Salam Ceria…
Generasi muda berprestasi…
Bagi orang yang tinggal di Semarang bagian Barat pastinya sudah tahu letak dari jalan Puspogiwang. Dimana, tempat ini sangat startegis apabila digunakan sebagai lahan dibidag perekonimian. Maksudnya, tempat ini sangat menguntungkan apabila digunakan sebagai tempat untuk membuka usahanya, misalnya makanan, souvenir, dan lain sebagainya. Kebanyakan masyarakatnya beragama Islam, hal tersebut juga didukung dengan mudahnya mencari masjid di daerah tersebut. Namun ada juga masyarakat yang beragama Kristen, karena pada saat penulis berkunjung didaerah tersebut, ditemui sebuah gereja Kristen yang luasnya tidak begitu besar. Masyarakat Jawa yang tinggal didaerah tersebut, dalam membiayai kebutuhan hidup mereka berprofesi secara heterogen, dan ada yang bekerja sebagai pendidik, pengacara, bidan, dokter, karyawan pabrik, pedagang, dan lain sebagainya.
Masyarakat di daerah Puspogiwang ini dalam berinteraksi dengan tetangga yang lainnya menggunakan bahasa Jawa, namun apabila mereka sedang menghadiri acara yang formal mereka akan menggunakan bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia, mengingat bahwa yang datang diacara tersebut bukan hanya dari kalangan masyarakat Jawa saja melainkan dari masyarakat di luar Jawa.
Apabila pada masyarakat Jawa zaman dahulu kebanyakan gaya rambut dari mereka hanya dikucir, digerai, dikepang, dan di sanggul. Tapi dengan adanya pengaruh dari luar saat ini banyak sekali gaya rambut seperti di smoothing, di rebonding, di toning, dan lain sebagainya. Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama islam saat ini kebanyakan dari mereka lebih suka menggunakan hijab sebagai penutup kepalanya tanpa memperlihatkan rambut. Apabila kita lihat lebih lanjut pada saat terdapat acara hajatan pernikahan maupun lainnya, banyak sekali orang Jawa yang datang dengan menggunakan hijab yang menurut mereka lebih gampang, cepat, dan simple. Dibandingkan pada saat dulu yang kebanyakan rambut dari kaum wanita disanggul yang membutuhkan waktu yang tidak terlalu cepat.
Dilihat dari segi fashion maupun pakaian, menurut beliau bahwa saat ini masyarakat didaerahnya pada saat sedang menghadiri acara tertentu seperti hajatan mereka sudah tidak lagi memakai pakaian kebaya yang merupakan tradisi pakaian Jawa sejak zaman dahulu. Dengan adanya pengaruh dari masyarakat Arab dalam bentuk pakaian, sehingga masyarakat jawa di daerah beliau sekarang ini pada saat sedang menghadiri acara hajatan, kebanyakan lebih menggunakan pakaian gamis dengan model yang beranekaragam.
Postingannya cukup informatif, namun tidak terdapat foto-foto mengenai kebudayaan masyarakat di daerah tersebut sehingga membuat kurang menarik postingannya. Salam generasi muda!
Terimaksih kak Hasna atas komentarnya.
hai mba yuli, postingannya positif sekali, dan tentu saja ini menambah wawasan bagi kita semua, namun sepertinya mba lupa untuk menambahkan foto, saya tunggu postingan-postingan selanjutnya mba
Makasih kak atas sarannya sangat bermanfaat untuk post tulisan selanjutnya. Salam generasi muda berprestasi