanian terancam berkurang dan petani merasa resah karena kekurangan lahan untuk diolah juga nantinya dapat berpengaruh pada pendapatan. Budaya bertani sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan dianggap sebagai warisan dari nenek moyang. Sehingga budaya bertani sulit dihilangkan pada masyarakat pedesaan, apalagi kebudayaan ini sudah turun temurun dilestarikan.

            Penjualan tanah pertanian untuk dijadikan sebagai kawasan perumahan hanya pihak-pihak tertentu saja yang diuntungkan. Yang pertama dari pengusaha properti, pemilik lahan, dan juga pemerintah. Pengusaha property tentu saja mendapat keuntungan dari penjualan kavling, apalagi letak kavling perumahan yang dimilikinya terletak ditempat yang strategis. Kebanyakan perumahan yang paling banyak diminati letaknya tidak jauh dari perkotaan namun juga tidak terlalu dekat, sehingga suasana perumahan masih terasa asri dan jauh dari kebisingan. Pemilik lahan diuntungkan melalui hasil yang diterima pada saat penjualan lahan pertanian miliknya. Sedangkan pemerintah diuntungkan melalui proses-proses yang dilakukan oleh pihak pengusaha dan pemilik lahan, seperti biaya pembebasan tanah, pajak PBB, dan pembuatan sertifikat. Namun, masyarakat tani yang tidak memiliki lahan, tidak bisa berkutik pada keputusan pemilik lahan untuk menjual tanahnya. Padahal masyarakat tani hanya bergantung dengan adanya lahan pertanian.

            Pemalang yang merupakan kota kecil, sudah banyak sekali pembangunan perumahan yang dilakukan. Terutama di kecamatan Pemalang dan Taman banyak terpampang papan yang bertuliskan tipe-tipe rumah serta harga yang dipatok untuk setiap kavlingnya. Namun belum tentu setiap perumahan banyak memiliki peminat, misalnya di kelurahan widuri dari beberapa tahun yang lalu hingga sekarang hanya terlihat lahannya saja belum ada rumah yang dibangun. Menurut pendapat masyarakat, kavlingan tersebut tidak terlalu banyak peminat karena pengusaha mematok harga yang terlalu tinggi.

            Permasalahan yang berkembang bila bisnis ini semakin meluas, yaitu bagaimana para petani memperoleh sumber penghidupan. Dengan adanya pembangunan kawasan perumahan, petani bingung harus berprofesi sebagai apa. Karena keterampilan masyarakat petani masih terbatas, dan mayoritas mereka tidak mempunyai keterampilan lain. Hal ini dapat menyebabkan banyaknya pengangguran karena keterbatasan keterampilan pada masyarakat tani. Untuk mengatasi bertambahnya pengangguran, pemerintah perlu mengadakan sosialisasi mengenai kewirausahaan. Contohnya bagaimana cara pengolahan sampah baik organik maupun anorganik, hal ini tentunya akan menguntungkan masyarakat sekitar karena dengan begitu sampah tidak hanya dibuang saja tetapi memiliki manfaat yang dapat membawa pendapatan bagi masyarakat tani.

            Masyarakat tani juga dapat membuat usaha perdagangan, contohnya dengan berdagang kebutuhan pokok dengan membangun sebuah warung sembako di dekat kompleks perumahan, atau bagi petani perempuan bisa menawarkan jasa sebagai asisten rumah tangga. Pekerjaan-pekerjaan tersebut memang jauh dari budaya mereka sebagai petani, namun manusia harus mampu bertahan hidup seiring dengan munculnya berbagai perubahan.

            Berkurangnya lahan pertanian, maka akan berkurang pula produksi beras yang ada di Pemalang. Efeknya bukan hanya untuk masyarakat tani, tetapi untuk masyarakat Pemalang. Seiring dengan membludaknya pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan akan pangan pun semakin besar. Kebutuhan akan papan sudah dapat diatasi dengan adanya pembangunan kawasan perumahan di berbagai daerah, namun pembangunan tersebut memakan lahan pertanian yang masih produktif.

            Dampak lain yang muncul ketika lahan pertanian mulai berkurang, yaitu keseimbangan ekosistem akan terganggu. Sawah berfungsi sebagai pengendali erosi, pencagaran sumberdaya gen, dan teknologi mengenai persawahan sudah banyak diketahui oleh petani Indonesia, karena bertani sudah ada dan diwariskan secara turun temurun. Sawah juga memiliki fungsi produksi dan sosial-budaya dan sawah juga bisa menjadi penanggulangan lahan kritis. (Soemarwoto:2004)

            Persawahan memiliki banyak fungsi selain untuk pencegahan erosi, dengan adanya sawah udara menjadi sejuk, lancarnya peresapan air saat musim penghujan sehingga tidak menimbulkan banjir juga dapat menjaga keseimbangan rantai makanan. Pembangunan kawasan perumahan menyebabkan berkurangnya pengendali erosi juga air hujan sulit untuk meresap ke dalam tanah, sehingga bila hujan tiba seringkali terjadi banjir atau munculnya genangan air yang akan menyebabkan penyakit seperti demam berdarah, karena genangan air tersebut bisa dijadikan sebagai sarang nyamuk.

            Ekosistem sawah diartikan sebagai interaksi makhluk hidup. Di sawah terdapat berbagai macam makhluk hidup yang saling diuntungkan maupun dirugikan, hal ini berkaitan dengan rantai makanan. Padi menjadi sumber produksi bagi manusia, tetapi banyak hama yang dapat mengancam pertumbuhan padi, seperti tikus dan belalang. Hama tersebut bisa dibasmi menggunakan bahan-bahan kimia, namun hal ini tentu saja berpengaruh pada kualitas padi. Sawah dapat dijadikan sebagai sarang ular, dengan adanya ular hama tikus dapat dibasmi secara alami, dan bila sawah terkena hama wereng bisa dibasmi dengan adanya burung-burung yang beterbangan di area persawahan. Namun terkadang burung-burung merusak padi, sehingga para petani mempunyai cara tersendiri untuk mengusir burung-burung yaitu dengan cara membuat orang-orangan sawah yang mana sebenarnya belum tentu di pahami oleh burung-burung yang mencoba mendekat, atau dengan membuat tali yang dirangkai dengan kaleng dan apabila tali tersebut tertiup angin, kaleng tersebut akan bergoyang dan mengeluarkan bunyi yang dapat mengusir burung-burung. Hal tersebut merupakan salah satu budaya masyarakat tani dalam menjaga serta merawat tanaman padi. Kemudian apabila area persawahan sudah mulai berkurang, ular sudah tidak mempunyai habitat lagi sehingga dimungkinkan ular-ular dapat berkeliaran di kawasan perumahan.

PENUTUP

            Kawasan perumahan berfungsi sebagai cara untuk menyejahterakan masyarakat, yang mana dengan adanya pertumbuhan penduduk banyak masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal layak dengan harga yang terjangkau. Namun dengan adanya banyak pembangunan kawasan perumahan, maka banyak lahan pertanian yang hilang dan digantikan sebagai kawasan perumahan. Sehingga ini menyebabkan masyarakat tani kehilangan pekerjaannya dan harus beralih dengan pekerjaan yang baru dan tentu saja budaya masyarakat tani juga ikut berubah. Hal ini tentunya membuat petani berusaha untuk beradaptasi kembali akibat adanya perubahan alam. Dampak lain yang muncul akibat berkurangnya kawasan pertanian, yaitu kemungkinan erosi lebih besar dibandingkan dengan masih adanya daerah persawahan. Karena sawah memiliki fungsi sebagai pengendalian erosi dan juga mampu untuk membantu peresapan air di musim penghujan. Dengan adanya sawah, fungsi produksi dapat terpenuhi, sehingga masyarakat tidak akan mengalami kekurangan pangan. Namun apabila lahan pertanian berkurang, kebutuhan akan pangan juga berkurang, maka mau tidak mau pemerintah daerah harus memasok beras untuk masyarakat dengan cara mengimpor beras dari daerah lain. Fungsi lain dari adanya persawahan yaitu fungsi sosial-budaya, yang mana para petani dalam komunitasnya sudah terbiasa dengan kegiatan gotong royong dalam upaya pembasmian hama, atau bagaimana cara pengolahan lahan yang baik untuk mendapatkan hasil panen yang berkuailitas di kemudian hari.

            Upaya yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya krisis pangan yaitu dengan adanya peninjauan kembali oleh pemerintah mengenai lahan yang masih subur, hendaknya jangan dijadikan sebagai kawasan perumahan. Karena bila semua lahan subur dijadikan sebagai kawasan perumahan, maka akan terjadi krisis pangan di daerah Pemalang. Lahan yang baik untuk dijadikan sebagai kawasan perumahan adalah lahan yang sudah mati dan memiliki tingkat kesuburan yang kemungkinan kecil untuk ditanami kembali. Pemerintah juga berupaya mengadakan sosialisasi mengenai kewirausahaan agar petani mempunyai keterampilan lebih, sehingga keterampilan petani tidak terbatas. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai antisipasi apabila terjadi gagal panen, maka petani bisa memiliki pekerjaan sambilan untuk mencari pendapatan.

DAFTAR PUSTAKA

Soemarwoto, otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan

Hidayat, Syarif Imam. 2008. Analisis Konversi Lahan Sawah di Provinsi Jawa Timur. J-SEP Vol.2 No. 3

Hadi, Mochamad dan Aminah. 2012. Keragaman Serangga dan Perannya di Ekosistem Sawah. Jurnal Sains dan Matematika Vol.20 (3): 54-57

 Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mid semester mata kuliah Antropologi Ekologi

Tulisan ini dipublikasikan di Antropologi. Tandai permalink.

26 Balasan pada Antropologi Ekologi: Pengalihfungsian Lahan Pertanian di Kabupaten Pemalang

  1. mrbayu berkata:

    Judulnya jangan paper antropologi. Tulis judul artikelnya di menu judul. artikel yg lain juga jgn dtulis tugas etnografi, dll. Langsung gunakan judul artikel yg mencerminkan isinya

  2. renny ayuningsih berkata:

    Backgroundnya kurang menarik Fin, polosan.

  3. Fin, tampilan blognya bagus, ditunggu tulisan selanjutnya ya 🙂

  4. Tri Yuliana berkata:

    fina, tampilan Header image dganti gmbr yg ad hubgannya dg sosiologi ya, sama backgroundnya juga
    smangadd

  5. ika yuni aryanti berkata:

    masih ada beberaapa kalimat yang kurang saya mengerti. tapi bagus tambah wawasan. SEMANGAT berkarya lagi pin 🙂

  6. Sofiyatin berkata:

    artikelnya cukup menarik, ditunggu postingannya 🙂

  7. headernya dah cucok, bacgroundnya aja yang harus di tambahi bumbu lagi fin biar enak dilihatnyaa

  8. bagus kak , terimakasih informasinya

  9. Menambah wawasan saya yang notabene bukan bagian dari masyarakat pemalang
    matursuwun

  10. Anis Istiqomah berkata:

    sangat menambah wawasan fin…

  11. Rima A Riani berkata:

    menarik artikelnya 🙂

  12. bagus mbapin, ayo majukan pemalang

  13. Siti Farikhah berkata:

    ayo pemalang jateng gayeng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: